blog-indonesia.com

Sabtu, 10 Januari 2015

Detik-detik Ekor AirAsia QZ8501 Diangkat ke Kapal Crest Onyx

Foto: Angling/detikcom

Setelah 3 hari ditemukan, ekor AirAsia QZ8501 akhirnya muncul ke permukaan laut. Ekor pesawat itu lalu dibawa naik ke kapal Crest Onyx oleh tim SAR gabungan.

Saat ekor QZ8501 muncul ke permukaan di Selat Karimata, Sabtu (10/1/2014), tepuk tangan membahana dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko dan pejabat lainnya yang memantau dari KRI Banda Aceh.

Selama ini, pengangkatan ekor terhambat gelombang yang tinggi dan angin kencang di sekitar Selat Karimata. Ekor ditemukan di kedalaman 35 meter.

Berikut detik-detik diangkatnya ekor AirAsia diangkat ke kapal Crest Onyx:
1. Ekor Naik ke Permukaan Ekor QZ8501 terangkat ke permukaan laut pada pukul 11.50 WIB. Ekor seberat 10 kg itu dikaitkan dengan floating bag dengan 4 tabung udara.

Kemudian 2-3 tabung udara lagi ditambahkan. Munculnya ekor ke permukaan mendapat tepuk tangan dari Panglima TNI Jenderal Moeldoko yang memimpin operasi pengangkatan ekor AirAsia. Moeldoko bahkan menginap dari Kamis (8/1/2015) lalu.

Beberapa anggota TNI AL terlihat mengawal proses pengangkatan ini dari permukaan laut dengan menggunakan 2 kapal karet.
2. Ekor Ditarik ke Crest Onyx Setelah terangkat ke permukaan laut, ekor QZ8501 ditarik dengan menggunakan crane dari kapal Crest Onyx. Sekitar pukul 14.00 WIB, proses penarikan ekor masih berlangsung.

Potongan ekor pesawat ini nantinya akan dibawa ke Pangkalan Bun untuk kepentingan penyelidikan.
3. Ekor Berhasil Dinaikkan ke Kapal Ekor QZ8501 akhirnya naik ke kapal Crest Onyx. Ekor yang berwarna merah dengan tulisan berkelir putih itu bisa dilihat dengan mata telanjang.

Dari sini, merujuk pada pernyataan Jenderal TNI Moeldoko, tim akan mengecek ada tidaknya black box di dalam bagian pesawat itu.
4. Black Box Dicari Setelah ekor dinaikkan ke kapal Crest Onyx, tim SAR gabungan masih membutuhkan konfirmasi untuk memastikan keberadaan black box. Panglima TNI Jenderal Moeldoko yakin akan adanya black box di ekor tersebut.

"Saya yakin di ekor, perkembangan pukul 10.00 WIB sinyal melemah. Anak buah kami saya tarik karena frekuensi (ping) mengecil. Penyelam ada yang standby di Jadayat. Nanti juga kerahkan kekuatan Basarnas menggunakan teknologi mungkin Amerika atau Rusia," kata Moeldoko, di KRI Banda Aceh, di Selat Karimata.(nik/gah)

  ★ detik  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More