blog-indonesia.com

Minggu, 18 Desember 2011

LIPI Uji Tanam Massal Jati Berlian

TEMPO.CO, Cibinong - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) pada Sabtu (17/12) pagi tadi melaksanakan uji tanam skala massal benih jati hasil pemuliaan genetik penelitinya di kawasan Cibinong Science Center, Cibinong, Jawa Barat. Sebanyak 2.000 bibit jati (Tectona grandis) yang diberi nama Jati Berlian itu ditanam di areal seluas 2 hektare.

Penanaman benih jati yang diprakarsai oleh Dharma Wanita Persatuan di lingkungan LIPI ini bertepatan dengan kegiatan Bulan Menanam Pohon selama Desember ini yang dicanangkan oleh pemerintah. Kegiatan penanaman pohon yang mengangkat tema 'Bakti DPW LIPI untuk Pertiwi' itu melibatkan seluruh anggota Dharwa Wanita Persatuan LIPI yang datang dengan keluarganya.

Bambang Prasetya, Deputi Ilmu Pengetahuan Hayati LIPI dalam sambutannya mengatakan, "Kegiatan ini merupakan sinergi antara Dharma Wanita Persatuan, LIPI, dan Korpri." Sementara itu, Kepala Pusat Penelitian Bioteknologi LIPI Witjaksono mengatakan bibit Jati Berlian diperbanyak secara vegetatif dengan teknik in vitro (kultur jaringan) dari pohon atau klon unggul menggunakan metode bioteknologi mutakhir.

Menurut Witjaksono, banyak sekali keunggulan yang dimiliki Jati Berlian antara lain, memiliki perakaran yang kokoh (akar tunjang majemuk), daya tumbuh tinggi, pertumbuhan cepat--dalam waktu 5 tahun lingkar batang mencapai 95–105 sentimeter, batang tegak lurus dan cenderung tidak bercabang, dan kayu yang dihasilkannya berkualitas tinggi.

Kepala LIPI Lukman Hakim mengatakan, "Tidak hanya penanaman pohon jati, kegiatan ini juga akan meneliti efisiensi pengaplikasian empat tipe pupuk organik Beyonic (Beyond Organic)." Pupuk organik ini merupakan produk hasil penelitian Pusat Penelitian Biologi, Pusat Penelitian Bioteknologi, Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, dan Unit Pelaksana Teknis Balai Penelitian dan Pengembangan Biomaterial LIPI. Pada plot ini juga akan diteliti tentang pertumbuhan, fisiologi tanaman, fitokimia, siklus karbon dan sistem tumpang sari.

Hasil penelitian ini, kata Lukman, diharapkan dapat berguna untuk sosialisasi pohon jati di masyarakat. Jika proyek percontohan skala besar ini berhasil diharapkan masyarakat di masa mendatang dapat menanam jati ini untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, membantu penghijauan lahan kosong sekaligus menyerap CO2, menciptakan lapangan usaha (industri kerajianan) dan dapat pula mensuplai bahan baku untuk industri pengolahan plywood agar tidak menggunakan kayu dari hutan alam.(l dody)


TEMPO.CO

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More