blog-indonesia.com

Senin, 10 Februari 2014

Sedikit Artikel Mengenai Kereta Shinkansen

Pembangunan Kereta Shinkansen Cuma Akal-akalan Jepang

Pengamat: Pembangunan Kereta Shinkansen Cuma Akal-akalan JepangJakarta Pengamat Transportasi Darmaningtyas, menuding rencana pembangunan kereta api super cepat Shinkansen Jakarta-Bandung-Cirebon-Surabaya hanya akal-akalan Jepang supaya mempekerjakan para ahli kereta api Negeri Sakura tersebut di Indonesia.

Pasalnya, studi kelayakan pembangunan Shinkansen Jakarta-Bandung selama dua tahun tengah digarap konsultan asal Jepang. Terdiri dari Japan International Consultant for Transportation, Yachiyo Engineering Co. Ltd, Oriental Consultant, Mitsubishi Research Institute dan Nippon Koei Co. Ltd.

"Karena kereta api di Jepang sudah bagus, jadi banyak ahli kereta api mereka yang menganggur. Makanya mereka sangat mendorong Indonesia untuk membangun kereta cepat, jadi cuma diakalin Jepang," tuding Darmaningtyas saat berbincang dengan Liputan6.com di Jakarta, seperti ditulis Minggu (9/2/2014).

Pemerintah Jepang, tambah dia, sangat berkepentingan untuk menyalurkan tenaga kerjanya, baik di Indonesia maupun negara lain. "Kita dibodohi Jepang, karena kita mau saja buat nyalurin tenaga kerja mereka di sini. Tidak perlu undang konsultan Jepang, wong kita saja punya ahli kereta api kok," tegasnya.

Selain tenaga kerjanya, kata Darmaningtyas, kereta Shinkansen juga akan berasal dari Negeri Matahari Terbit itu. Alhasil, dia menilai, Indonesia akan mempunyai utang baru untuk membiayai proyek kereta super cepat ini. "Kita pasti susah payah nyaur (bayar) utangnya," ucap dia.

Seperti diketahui, pelaksanaan proyek kereta api super cepat nantinya akan dibagi dalam beberapa tahapan. Pada tahap pertama, tim akan melakukan studi kelayakan yang ditargetkan selama dalam 1,5 tahun terhitung mulai akhir Januari lalu. Sementara tahap kedua yang akan membuat kalkulasi detil dari proyek ini akan digarap dari April 2015 hingga Desember 2015.

Pemerintah memperkirakan pembangunan kereta api super cepat Jakarta-Bandung bakal memakan waktu 6-7 tahun dan selesai pada 2020. Seluruh pendanaan studi kelayakan akan menggunakan dana hibah dari pemerintah Jepang yang dianggarkan sebesar US$ 15 juta atau sekitar Rp 150 miliar. Seluruh proyek ini rencananya akan menghabiskan investasi antara Rp 53 triliun-56 triliun.

Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy Priyatna sebelumnya mengatakan, pihaknya akan menolak proyek pembangunan ini bila tim pelaksana didominasi oleh Jepang. "Saya tidak akan setuju kalau begini, harus ada konsultan Indonesia. Dan mereka lagi mencari konsultan dan profesor dari lokal," tutur Dedy.

Pemerintah, tambah dia, telah menetapkan Deputi Menko Perekonomian Bidang Koordinasi Infastruktur dan Pengembangan Daerah, Lucky Eko Wuryanto sebagai unit proyek dan Dedy menjadi wakilnya.

"Jadi harus ada working group untuk masalah teknis dan keuangan. Sama seperti Jembatan Selat Sunda juga ada kajian mengenai masalah lingkungannya. Ini proyek besar jadi harus ada konsultan yang menyangkut masalah teknis dan lainnya," kata Dedy.(Fik/Igw)

KA Shinkansen Jakarta-Bandung Akan Dibiayai Swasta

Pemerintah berencana membangun kereta api super cepat (Shinkansen) dengan rute Jakarta-Bandung. Pemerintah berharap pembiayaan pembangunan kereta cepat tersebut memakai skema public private partnership (PPP).

"Bisa simultan tergantung pembiayaan, kita maunya konsep PPP," ujar Pelaksana Tugas Direktur Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Leon Muhammad usai menghadiri penandatanganan SBSN PBS, di Kantor Direktorat Pengelolaan utang, Jakarta (5/2/2014).

Dia mengaku pemerintah ingin segera merealisasikan pembangunan kereta api cepat ini. Sebab itu proses studi sudah memasuki masa studi.

Rencananya kereta ini akan dibuat dengan jalur khusus dengan melayang. Hal ini ditujuakan agar kereta bisa berjalan cepat. "Nanti dibikin baru di atas, bukan yang lama jadi lurus dibangun di atas, kalau nggak lurus," ungkap dia.

Untuk kecepatan kereta Leon mengaku belum bisa menyebutkan. Itu karena belum ada kejelasan asal kereta tersebut.

"Sekarang tergantung produknya katanya Jepang lebih cepat dari China, tergantung teknologi yang kita pakai. Kalau Jepang 280 km per jam," tegas dia.(Pew/Nrm)

Kereta Api Shinkansen Cuma Bikin Masalah Baru di RI?

Sejumlah pihak menilai rencana pembangunan kereta api super cepat Shinkansen akan sulit terealisasi mengingat persiapan hingga prosesnya membutuhkan waktu lama.

Pembangunan mega proyek rute Jakarta-Surabaya ini diperkirakan bakal menyita lahan berhektar-hektare (ha) melebihi jalur rel ganda.

Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningtyas mempertanyakan konsep kereta api Shinkansen apakah bisa menggunakan jalur rel kereta api ganda Jakarta-Surabaya yang masih dalam tahap pembangunan atau harus membangun rel baru untuk kereta berkecepatan 300 km per jam itu.

"Kalau lihat penduduk kita yang banyak sih perlu (Shinkansen), tapi kan Surabaya nantinya sudah ada rel ganda. Apakah Shinkansen itu bisa pakai rel ganda atau justru terpisah?," kata dia saat dihubungi Liputan6.com, Jakarta, seperti ditulis Selasa (4/2/2014).

Jika Shinkansen membutuhkan jalur rel baru, menurut Darmaningtyas, pemerintah dan pihak-pihak terkait memerlukan lahan cukup banyak untuk bisa merealisasikan pembangunan kereta api tercepat sepanjang sekitar 1.020 km.

Sebelumnya Deputi Bidang Sarana dan Prasarana Bappenas, Dedy Priyatna mengatakan, Shinkasen harus didukung dengan jalur rel kereta baru karena Shinkansen di desain tidak menapak pada batang rel alias mengambang. Sehingg ahrus melayang (elevated).

"Apakah ada lahan kalau memang harus bikin rel baru? Bikin masalah lagi saja. Wong buat rel ganda saja butuh waktu dan usaha besar karena banyak lahan yang harus dibebaskan. Kementerian Perhubungan saja masih terkendala sama lahan untuk bangun rel ganda," tegas dia.

Darmaningtyas menganggap bahwa proyek triliunan rupiah ini akan sangat sulit diimplementasikan karena menyangkut aspek ekonomi, sosial, budaya, politik dan sebagainya.(Fik/Nrm)

"Sudah lah, kereta api biasa yang berjalan di jalur ganda saja sudah cukup. Kecepatannya bisa ditingkatkan kok, jadi jarak perjalanan Jakarta-Surabaya atau sebaliknya bisa dipersingkat. Itu sudah bisa bikin penumpang nyaman," tuturnya.

Dia menyebut, saat ini beragam moda transportasi dapat menjadi pilihan penumpang untuk bepergian jarak jauh. Ada transportasi darat, laut, udara. Moda tersebut dapat mengangkut penumpang maupun barang dari satu daerah ke daerah lain. "Bagi yang mau cepat ada pesawat, apalagi frekuensi penerbangan Jakarta-Surabaya sudah banyak. Mau naik kereta api tersedia dan sekarang sudah nyaman. Bagi masyarakat berpenghasilan menengah ke bawah bisa menggunakan bus atau angkutan barang pun juga bisa," tandas Darmaningtyas. (Fik/Nrm)

Kereta Shinkansen Jakarta-Bandung Lebih Cepat dari Pesawat

Rencana pembangunan fasilitas transportasi masal kereta cepat Shinkansen disambut positif sejumlah kalangan. Dengan waktu tempuh sekitar 37 menit, kereta Shinkansen Indonesia ini dianggap lebih efektif ketimbang pesawat.

Pengamat Transportasi dari Universitas Gadjah Mada (UGM) Joko Stijowarno memperkirakan kehadiran kereta cepat bakal menggeser minat masyarakat yang sebelumnya menggunakan angkutan udara kembali lagi ke angkutan darat.

Alasannya, posisi stasiun yang berada ditengah kota akan lebih mudah dijangkau ketimbang jarak ke Bandara yang berada dipinggiran kota dan memakan waktu lama untuk mecapainya.

"Bandara kan daerah pinggiran butuh waktu satu jam (jarak tempuhnya)," kata Joko, saat berbincang dengan Liputan6.com, di Jakarta, Minggu (2/2/2013).

Djoko menambahkan, efektivitas kereta dibanding pesawat setidaknya sudah terbukti di beberapa kota di luar negeri. Salah satu contohnya adalah kereta cepat dari Paris menuju Brussels.

Sebelumnya, Pengamat Transportasi darri Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Darmaningtyas justru menilai Indonesia tidak membutuhkan fasilitas umum kereta cepat Shinkansen. Pasalnya fasilitas kereta api yang ada sudah cukup menunjang.

Pemerintah justru hanya cukup mengoptimalkan dan membenahi fasilitas-fasilitas yang sudah ada. Harapannya gangguan-ganguan operasional kereta dapat diminimalissasi agar laju kereta bisa berjalan lancar dan cepat.

"Optimalkan saja yang ada, tinggal jalur kereta api yang curam di pick up dengan tanggul sehingga kereta lebih cepat tanpa khawatir masuk jurang," tutupnya.(Pew/Shd)

Perlukah RI Bangun Kereta Super Cepat Shinkansen?

Rencana pemerintah untuk membangun fasilitas umum kereta cepat Shinkansen dinilai tidak efektif. Pasalnya, anggaran untuk membangun fasilitas tersebut lebih baik digunakan untuk membenahi fasilitas transporasi yang sudah ada.

Pengamat Transportasi dari Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI), Darmaningtyas mengatakan, Indonesia tidak memerlukan fasilitas umum kereta cepat Shinkansen. Hal itu karena fasilitas kereta api yang sudah ada sudah cukup menunjang.

"Menurut saya tidak perlu," kata Darmaningtyas, saat berbincang kepada Liputan6.com, di Jakarta, Jumat (31/1/2013).

Namun, menurut Darmaningtyas, fasilitas yang sudah ada harus dioptimalkan dan dibenahi, sehingga gangguan-gangguan operasional kereta dapat diminimalisir. Hal tersebut untuk mendukung operasional kereta sehingga jalannya lancar dan cepat.

"Optimalkan saja yang ada, tinggal jalur kereta api yang curam di pick up dengan tanggul sehingga kereta lebih cepat tanpa khawatir masuk jurang," ungkapnya.

Dirinya menambahkan, dengan pengoptimalan fasilitas yang sudah ada tentunya akan lebih menghemat ketimbang membuat fasilitas baru yang investasinya membutuhkan biaya besar. "Sehingga efisien tanpa investasi yang besar, jadi jangan bikin yang baru. Itu harus diselesaikan," tuturnya.

Selain itu, pemerintah seharusnya melakukan pemerataan pembangunan infrastruktur di daerah. Hal ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan di Pulau Jawa.

"Yang paling penting itu pemerataan pembangunan kalau semua bangun di Jawa orang akan pindah ke Jawa 60% penduduk Indonesia di Jawa, justru infrastruktur dibangun di sana (luar pulau Jawa)," pungkasnya.(Pew/Ahm)


  Liputan 6  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More