blog-indonesia.com

Kamis, 14 Juli 2011

Ini 500 Bakteri Pembasmi Hama Cabai Temuan Unand

REPUBLIKA.CO.ID, PADANG - Tim dari Jurusan Budidaya Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Andalas
(Unand) Padang, Sumatera Barat menemukan 500 spesies bakteri yang diperkirakan mampu membasmi busuk buah, salah satu penyakit cabai yang disebabkan jamur patogen (berbahaya).

"Tim yang terdiri atas dosen dan mahasiswa Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian dalam kurun waktu tiga tahun berhasil menemukan 500 isolat bakteri yang diperkirakan mampu membasmi penyakit 'anthraknosa' (busuk buah) pada cabai ," kata Kepala Laboratorium Bioteknologi dan Pemulihan Tanaman Fakultas Pertanian Unand, Prof Dr Sc Agr Ir Jamsari Sp Mp, di Padang, Kamis (14/7).

Tim tersebut, kata Jamsari terdiri atas beberapa dosen, tiga mahasiswa S3 yang tengah meneliti, satu orang lulusan mahasiswa S2, dan tujuh orang mahasiswa S1. Ia mengatakan, penelitian yang dilakukan merupakan program berkelanjutan dari proyek Direktorat Pendidikan Tinggi sejak 2008.

Sejak 2008 tim peneliti telah menemukan sebanyak 125 di antara 500 bakteri yang diuji, dipastikan mampu membasmi penyakit busuk buah pada cabai.

"Sebelum memastikan kemampuan bakteri dalam memusnahkan jamur penyebab penyakit buah, terlebih dahulu dilakukan beberapa tahapan pengujian seperti, identifikasi bakteri, identifikasi zat aktif yang mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen seperti Coletotricum capsici, Colletotrichum gleosporides dan Colletotricum gleosporides serta rekayasa genetik dalam peningkatan aktivitas bakteri tersebut," jelasnya.

Isolat bakteri yang mampu membasmi penyakit busuk daun, kata Jamsari seperti Bacillus, Pseudomonas, Penicillium dan banyak species bakteri lainnya. Ia menyebutkan, pada akhir tahun 2011 akan dilakukan tahap aplikasi ke cabai yang terkena penyakit busuk buah, yang diawali dengan tahap pelaksanaan di rumah kaca dalam bentuk skala kecil.

"Menjelang akhir tahun 2011, kita akan tetap aktif menemukan bakteri-bakteri yang teruji mampu menghambat pertumbuhan jamur patogen tersebut," katanya.

Setelah penemuan bakteri dalam jumlah banyak dan aktif dalam menghambat pertumbuhan jamur, kata Jamsari, Fakultas Pertanian akan langsung mengaplikasikan bakteri tersebut ke sebuah produk yang dikenal Biofungisida pengganti Fungisida Sintesis yang dijual di pasaran.

"Selambatnya, pada 2012 Biofungisida yang diaplikasikan dalam bentuk produk cair akan disebarluaskan ke pasaran," katanya.


Republika

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More