blog-indonesia.com

Selasa, 11 Februari 2014

Diprotes Singapura, Usman Janatin Makin Disanjung

Dokumentasi Almarhum (2 di Tengah) semasa hidup
Purbalingga Nama Usman Janatin, pahlawan nasional yang gugur di tiang gantung Pemerintah Singapura pada 1968 silam, hingga sekarang masih dielu-elukan di Purbalingga, Jawa Tengah. Bahkan nama prajurit Korps Komandan Operasi, sekarang Marinir, itu diabadikan pada sebuah taman kota. "Taman ini dibangun pada 2010, tapi belum selesai," kata Manager Operasional Owabong, Suharno, Senin, 10 Februari 2014.

Dulu, taman itu diurus oleh pemerintah daerah. Karena tak berkembang, lantas pengelolaannya diserahkan kepada Perusahaan Daerah Owabong. Rencananya, taman ini akan diresmikan pada bulan ini.

Suharno mengatakan, untuk menata kembali taman Owabong sudah mengucurkan dana hingga Rp 10 miliar. Taman ini, kata dia, memuat dua wahana permainan, yaitu wahana luar ruangan dan dalam ruangan.

Wahana luar ruangan ini akan dilengkapi permainan kereta mini, istana balon, warm coster dan samba balon. Untuk permainan samba balon akan menjadi daya tarik sendiri, karena wahana permainan ini baru ada satu di Indonesia. "Untuk kios-kios yang ada nanti akan kita sewakan ke masyarakat umum, dengan harga Rp 15 juta pertahun," katanya.

Ia menambahkan, untuk wahana dalam ruangan, nantinya akan dibangun arena permainan anak-anak 1-10 tahun, dan arena game untuk remaja. Materi game adalah permainan modern yang memberikan edukasi kepada anak-anak. "Ruang karaoke akan kita ubah menjadi ruang Salon SPA khusu Ibu-ibu dan anak-anak," imbuhnya.

Suharno memperkirakan total pendapatan bisa mencapai Rp 1 miliar setahun. Taman Usman Janatin ini dibangun di atas bekas pasar lama Purbalingga, yang dibangun pada masa Bupati Triyono Budi Sasongko. Penamaan Usman Janatin sebagai taman semata-mata untuk mengenang keberanian pahlawan membela negara.

Nama Usman bersama Harun Said juga diabadikan pada kapal perang, KRI Usman Harun. Rupanya penamaan ini menyulut protes pemerintah Singapura. Negara ini menganggap dua pahlawan tersebut sebagai teroris karena mengebom gedung MacDonald di Orchad Road Singapura pada 10 Maret 1965 saat era konfrontasi Indonesia-Malaysia.


  Tempo  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More