blog-indonesia.com

Jumat, 07 Maret 2014

Larang Ekspor Tambang Mentah, Mulai 2015 Uang Kita Banyak

http://images.detik.com/content/2014/03/07/1034/153725_152534_tambang2.jpgJakarta Pemerintah berkeyakinan dampak dari larangan ekspor mineral mentah sejak 12 Januari 2014 akan menguntungkan Indonesia. Memang tahun ini devisa ekspor tambang turun. Namun mulai 2015, keuntungan makin besar.

Ini karena ekspor tambang yang dilakukan tidak lagi mentah, namun sudah jadi dan harganya lebih tinggi. Sehingga devisa ekspor makan lebih besar nilainya.

Hal tersebut seperti diungkapkan Menteri ESDM Jero Wacik di acara Penandatanganan Nota Kesepahaman Amandemen Kontrak Karya dan Perjanjian Karya Pengusahaan Pertambangan Batu bara, di Kantor Kementerian ESDM, Jumat (7/3/2014).

"Memang benar larangan ekspor mineral menyebabkan turunnya devisa. Tahun ini diperkirakan penurunan devisa mencapai US$ 4 miliar," ungkap Jero.

Terkait kebijakan pemerintah tersebut, Jero juga mengaku banyak mendapatkan protes dari perusahaan tambang mineral, karena tidak dapat mengekspor ore ke luar negeri, sehingga pendapatannya turun drastis.

"Banyak yang marahi saya, tapi inikan untuk masa depan kita semua, 1 tahun ini memang akan terasa berat, kita juga melarang mereka menambang, silakan tapi nggak boleh ekspor. Banyak juga penambang di Sulawesi protes, Pak smelternya jauh di Kalimantan, lah saya bilang ke dia jauh mana kamu bawa ke China dan Korea daripada kirim ke Kalimantan," kata Jero.

Jero meminta para perusahaan tambang mineral bersabar, karena dirinya saat ini sedang menguber janji pengerjaan 66 pabrik smelter.

"Ini saya kejar betul-betul, kalau semuanya selesai nggak perlu 66, 20 saja smelter yang selesai sudah cukup untuk mengolah semua produksi perusahaan tambang-tambang yang kecil," katanya.

Jero pun yakin dampak larangan ekspor mineral mentah ini akan membawa keuntungan besar bagi Indonesia mulai tahun depan.

"Tahun 2015 setelah smelter jadi, prediksi kita devisa negara dari mineral jadi surplus US$ 100 juta, 2016 meningkat tajam menjadi US$ 16 miliar, dan tahun seterusnya meningkat lagi, terus meningkat, lebih banyak uang yang kita dapatkan, volume ekspornya makin mengecil tapi harganya tinggi, terus uang masuk terus," tutupnya.


  ♞ detix  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More