blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Rabu, 17 April 2024

Kapal OPV Pesanan Kemhan Tiba Tahun Ini

⚓ PPA (Pattugliatore Polivalente d'Altura)OPV Thaon di Revel class (Media X Kemhan RIl)

Dalam rangka memperkuat pertahanan dan keamanan maritim, Kemhan dan Fincantieri S.p.A telah resmi menandatangani kontrak pengadaan dua unit kapal fregat sejenis FREMM (Frigate European Multi-Mission), belum lama ini.

Berdasarkan kontrak yang telah disepakati, dua kapal perang yang tengah dibangun di galangan kapal di Trieste, Italia, pengiriman unit pertama dilakukan pada bulan Oktober 2024, sedangkan kapal kedua dijadwalkan pada April 2025. Kedua kapal perang jenis Pattugliatore Polivalente d'Altura (PPA) tersebut memiliki kemampuan multi-misi dan dilengkapi dengan teknologi terkini.

Selain itu, kapal perang PPA memiliki spesifikasi panjang 143 meter dan lebar kapal sekitar 16.5 meter, Displacement 6.250 Ton (Full Load) Kecepatan max ≥ 30 Knots, Endurance 5000 NM, serta dipersenjatai dengan sistem rudal permukaan ke udara (Surface to Air Missile /SAM) Aster 15 beserta peluncur vertical DCNS Sylver A43.

Sistem rudal SAM Aster 15 ini dapat dipasang pada berbagai jenis kapal perang, seperti fregat, destroyer, atau kapal induk. Selain itu, kapal juga dipersenjatai dengan meriam 127mm Vulcano, meriam 76mm Strales, meriam ringan 25mm dengan Fire-Control Radar (FCR) RTN 10X system Dardo, Peperangan Elektronika RECM, RESM dan CESM, Tactical Data Link-Y serta Multifunction Radar Leonardo Kronos.

Pengadaan kapal ini juga diiringi dengan paket offset yang komprehensif, di antaranya mencakup konsultasi pengembangan galangan kapal, strategi bisnis jangka panjang, peningkatan fisik galangan kapal, pelatihan kelas di Italia selama enam bulan, termasuk pengembangan jalur pelatihan di Universitas Pertahanan RI.


 
Kemhan  

Selasa, 16 April 2024

[Video] 44 Tahun PT PAL Indonesia

 Lintasi Cakrawala Banggakan Bangsa 

44 Tahun hadir menghasilkan karya, Meniti asa, mewujudkan kebanggaan dan melintas cakrawala.

44 Tahun PT PAL Indonesia, Hadir sebagai lokomotif kemandirian pertahanan matra laut Bangsa.

Bersama, kita wujudkan PT PAL Indonesia melintasi cakrawala menjadi global player terkemuka, Bersama, Indonesia mendunia.

 Berikut video dari Youtube : 


  ★ Youtube  

Senin, 15 April 2024

Cerita Kontingen TNI AU "Air Drop" Logistik di Gaza

 "Warning" Daerah Militer hingga GPS Hilang Saat TerbangAir dropping logistic ke jalur Gaza dengan pesawat C130J TNI AU (TNI AU) ✈️

Kontingen penerbang dari TNI Angkatan Udara (TNI AU) berhasil menerjunkan bantuan logistik (air droping logistic) untuk warga Palestina yang berada di jalur Gaza pada Selasa (9/4/2024).

Kontingen yang dipimpin oleh Kolonel Pnb Noto Casnoto itu membawa logistik dengan pesawat Hercules C-130 J.

Dalam keterangannya, Kolonel Noto menceritakan bahwa operasi untuk menerjunkan bantuan logistik dilakukan selama total 14 hari.

Waktu tersebut dihitung sejak pertama kali pesawat berangkat dari Jakarta.

"Total kami operasi ini 14 hari. Kemudian logistik yang kami bawa pada saat kami keberangkatan dari Jakarta ini membawa 900 payung (payung udara barang) yang digunakan dan diserahkan kepada pemerintah Yordania untuk menurunkan bantuan logistik ke Palestina," ujar Noto sebagaimana dilansir siaran YouTube KompasTV pada Sabtu (13/4/2024).

Dari Jakarta, pesawat menuju Yordania untuk bergabung dengan tim yang berasal dari sejumlah negara lain.

Menurut Noto, operasi penerjunan logistik ke Gaza kali ini diikuti oleh kontingen dari sembilan negara.

Antara lain Indonesia, Yordania, Mesir, Uni Emirat Arab, Perancis, Jerman, Belanda, dan Inggris.

Sesampainya di Yordania, tim dari TNI AU melakukan sejumlah persiapan.

Antara lain mengadakan rapat dengan Royal Jordan Air Force untuk pelaksanaan teknis penerjunan logistik.

Sementara itu, pelaksanaan penerjunan dilakukan selama dua jam, yakni dihitung sejak take off dari Bandara King Abdullah II di Yordania menuju ke Gaza.

"Secara teknis itu, kita setelah selesai briefing, semua pesawat sudah di-loading untuk barang masing-masing, kemudian kita dikasih window time. Take off itu sesuai dengan urutan masing-masing sudah dikasih time table-nya. Jadi di dalam rute penerbangan sama," jelas Noto.

"Jadi dari poin ke poin itu kita harus benar-benar disiplin, strict, menjaga jarak antar pesawat itu 5 menit. Tidak boleh terlalu dekat, tak boleh terlalu jauh. Kemudian sampai ke masuk droping area juga sama, jadi kita tunggu clearance betul-betul, listen out dengan menara kontrol yang memberikan clearance, baru kita bisa masuk ke area," paparnya.

Adapun penerjunan logistik dilakukan dalam sekali waktu saja (sekali droping).

Jalur penerbangan dari Yordania menuju ke kawasan udara di Gaza telah disesuaikan dengan rute yang dibuat oleh Pemerintah Yordania selaku pemimpin operasi air droping logistik kali ini.

Meski demikian, Noto mengakui bahwa ada tantangan tersendiri saat melakukan operasi tersebut.

Salah satunya karena TNI AU sebelumnya tidak pernah melihat medannya seperti apa.

"Kemudian kami pada saatnya berangkat itu sudah di-warning bahwa daerah itu adalah daerah operasi (militer) dan itu sedang aktif daerahnya sehingga kemungkinan besar terjadinya jamming radio, jamming navigasi itu sangat mungkin terjadi, dan itu (memang kenyataannya) terjadi," katanya.

"Untuk itu, kami kemarin sudah siap dengan segala pola operasinya sehingga kami pun kemarin menerbangkan pesawat secara manual," ungkap Noto.

Ia juga sempat menyinggung terjadinya sinyal GPS yang hilang saat operasi dilaksanakan sehingga tim Indonesia harus melakukan pemetaan wilayah terbang secara manual.

"Ya terutama di GPS, GPS nya suddenly hilang, sehingga kita harus mapping secara manual dan menerbangkan secara konvensional gitu," katanya.

Diketahui, dalam operasi air droping logistic kali ini Indonesia berhasil menerjunkan 20 paket bantuan yang mencakup makanan dan obat-obatan yang dibutuhkan para pengungsi di Gaza.

Masing-masing paket memiliki berat 160 kilogram sehingga total berat paket bantuan yang diterjunkan adalah 3.200 kilogram.
 

  🪂
Kompas  

Sabtu, 13 April 2024

[Video] "Turkifikasi" Frigate Merah Putih

⚓ Liputan Indonesia Military News ObserverFMP (Babcock)

Tidak dapat dipungkiri saat ini relasi pertahanan antara Indonesia dan Turki sedang di atas angin. Terlihat dari banyaknya program akuisisi alutsista buatan Turki beberapa tahun ini.

Baru-baru ini terdengar kabar bahwa Frigate Merah Putih akan menggunakan berbagai macam sensor dan persenjataan dari Turki. Mendapat julukan “Turkifikasi”. Hal ini mengundang banyak opini, baik pro maupun kontra.

Selain isu “belum combat proven”, banyak juga yang mengangkat isu komonalitas dengan alutsista yang sudah ada. Disisi lain, banyak juga yang beranggapan bahwa ini adalah kesempatan emas bagi Indonesia untuk mengembangkan industri pertahanannya dengan partner Turki.

Dalam Video ini kami akan membahas mengenai fenomena “Turkifikasi” ini, kelebihan dan kekurangannya dan tentu saja halangan yang dihadapi.

 Berikut video dari Youtube : 


  🎥 Youtube  

Jumat, 12 April 2024

GMF Aero Asia, Bengkel Pesawat Garuda Cetak Laba Rp 321 M

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEj_ca4qg3Gj6OFVp_5xeOyhdPhfl-tulmRZAo8zLyemTKKE-o2NoZ4UnR8Oo_AvECfu3zd6ZErXNoYfAYduMbpUPa2MOmzYYCNSF78iBXHgD7f1HnwUdmkYKEI2SJNblmh0vtDImpI0rm-OzItHb7ePw0IQE9y-tq6F1Fv9UZXl6JSApmXzBpwSOR-MS1s/s602/Psawat-kepresidenan-BBJ02-tiba-di-bandara-halim_1265_6e5-lq.jpgKontrak pemeliharaan pesawat kepresidenan BBJ02 juga dilakukan di GMF Aero Asia (Quora))

A
nak usaha PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk yang bergerak di bidang perawatan pesawat, PT Garuda Maintenance Facility Aero Asia Tbk (GMFI) mencetak laba bersih US$ 20,2 juta atau sekitar Rp 321,18 miliar (kurs Rp 15.900) pada tahun 2023, naik signifikan dibanding tahun sebelumnya US$ 3,6 juta.

Pada tahun 2023, perusahaan membukukan pendapatan sebesar US$ 373,2 juta, tumbuh sebesar 56,9% dari tahun sebelumnya.

"Kami bersyukur atas capaian laba bersih yang baik ini, yang merupakan hasil dari upaya restrukturisasi yang kami terapkan. Hal ini menunjukkan keberhasilan kami dalam membawa perseroan menuju perbaikan yang mendekati kondisi sebelum pandemi global," kata Direktur Utama GMFI, Andi Fahrurrozi dalam keterangannya, Selasa (2/4/2024).

Pada tahun 2023, segmen bisnis perawatan mesin pesawat menjadi kontributor terbesar pada pendapatan operasional, dengan total pendapatan sebesar US$ 102 juta, meningkat secara signifikan dibandingkan dengan pendapatan tahun sebelumnya senilai US$ 24,3 juta. Peningkatan ini sejalan dengan aktivitas reaktivasi engine Garuda Indonesia.

Kemudian, disusul dengan segmen pemeliharaan airframe yang mencatatkan pendapatan sebesar US$ 83,7 juta, dan layanan komponen dengan total pendapatan US$ 82,2 juta.

Capaian ini merupakan hasil dari upaya restrukturisasi agresif yang dilakukan perseroan sepanjang tahun 2023, baik terhadap utang usaha dengan pemasok maupun utang bank. Kenaikan laba bersih tahun ini tidak hanya berasal dari capaian laba operasional, melainkan juga dikontribusikan salah satunya dari pemulihan nilai aset. Hal ini menunjukkan bahwa pencapaian ini masih merupakan bagian dari proses pemulihan perseroan pasca pandemi COVID-19, yang memberikan dampak jangka panjang terhadap industri penerbangan.

Strategi diversifikasi bisnis pun masih digalakkan untuk menunjang perbaikan kinerja. Pada tahun 2023, GMFI mengantongi kontrak pemeliharaan BBJ02 milik Kementerian Sekretariat Negara. Dari sektor pertahanan, GMFI juga menambah kapabilitas baru pada tahun 2023 di mana untuk pertama kalinya, GMFI melakukan pekerjaan perawatan pesawat helikopter Bell 412.

Capaian lain dari sektor pertahanan yakni GMFI berhasil mencatatkan sejarah dengan berhasil diselesaikannya penggantian Center Wing Box pesawat Hercules C-130H untuk pertama kalinya di Indonesia. Dari segmen bisnis lain, GMFI juga terus memperluas jangkauan pasar internasionalnya dengan keberhasilan menggandeng customer dari Korea, Eropa, Asia Tenggara, dan juga Timur Tengah. GMFI pun berhasil memastikan salah satu hanggarnya fully occupied hingga 2025.

"Dengan peningkatan pendapatan lebih dari 50% yang sejalan dengan meningkatnya capaian net profit, kami optimis pemulihan yang GMFI terapkan telah berada dalam track yang benar. Ditambah lagi, laba bersih tahun ini pun menunjukkan peningkatan yang signifikan. Segmen bisnis lain seperti militer dan industrial solutions pun masih menyimpan potensi besar di masa yang akan datang. Ke depannya memang masih menantang, tetapi kami percaya perlahan tetapi pasti GMFI akan mampu mencapai growth yang jauh lebih sustain setelah ini," tutup Andi.

  ★
detik  

Kamis, 11 April 2024

Pesawat N219 Buatan PTDI

 Dipesan Kemhan untuk TNI ADN219 PTDI

Setelah CN235, pesawat N219 Nurtanio buatan dalam negeri laris manis di pasar ASEAN. Tercatat di bulan November 2023 lalu PT Dirgantara Indonesia (PTDI) menyepakati kerja sama dengan Linkfield Technologies untuk penjualan sebanyak 25 unit pesawat N219 pada The Aero Asia 2023.

Pesawat tersebut akan dilengkapi dengan konfigurasi tertentu disesuaikan dengan kebutuhan operasional end user. Total sebanyak 5 unit dipesan untuk end user Bandung Airlines Co.Ltd, perusahaan penerbangan di Cina, dan 20 unit untuk leasing company di China,” tulis keterangan PTDI dilansir dari detik Jumat, (5/4).

Pencapain ini merupakan bukti kemampuan industri pesawat terbang Indonesia, yang mewujudkan perpaduan antara inovasi dan kepraktisan. Di Indonesia sendiri PTDI meraih kontrak perdana untuk enam N219.

Pihak PTDI telah menandatangani kontrak dengan Kementerian Pertahanan (Kemhan) Indonesia untuk enam pesawat twin-turboprop N219 Nurtanio. Kontrak ini bernilai 68 juta dolar AS. N219 yang dibeli Kemhan ini akan dioperasikan oleh Puspenebad TNI AD.

N219 sendiri dirancang sebagai pesawat angkut bermesin ganda dengan 19 kursi, pesawat ini memiliki berbagai kemampuan yang dirancang untuk memenuhi tuntutan operasi militer modern.

Dilansir dari Kompas berdasarkan liris laman PTDI, pesawat N219 adalah moda transportasi yang paling cocok untuk membuka, meningkatkan pertumbuhan ekonomi masyarakat, dan memelihara pertahanan dan keamanan daerah-daerah terpencil.

Pesawat N219 merupakan pesawat multiguna generasi baru yang dirancang untuk mengangkut 19 penumpang dengan luas kabin terbesar di kelasnya. Kapasitas muatannya mencapai 2.313 kilogram.

Mesin pesawat ini terbukti dan efisien dengan 2 Pesawat Pratt & Whitney Aircraft of Canada Limited PT6A-42 dengan masing-masing 850 SHP. Sistem avionik pesawat N219 menggunakan kokpit kaca garmin G1000 NXi. (rr)
 

  🛩
IDM  

Rabu, 10 April 2024

Pemerintah RI Berhasil Kirim Bantuan Kemanusiaan buat Warga Palestina di Gaza

 Tepat di HUT ke-78 TNI AUPaket bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza yang siap diterjunkan dari Pesawat C-130 J Super Hercules TNI AU. (Biro Humas Setjen Kemhan)) ✈️

Indonesia berhasil mengirimkan bantuan kemanusiaan untuk warga Palestina di Gaza. Pengiriman bantuan ini dilakukan dengan diterjunkan dari pesawat C-130 J Super Hercules TNI AU.

Kepala Biro Hubungan Masyarakat Sekretariat Jenderal Kementerian Pertahanan RI Brigjen TNI Edwin Adrian Sumantha menjelaskan pengiriman bantuan pemerintah Indonesia untuk warga Palestina di Gaza via udara ini berkat kerja sama TNI AU dengan Angkatan Udara Yordania (RJAF).

Bantuan tersebut merupakan realisasi dari pernyataan Presiden RI Joko Widodo di Madiun pada 8 Maret lalu. Pemerintah Indonesia akan segera mengirimkan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Gaza.

Adapun bantuan kemanusiaan yang dikirim melalui udara ini sebanyak 20 paket yang bersisi makanan, air mineral, dan obat-obatan dengan berat paket masing-masing 160 Kg.

"Pengiriman bantuan dilakukan dengan metode penerjunan low cost low altitude , dengan rute KA2-SAS-KA2," ujar Edwin dalam keterangan tertulisnya, Selasa (9/4/2024).

Edwin menambahkan pengiriman bantuan via udara ini merupakan hasil dari diplomasi dan hubungan baik antara Indonesia dengan Yordania melalui Menhan Prabowo Subianto dengan Raja Yordania Abdullah II.

Pada 12 Maret 2024 melalui telepon, Menhan Prabowo menyampaikan kepada Raja Abdullah II mengenai keinginan Presiden Jokowi agar Indonesia bisa mengirimkan bantuan langsung ke Gaza.

Kemudian pada 21 Maret 2024 Menhan Prabowo menerima kunjungan kehormatan Duta Besar Yordania untuk Indonesia Sudqi Al Omoush, di Kemhan, Jakarta.

Dalam pertemuan tersebut disampaikan undangan bagi Indonesia untuk berpartisipasi dalam operasi peluncuran bantuan kemanusiaan ke Gaza via udara dari Raja Abdullah II.

Bantuan logistik dari RI untuk Gaza via udara ini berangkat dari Tanah Air pada 29 Maret 2024, yang dilepas oleh Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dan KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo di Apron Lanud Halim Perdanakusuma. (*)
 

  🪂
Kompas  

Selasa, 09 April 2024

PT DI Kembali Jalankan Program Modernisasi Alutsista Kemhan

✈️ Dengan nilai Rp 2,1 TriliunIlustrasi Armada Hercules TNI AU (Dispenau)

PT Dirgantara Indonesia (PT DI) kembali dipercaya oleh Kementerian Pertahanan Republik Indonesia (Kemhan RI) untuk melaksanakan berbagai pekerjaan modernisasi pertahanan, salah satunya perawatan dan modernisasi pesawat C130 Hercules dalam rangka meningkatkan kemampuan TNI AU sebagai penjaga utama keamanan wilayah udara Indonesia.

Kontrak pengadaan modernisasi C130 Hercules antara PT DI dengan Kemhan RI tersebut telah terhitung efektif per tanggal 02 Februari 2024 lalu, untuk pengerjaan beberapa pesawat dengan lingkup pekerjaan penggantian Center Wing Box Replacement (CWBR) dan Avionic Upgrade Program (AUP), termasuk kegiatan overhaul engine & propeller, dengan total nilai pekerjaan sebesar USD 150 Juta atau setara Rp 2,1 triliun.

Dalam pengerjaannya, PT DI bekerja sama dengan beberapa partner untuk penyediaan Center Wing Box dan pekerjaan Avionic Upgrade, dengan demikian dapat terbentuk perluasan ekosistem rantai pasok dan diperolehnya alih teknologi yang dapat diserap secara progresif dan dikuasai secara menyeluruh, melalui program modernisasi alutsista ini.

Kerja sama yang dilakukan tersebut merupakan bentuk kesiapan PT DI dalam mengimplementasikan keberhasilan program kerja modernisasi C130 Hercules, serta bentuk keterlibatan PT DI dalam mendorong kemandirian industri pertahanan dan peningkatan kekuatan militer Indonesia.

Dengan telah efektifnya kontrak modernisasi C130 Hercules tersebut, maka selanjutnya sudah dapat diperhitungkan sebagai kontribusi peningkatan aktivitas di sektor manufaktur yang akan memberikan dampak bisnis dan menjadi indikator kemajuan industri pelakunya, dalam hal ini PTDI,” kata Gita Amperiawan, Direktur Utama PT DI, dalam keterangannya, Senin (8/4).

Ditunjuknya PT DI sebagai pelaksana pekerjaan penggantian Center Wing Box Replacement dan Avionic Upgrade, termasuk kegiatan Overhaul Engine & Propeller ini sejalan dengan mandat Presiden RI, Joko Widodo (Jokowi) yang menekankan agar Defend ID, Holding BUMN Industri Pertahanan, termasuk PT DI di dalamnya untuk menjadi ujung tombak kemandirian sekaligus bertransformasi membangun ekosistem industri pertahanan yang kuat dan modern, termasuk juga melakukan penguasaan teknologi dan manufaktur komponen terkini berbasis teknologi dual-use dengan membangun kerja sama global seluas-luasnya.

Tentunya hal ini searah juga dengan perintah Presiden Jokowi yang memerintahkan agar kebijakan belanja pertahanan Indonesia bergeser menjadi investasi pertahanan jangka panjang yang dirancang sistematis, dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga kemandirian industri pertahanan serta terciptanya sistem pertahanan negara yang lebih kuat, maju dan mandiri dapat terwujud.

Di samping perannya dalam mendorong kemandirian industri pertahanan, PT DI juga berupaya membuat inovasi dan strategi bisnis baru, termasuk perluasan pasarnya di luar negeri, yang kemudian secara paralel juga dapat menghasilkan multiplier effect yang manfaatnya dapat terasa bagi kemajuan industri pertahanan nasional di pasar global.

Torehan kontrak baru senilai USD 1 miliar di akhir tahun 2023 merupakan sejarah pencapaian kontrak terbesar bagi PT DI, hal tersebut dapat menjadi modal bagi PTDI untuk perbaikan ke depan dan keberlangsungan usaha/sustainability.

Beragam macam kontrak yang diperoleh dari Kemhan RI, baik kontrak pengadaan baru pesawat CN235 dan N219 untuk end user TNI AD, maupun kontrak pemeliharaan dan perawatan helikopter milik Penerbad, juga kontrak jual beli helikopter angkut serbaguna S-70M Black Hawk dan kontrak pengadaan ekspor pesawat NC212i untuk DND Philippines.

Hal ini tentunya menjadi suatu pencapaian, juga tantangan bagi PTDI. Merupakan langkah besar menuju kebangkitan dan kemajuan bisnis PTDI. Diharapkan seluruh program terkontrak tersebut dapat diselesaikan dengan baik dan kemudian dapat membuka peluang yang lebih besar untuk perolehan kontrak baru lainnya di kemudian hari,” tambah Gita Amperiawan.

PT DI selama tiga tahun terakhir berturut-turut mencapai kinerja positif, dimana catatan Laba Bersih Audited Tahun Buku 2021 sebesar USD 1,8 Juta; Tahun Buku 2022 sebesar USD 2,3 Juta; dan Tahun Buku 2023 sebesar USD 1,6 juta. Ke depan, capaian Laba Bersih diproyeksikan dapat meningkat dengan memperoleh target kontrak baru pesawat terbang dari Rencana Kebutuhan (Renbut) Lima Tahunan Kemhan RI tahun 2025-2029 dan para pelanggan lainnya di luar Kemhan RI, baik dalam maupun luar negeri.

Diharapkan PT DI terus dipercaya untuk memenuhi kebutuhan alutsista dari Renbut tersebut, sehingga profitabilitas Perusahaan ke depan juga dapat terus terjaga, tentunya hal ini berimplikasi positif bagi stakeholders, termasuk investor dan vendor,” kata Gita.

Perumusan Renbut tersebut tidak lain adalah salah satu bentuk dukungan Pemerintah kepada industri pertahanan yang kemudian juga dapat menciptakan sustainability bisnis jangka panjang.


  ✈️
Kumparan  

Senin, 08 April 2024

Jalan Panjang RI Produksi Alutsista Sendiri Tanpa Impor

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi7zGw2XOPRl2L3YA4VKHL3lteAG6nDl6uvxpzSG_oPpD0eiwM24QVQsaAneNnTGF3iMozCo26996rOqlkxguCBELIEouHh1v5K02JSOTWlHHrg75pOtS1KnbQ-cr1tpUHEL7CsakZetb0eOPRXa-DBNQ5JweP9-5MhfdNnzyESnUzrwlrV7v2mCaiT3V18/s1152/MT%20Harimau_AAbE3Se.jpgMT Harimau produk kerjasama Pindad (Pindad)

K
emandirian industri pertahanan menjadi salah satu tujuan utama pembentukan holding BUMN DEFEND ID. Namun, untuk mencapai kemandirian produksi tanpa impor alutsista nampaknya perlu jalan panjang yang harus dilalui dan tidak bisa terwujud dalam waktu dekat.

Direktur utama DEFEND ID Bobby Rasyidin menekankan dalam mengejar kemandirian industri pertahanan yang paling sulit adalah membangun sumber daya manusia dan penguasaan teknologinya. Pasalnya, industri ini bersinggungan dengan berbagai teknologi canggih yang belum ada di Indonesia.

"Tugas kemandirian ada di kami, tugas pembangunan SDM itu paling berat itu di kami. Karena kami dealing dengan teknologi-teknologi tinggi sehingga penyiapan SDM juga harus siap ke sana. Belum lagi ada aspek keekonomian yang mesti kita kejar, secara perusahaan dan aspek keekonomian untuk Indonesia secara keseluruhan," ungkap Bobby dalam program Blak-blakan detikcom.

Bobby bilang bila melihat negara-negara maju kebanyakan industri pertahanannya sudah jauh lebih duluan hadir dan melakukan pengembangan dibandingkan industri pertahanan di Indonesia.

Bahkan, bila dilihat umur perusahaan pertahanan top dunia ada yang usianya sudah mencapai ratusan tahun. Artinya pengembangan yang dilakukan pun sudah sangat panjang.

"Mereka ini membangun ini tidak dalam jangka waktu pendek, umur perusahaannya saja sudah ratusan tahun. Kalau kita tempuh dengan cara yang sama tentu kita kemandirian kita itu masih sangat jauh sekali," papar Bobby.

Maka dari itu pihaknya sendiri sudah banyak melakukan kerja sama penelitian dan transfer teknologi dengan berbagai pabrikan pertahanan yang sudah matang untuk mengejar ketertinggalan itu.

"Kita tentu tak bisa sendiri, kita harus benchmarking, transfer of technology, lakukan partnership, ini lah yang kita lakukan untuk mengejar ketertinggalan kita, kita akselerasi itu sekarang," sebut Bobby.

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg6vqRiziCzsht8B5wM5OBfYspUs4JBwOapVgF0LEtswtm2FGrDyy5VFYiIt8P2ebvcf5CjMkYDJmDfkRVgMwUknWR59oNoEae0EYhs60hvrH9g4B0QxaQU-pKC00mEL8SX6BiqO0PXKFNik_MXQXnutaYZ99kPDu9-ti9OWkB-y3fKl269oEeE23hgdGc/s1080/kikav8ksc_2kostrad_1645157058518_0.jpgNamun, bukan berarti industri pertahanan Indonesia cuma diam untuk menunggu transfer teknologi saja. Bobby bilang DEFEND ID juga mulai mempercepat kemandirian produksi untuk beberapa hal yang sederhana. Misalnya saja, produksi massal senapan dan amunisi.

Strategi ini disebut Bobby sebagai prioritasisasi, yaitu menggenjot produksi alat pertahanan yang memang sudah bisa dikuasai seluk beluknya di dalam negeri.

"Kita lakukan prioritasisasi, kita lakukan yang paling basic dulu, amunisi, kemudian senjata ringan, pistol, senapan, senjata serbu, kemudian senapan runduk juga untuk sniper. Itu hal yang sangat basic sekali. Mulai dari penyiapan explosive material, atau warhead, hulu ledaknya, kemudian siapkan amunisi dan senjata ringan. Ini paling basic. Pada saat ini kita lumayan mandiri di sana," ungkap Bobby.

Nah level berikutnya adalah kemandirian pada kendaraan perang. Sejauh ini Bobby mengatakan DEFEND ID belum banyak melakukan pengembangan pada kendaraan tempur. Pasalnya, ekosistemnya cukup sulit untuk dikembangkan di dalam negeri. Teknologinya belum ada, bahan bakunya juga sulit didapatkan.

Namun, Indonesia sudah memiliki kemandirian pada kendaraan perang untuk operasional. Misalnya, untuk kendaraan pengangkut logistik ataupun pengangkut pasukan.

"Prioritas kendaraan tempur ini kita taruh sedikit ke belakang. Yang bisa kita lakukan adalah kemandirian kendaraan operasional dulu. Lahir lah produk macam Maung, sebelumnya Anoa, itu untuk menunjang operasional sebenarnya," beber Bobby.

Untuk urusan kendaraan tempur, bila dibedah lagi spesifikasinya. Indonesia sendiri sudah cukup mandiri untuk urusan persisteman kendaraan tempur, maka produksi sistem alat perang menjadi andalan Indonesia.

"Kalau dibedah lagi platform tempur ini yang paling gampang untuk kita kejar adalah kesistemannya. Kalau di kapal itu ada combat management system, di darat ada battle management system, di pesawat ada mission system. Kenapa kita kejar ke sana? Karena itu banyak software driven-nya. Jadi kita bangun software," papar Bobby.

"Meskipun hardware masih kita impor sensor kita impor, komputernya kita impor, tapi at least kita ada kemandirian bangun software," lanjutnya. (hal/eds)

  ★
detik  

Minggu, 07 April 2024

Produk Perang Canggih Made in RI

 Radar-Kapal Perang Raksasa 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiMAd3zedF4uoTO5orLUjNGqaDoU6f87J5ESsz-bLLwjaCXVAQwlbGk2JvdQ3J9TuiVAfRHeybwbK5ri65pd5KglJMhpPmdaOn6prOd_fwIBqGBRb7GHKzOPg1Epl8oP_Z4R3egVdLX9mCvIia44bUZ17BMQ9q1_CKR5bPH2V0ALVFd5hP1B52pRJO96I2c/s1200/Rudal%20Nasional.pngPrototipe Rudal Nasional (Mulatama)

D
irektur Utama DEFEND ID Bobby Rasyidin buka-bukaan soal sederet pengembangan produk perang canggih yang dibesut oleh perusahaannya. Mulai dari radar perang canggih hingga kapal perang besar saat ini sedang dikembangkan oleh Holding BUMN Pertahanan DEFEND ID.

Produk pertama yang dipamerkan Bobby adalah sistem radar fire control system (FCS). Dia mengklaim sistem radar ini mulai dipasang di berbagai Kapal Perang Indonesia (KRI).

Dia menjelaskan radar ini bisa secara otomatis mendeteksi sebuah obyek yang dijadikan sasaran. Kemudian obyek itu ibarat dikunci pergerakannya kemudian misil dari kapal bakal menembak dengan tepat sasaran dengan sistem radar ini.

Menurut Bobby, sistem radar ini merupakan contoh penerapan kecerdasan buatan atau artificial intelligence dalam sektor pertahanan. Radar ini dikembangkan oleh PT LEN Industri.

"Ada namanya FCS, fire control system, jadi misalnya ada meriam ada canon di situ kemudian ada obyek, radar detect obyeknya, kemudian ada sensor infonya, elektrooptik sama infrared-nya itu dia ikutin. Sistem ini dia prediktif, ini arahnya ke mana, trajectory ke mana, kecepatan berapa, kemudian dia nembak. Itu udah AI-Based juga," papar Bobby dalam program Blak-blakan detikcom.

Bobby melanjutkan pihaknya juga sedang membangun sebuah kapal perang frigate dengan ukuran yang cukup besar. Kapal ini sedang dikembangkan oleh PT PAL.

Panjang haluan kapal ini diperkirakan menyentuh 143 meter. Dia bilang kapal ini mampu menghalau serangan udara, darat, hingga kapal selam.

"Ini frigate terbesar juga jadi 143 meter panjang haluannya juga. Dia frigate cukup kompleks juga, dia anti serangan udara, anti serangan permukaan, dan anti kapal selam," ungkap Bobby.

Bobby mengklaim level kapal yang dibangun PT PAL ini setara dengan frigate pabrikan Inggris, Jepang, hingga Italia. Namun memang komponennya saja belum semuanya dari dalam negeri.

"Memang komponennya belum semua dalam negeri, misalnya sistem FCS dari kita, tapi missile-nya masih kita beli dari luar. Cuma kita one day harus bisa kita bikin itu," ujar Bobby.

Di sisi lain, Indonesia juga sedang mengembangkan rudal nasional atau RN. Ini merupakan produk rudal kontrol jarak jauh yang dibuat di dalam negeri.

Bobby bilang hampir seluruh perusahaan anggota DEFEND ID akan berkontribusi ke proyek ini. Mulai dari Pindad dan Dahana yang membuat roket dan bahan peledaknya, hingga PT LEN yang menyiapkan sistem kendalinya.

Roketnya sendiri sudah berhasil untuk diuji coba luncurkan tahun lalu. Namun, belum dipasangi sistem kendalinya.

"Kita itu ditugasi sama pemerintah untuk bangun 10 teknologi kunci industri pertahanan, salah satunya adalah roket. Kita sudah bisa luncurkan tahun lalu, kolaborasi Dahana dan Pindad. Tapi ini unguided, jadi dia tak punya guided-nya. Kami godok saat ini rudal nasional, RN," pungkas Bobby. (hal/eds)

  📡 detik  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More