blog-indonesia.com

Kamis, 22 September 2011

Bisnis Telematika Indonesia Melesat Rp 30,5 Triliun di 2014

Jakarta - Investasi bisnis di sektor industri telematika Indonesia diyakini bisa melesat tajam hingga lima kali lipat dalam tiga tahun mendatang jika seluruh pemangku kepentingan berkomitmen dalam mendukung pengembangan infrastruktur teknologi komunikasi informasi (ICT).

Melalui Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI), investasi telematika diproyeksi meningkat jadi Rp 30,5 triliun di tahun 2014, dari nilai investasi yang tengah berjalan 2011 ini yang berjumlah Rp 6,2 triliun.

"Hari ini semua menteri industri terkait telah sepakat untuk menjadikan ICT dan infrastruktur broadband sebagai enabler pertumbuhan ekonomi di Indonesia," kata Eddy Satria, Asdep Utilitas dan Telematika Kemenko Perekonomian, dalam acara Indonesia Broadband Economy Forum, di Hotel Grand Indonesia, Jakarta, Rabu (21/9/2011).

Menurut Eddy, komitmen pembangunan ICT broadband ini penting agar Indonesia di kemudian hari mampu bersaing dengan negara lain seperti China, Korea Selatan, bahkan Amerika Serikat.

Dari nilai Rp 30,5 triliun yang diproyeksikan di 2014, mayoritas investasi masih datang dari raksasa BUMN telekomunikasi Telkom, dengan nilai Rp 21 triliun untuk pembangunan backbone fiber optik. Sementara Rp 5 triliun lainnya datang dari PT INTI untuk pengembangan fiber optik.

Investasi lain dari Telkomsel Rp 2 triliun untuk pembangunan broadband city di 40 kota, dan Rp 2 triliun lagi dari Indosat yang membangun fiber optik dan meluncurkan satelit baru di slot orbit 150,5. Sedang sisanya, datang dari investasi Xirca yang membangun pabrik perangkat base station dan CPE untuk Wimax 16m dan LTE, serta PT Hariff untuk Wimax 16e dan 16m.

Untuk investasi on going tahun ini, yang tercatat oleh MP3EI adalah XL Axiata yang tengah gencar membangun jaringan 3G dengan nilai Rp 6 triliun, Xirca untuk pengembangan Wimax 16d dan 16e sebesar Rp 30 miliar, kerjasama Xirca-Huawei untuk pabrik perangkat base station dan CPE Rp 45 miliar, dan Rp 50 miliar dari Hariff untuk Wimax Nomadic.

Pembangunan backbone fiber optik Sumatera-Kalimantan yang dibangun oleh Bakrie Telecom sebesar Rp 60 miliar juga tercatat oleh MP3EI. "Sayangnya Bakrie belum mau membuka semua. Mereka masih menjaga kerahasiaan data investasi mereka," pungkas Eddy.
( rou / ash )




detikInet

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More