blog-indonesia.com

Kamis, 14 Juli 2011

PVBMG: Jauhi Pusat Erupsi G Lokon Radius 3,5 km

Sejumlah petani di Kinilow, Kota Tomohon sedang merawat tanamannya, Senin (11/7/2011). Meski pemerintah telah menaikkan status Lokon menjadi Awas namun warga sekitar gunung terlihat tidak terlalu khawatir dengan kondisi gunung api tersebut. (Tribun Manado/ Rizky Adriansyah).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Masyarakat sekitar G. Lokon yang berada di daerah Kawasan Rawan Bencana II, dari pusat erupsi dalam radius 3,5 km dari pusat erupsi Kawah Tompaluan diminta dievakuasi.

Kepala Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVBMG), Badan Geologi, Kementerian ESDM, Surono, mengatakan hal demikian seperti dirilis, di Jakarta, Kamis (14/7/2011).

Dia meminta masyarakat di sekitar G. Lokon yang berada di daerah Kawasan Rawan Bencana II, yaitu ke arah timur dari pusat erupsi (dalam radius 3,5 km dari pusat erupsi Kawah Tompaluan) antara lain, Kelurahan Kinilow (Lingkungan 1, 2, 3 dan 7), Kinilow I (Lingkungan 5) dan Kalurahan Kakaskuen I agar dievakuasi ke tempat yang aman dan ancaman erupsi G. Lokon.

Masyarakat dan wisatawan diminta juga tidak mendekati dan melakukan aktivitas pada radius 3,5 km dari Kawah Tompaluan.

Masyarakat diminta mewaspadai terjadinya lahar pada aliran sungai yang berhulu dari puncak G. Lokon dan untuk Kelurahan yang berada di sekitar G. lokon. Bagi masyarakat berada di luar Kawasan Rawan Bencana agar mewaspadai terjadinya hujan abu, pasir, dan kemungkinan terkena lontaran batu.

Saat ini ancaman bahaya G. Lokon adalah, terjadinya letusan magmatik disertai dengan lontaran material pijar, pasir dan hujan abu tebal dengan atau tanpa diikuti aliran awan panas letusan secara tiba-tiba. Bila awan panas berlangsung di sekitar G. Lokon untuk itu masyarakat agar mewaspadai terjadinya awan panas pada alur S. Pasahapen.

Berdasarkan hasil pengematan visual dan kegempean serta potensi ancaman lelusan G. Lokon tanggal 14 Juli 2011 hingga pukul 06.00 WITA, status kegiatan vulkanik G. Lokon masih tetap AWAS (Level IV). Jika terjadi perubahan penurunan/peningkatan aktivitas vulkanik G lokon secara signifikan, maka tingkat kegiatannya dapat diturunkan/dinaikkan sesuai dengan tingkat kegiatan dan ancamannya.

“Pemantauan secara intensif terus dilakukan guna mengevaluasi kegiatan G. Lokon, serta pemahaman akan aktivitas G. Lokon harus tetap dilakukan secara intensif melalui kegiatan sosialisasi tentang ancaman bahaya latusan G. Lokon,” tutur Surono.


Tribunnews

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More