Jakarta - Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat menginginkan Indonesia tidak hanya mengekspor bahan mentah ke China agar hubungan dagang Jakarta-Beijing bertahan lama dan kian saling menguntungkan.

"Hubungan dagang ini tentu tidak akan berlangsung lama jika Indonesia hanya mengekspor bahan mentah ke China. Terlebih Indonesia juga menginginkan tidak hanya menjadi negara pengekspor bahan mentah semata," kata Menperin dalam keterangan pers yang diterima di Jakarta, Kamis.

Indonesia saat ini lebih banyak mengekspor produk hasil sumber daya alam mentah seperti minyak kelapa sawit, karet, batubara, gas alam serta berbagai mineral yang belum diproses. Sedangkan Indonesia mengimpor berbagai bahan baku, mesin, peralatan dan produk jadi dari RRC.

Sementara itu, Indonesia-China menargetkan nilai perdagangan kedua negara dapat mencapai USD80 miliar sebelum tahun 2015.

China merupakan kekuatan ekonomi nomor dua dunia dengan penduduk 1,35 miliar jiwa dan tingkat GDP sebesar USD8,2 triliun pada tahun 2012. Sedangkan Indonesia berpenduduk 237 juta jiwa dan tingkat GDP USD946,4 miliar.

Nilai Investasi China ke Indonesia pada 2012 sebesar USD141 juta dengan 190 proyek atau naik dibanding tahun 2011 yang mencapai USD128,2 juta dengan 160 proyek.

Realisasi investasi China ke Indonesia pada kuartal I tahun 2013 telah mencapai USD60,2 juta dengan 99 proyek.(*)