blog-indonesia.com

Rabu, 12 Maret 2014

Proyek-proyek Raksasa Indonesia yang Mangkrak

http://images.detik.com/content/2014/03/12/4/075228_isi1kontruksi.jpgJakarta Beberapa proyek infrastruktur skala nasional yang sudah dicanangkan pemerintah tersendat bahkan ada yang jalan di tempat bertahun-tahun. Misalnya proyek Jembatan Selat Sunda (JSS) termasuk yang mandek sebelum dimulai.

Proyek-proyek nasional ini menelan dana yang sangat besar hingga triliunan rupiah. Berikut ini beberapa proyek nasional yang masih mangkrak dan masih dalam proses penyelesaian, berikut daftarnya:


● Jembatan Selat Sunda

http://images.detik.com/content/2014/03/12/4/075257_jss.jpgRencana pembangunan Jembatan Selat Sunda (JSS) senilai sedikitnya Rp 100 triliun yang akan menyambungkan Pulau Jawa dan Sumatera sudah ada sejak tahun 1960-an saat Indonesia dipimpin Presiden Soekarno. Pada era Presiden SBY, semangat membangkitkan mega proyek ini muncul kembali, namun hampir berjalan 10 tahun belum ada studi sebagai dasar melanjutkan proyek ini.

Jembatan yang dirancang sepanjang 29 Km ini, sudah mulai jadi pembicaraan serius di internal pemerintah setidaknya sejak 2004.

Menteri Pemukiman dan Prasarana Lingkungan, Soenarno di Kabinet Gotong Royong, era Megawati pada September 2004 berpesan agar pemerintahan baru (era Presiden SBY) harus memprioritaskan pembangunan JSS yang menghubungkan Sumatera dan Jawa.

Saat itu sudah ada dua investor yang tertarik proyek pembangunan jembatan tersebut. Kedua investor itu masing-masing berasal dari China dan Amerika Serikat (AS).

Pada 3 September 2007, pengusaha dan pemilik Artha Graha Network tiba-tiba muncul dalam proyek JSS. Ia mengeluarkan gagasan untuk memprakarsai pembangunan proyek JSS dengan dana swasta tanpa anggaran negara.

Pada 2 Desember 2011, terbit Peraturan Presiden No. 86 Tahun 2011 tentang Pengembangan Kawasan Strategis dan Infrastruktur Selat Sunda (KSISS) diatur beberapa hal antaralain penyiapan proyek keseluruhan harus selesai dalam jangka waktu paling lama 24 (dua puluh empat) bulan sejak penandatanganan perjanjian kerjasama.

Namun tiba-tiba pada 8 Juni 2012 Menteri Keuangan pada waktu itu, Agus Marto Wardojo ingin proyek ini didanai APBN. Lalu terjadi perdebatan di internal pemerintah.

Perkembangan terbaru akhirnya, awal Maret 2014 pemerintah memutuskan melanjutkan proyek ini dengan menugaskan BUMN dan swasta, salah satu BUMN yaitu Jasa Marga sudah berminat. Ada keinginan proyek ini bisa dipercepat dari 10 tahun proses pembangunan.

● Tol Trans Sumatera

http://images.detik.com/content/2014/03/12/4/075447_tol003.jpgGagasan membangun Tol Trans Sumatera setidaknya sudah muncul sejak akhir tahun 1990-an. Pada masa awal kepemimpinan Presiden SBY, tahun 2005 pemerintah berkomitmen membangun ruas jalan tol baru sepanjang 1.600 Km, termasuk di dalamnya Trans Sumatera dan Trans Jawa.

Pada Juli 2013 pemerintah telah menunjuk BUMN PT Hutama Karya sebagai pelaksana proyek jalan Tol Trans Sumatera sepanjang lebih 2.400 Km yang mengubungkan Aceh hingga Lampung. Alasan penunjukan ini karena investor swasta dalam negeri dan asing tak tertarik menggarap proyek triliunan rupiah tersebut.

Kementerian Pekerjaan Umum memperkirakan proyek ini akan membutuhkan dana sebesar Rp 99,887 triliun. Proyek ini direncanakan segera dibangun tahun ini dan rampung 2020.

Trans Sumatera terdiri dari 18 ruas, sebanyak enam ruas bakal jadi prioritas yakni Bakauheuni-Terbanggi Besar (150 km), Indralaya-Palembang (22 km), Pekanbaru-Kandis (76 km), Kandis-Dumai (59 km), Tebing Tinggi-Medan (60 km), serta Medan-Binjai (16 km).

MRT

http://images.detik.com/content/2014/03/12/4/075519_mrtluar.jpgProyek ini merupakan proyek nasional meski berada di Provinsi DKI Jakarta. Keterlibatan pemerintah pusat dalam proyek ini diantaranya menanggung pinjaman proyek. Masing-masing porsi pembiayaan MRT yang ditanggung Pemda DKI 51% dan 49% pemerintah pusat. Semua pembiayaan MRT didapat dari hasil pinjaman dari Japan International Coorperate Agency (JICA) kurang lebih Rp 15 triliun.

Proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta digadang-gadang selesai akhir tahun 2016, namun akhirnya molor, baru akan selesai 2018. Namun ternyata studi soal proyek transportasi massal seperti MRT Jakarta sudah dirintis sejak 1986 atau 26 tahun lalu oleh pemerintah.

Studi awal transportasi massal di Jakarta sudah dilakukan dalam rentang 1986 hingga 1995. Namun transportasi massal seperti MRT, baru dilakukan aksi Pencanangan Pekerjaan Persiapan Pembangunan MRT yang dilakukan pada 26 April 2012 oleh Gubernur DKI.

Saat pergantian kepemimpinan di DKI, masa Gubernur DKI Jakarta Jokowi pada 2 Mei 2013, sempat meluncurkan proyek transportasi massal tersebut di Bundaran HI sebagai tanda dilanjutkan. Kemudian pada 10 Oktober 2013, proyek ini mulai groundbreaking. Pada Maret-April 2014, proyek ini sudah mulai masuk tahap konstruksi.

● Tol Trans Jawa

http://images.detik.com/content/2014/03/12/4/075625_toltoldalam.jpgDari sekian proyek nasional, perkembangan tol Trans Jawa nasibnya masih lebih baik, walaupun belum tuntas seluruhnya. Saat ini proses penyelesaian proyek beberapa ruas tol.

Trans Jawa merupakan jalan tol penghubung Cikampek hingga Surabaya. Tol sepanjang 615 km ini terbagi menjadi 9 ruas, di antaranya Cikampek-Palimanan, Pemalang-Batang, Batang-Semarang, Semarang-Solo, Solo-Ngawi, Ngawi-Kertosono, Kertosono Mojokerto, dan Mojokerto-Surabaya. Proyek tol ini menelan investasi senilai Rp 51,41 triliun.

Tol Trans Jawa sepanjang sekitar 1.000 km tersebut melanjutkan jalan-jalan tol yang sekarang sudah ada, seperti Tol Cikampek, Cirebon, Semarang dan Surabaya, sedangkan sisa ruas jalan tol yang akan dibangun adalah sepanjang 642,56 Km.

Pada periode 1995 hinggu 1997 dilakukan upaya percepatan pembangunan jalan tol melalui tender 19 ruas jalan tol sepanjang 762 km termasuk Tol Trans Jawa.

Namun akhirnya terhenti akibat krisis moneter pada Juli 1997 yang mengakibatkan pemerintah harus menunda program pembangunan jalan tol dengan dikeluarkannya Keputusan Presiden No. 39/1997. Akibat penundaan tersebut pembangunan jalan tol di Indonesia mengalami stagnansi, terbukti dengan hanya terbangunnya 13,30 km jalan tol pada periode 1997-2001.

Proses pembangunan jalan tol kembali memasuki fase percepatan mulai tahun 2005. Pada 29 Juni 2005 dibentuk Badan Pengatur Jalan Tol sebagai regulator jalan tol di Indonesia. Penerusan terhadap 19 proyek jalan tol yang pembangunannya ditunda pada tahun 1997 kembali dilakukan.

Pada 2011, pemerintah fokus pada pembangunan 24 ruas jalan tol Trans Jawa di 2011. Waktu itu, targetnya 2014 seluruh ruas tol yang akan menghubungkan Jakarta-Surabaya itu dapat diselesaikan sehingga dapat memperlancar distribusi barang.

Namun kini, pemerintah memperkirakan hingga 2015 jalan tol trans Jawa belum rampung karena masalah lahan. Perkembangan pembebasan tol tersebut baru mencapai 55,73% per 15 Mei 2013.


  ♞ detik  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More