blog-indonesia.com

Kamis, 09 Juli 2015

Demo di Batam Bikin Perusahaan Asing Hengkang

Jokowi Kerahkan BINhttp://images.detik.com/content/2015/07/08/1036/110617_buruh1.jpgAksi demo yang membuat perusahaan-perusahaan besar asing di Batam hengkang sudah dilaporkan pada Presiden Joko Widodo (Jokowi). Sebagai tindak lanjut, Jokowi memerintahkan Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menyelidiki penyebab pasti fenomena ini.

Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kepulauan Riau, Cahya mengatakan, beberapa waktu lalu, Presiden Jokowi datang ‎ke Batam dalam kunjungan kerjanya. Kala itu Jokowi datang bersama rombongan, termasuk Kepala BKPM Franky Sibarani.

Cahya yang pada awalnya sedikit menduga ada yang aneh dalam aksi demo yang menyebabkan perusahaan besar seperti Siemens, Seagate, Japan Servo, juga perusahaan lainnya hengkang dari Indonesia, melaporkannya pada Jokowi.

"Saya selaku Ketua Apindo Kepri, di depan Presiden saya sampaikan. Kami heran, kenapa yang didemo kenapa PMA saja lokal tidak, kami menduga ini ada apa. Saya sudah bilang ini ada apa. Pemerintah harus cari tahu," tutur Cahya kala berbincang dengan detikFinance, Rabu (8/7/2015).

Cahya curiga ada udang di balik batu dari fenomena demo yang sudah berlangsung kurang lebih 3 tahun belakangan ini. "Saya bilang Pak (Jokowi) ini perlu kita dalami. Kadang-kadang, ini kan banyak kompetitor, jangan-jangan hanya akan merusak iklim investasi Indonesia, Batam," tuturnya.

Namun Cahya tidak mau berspekulasi siapa kompetitor yang dimaksud. Dia bercerita, kala itu, Jokowi menanggapinya dengan serius. Jokowi‎ menganggap ini bukan lagi persoalan daerah, melainkan persoalan negara yang harus diselesaikan. Jokowi akhirnya meminta Badan Intelijen Negara (BIN) untuk menyelidiki hal ini.

"Pak Presiden bilang, beliau tahu. Ini masalah di (pemerintah) pusat, bukan masalah daerah, tapi masalah negara. Beliau minta BIN untuk menyelidiki," kata Cahya.
Heran, Upah Sudah Tinggi Tapi Pekerja di Batam Sering DemoAksi demo cukup sering dilakukan para pekerja di Batam, Kepulauan Riau. Kondisi ini sampai membuat sejumlah perusahaan asing hengkang. Pengusaha bingung apa yang dituntut pekerja, karena upah minimum kota (UMK) di Batam termasuk tinggi.

Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Hariyadi Sukamdani, mengaku tidak mengerti ada apa di balik aksi demo yang sudah berlangsung selama 3 tahun belakangan ini. Menurutnya, hubungan industrial di perusahaan cukup baik.

"Kalau kita tidak begitu mengerti urusan di balik itu ada apa sih. Menurut yang kita pantau, hubungan industrialnya cukup bagus," tutur Hariyadi, kepada berbincang dengan detikFinance, Rabu (8/7/2015).

Hariyadi menuturkan, selain hubungan industrial yang baik, upah yang selama ini selalu menjadi tuntutan utama buruh dalam demonstrasi pun bukan jadi persoalan di Batam. Menurutnya, Batam salah satu kota yang memberikan upah yang cukup baik.

"Take home pay jauh lebih bagus di sana, dibanding daerah Sumatera lainnya, termasuk Jawa. Itu dikeluhkan banyak investor asing di sana. Kenapa ini selalu dimobilisasi terus, ini sangat merugikan," jelasnya.

Seperti diketahui, pemerintah daerah menyetujui UMK Batam pada 2015 sebesar Rp 2.685.302/bulan. Gubernur Provinsi Kepulauan Riau, Muhammad Sani juga menetapkan Upah Kelompok yang terdiri dari kelompok 1 sebesar Rp 2.873.273, kelompok 2 Rp 2.715.565, dan kelompok 3 Rp 2.689.196.

Selain itu, beberapa tunjangan pun diberikan untuk para pekerja di Batam. Termasuk rumah tinggal dan lainnya.

"Perumahan juga disiapkan, ada BPJS, ada juga rumah yang sebagian disiapkan atau rusunawa," tuturnya.
Tak Biasa dengan Demo, Investor Asing di Batam Pilih Hengkanghttp://images.detik.com/content/2015/07/08/1036/192301_batam320.jpgDemonstrasi pekerja yang terjadi di beberapa perusahaan asing di Batam, Kepulauan Riau berbuntut hengkangnya beberapa pabrik. Investor asing umumnya sensitif terhadap gangguan seperti demo.

Direktur Jenderal Pengembangan Perwilayahan ‎Industri Kementerian Perindustrian (Kemenperin) Imam Haryono mengaku baru mendapatkan laporan terkait maraknya demonstrasi yang menyebabkan hengkangnya beberapa perusahaan besar dari Batam.

"Iya itu informasinya benar. Nanti ‎himpunan kawasan industri di sana akan turun tangan itu pasti," tutur Imam kepada detikFinance ditemui di acara buka Puasa Bersama Menteri Perindustrian Saleh Husin di Widya Chandra, Jakarta, Rabu (8/7/2015).

Imam pun mengatakan, pengusaha atau investor asing cukup sensitif terhadap adanya demonstrasi, apalagi demo yang mengandung unsur kekerasan, sweeping, anarkis hingga penyanderaan.

"Orang-orang asing itu paling takut demo, ditekan. Kalau orang kita mungkin sudah biasa menghadapi demo seperti itu," tuturnya.

Imam mengatakan, pemerintah bakal membereskan hal ini agar demonstrasi yang terjadi tak berlarut dan tak ada lagi investor-investor asing yang hengkang.

Seperti diketahui, Beberapa perusahaan asing yang tak kuat memghadapi kondisi seperti ini, memutuskan untuk hengkang dari Indonesia. Beberapa di antaranya adalah Siemens, Japan Servo, Seagate dan lainnya.
Ada Perusahaan Hengkang dari Batam, Menperin: Yang Masuk Lebih Banyakhttp://images.detik.com/content/2015/07/08/1036/salehhusin.jpgMenteri Perindustrian Saleh Husin tidak khawatir ‎banyaknya perusahaan asing yang hengkang dari Batam akan mempengaruhi investasi. Menurutnya, Indonesia masih menarik untuk investasi.

Hal tersebut dikatakan Saleh di sela acara buka puasa bersama bersama Persatuan Insinyur Indonesia (PII), di kompleks Widya Chandra, Jakarta, Rabu (8/7/2015).

"Harusnya nggak lah (membuat iklim investasi buruk). Ada juga yang masuk, yang masuk lebih banyak. Jangan hanya lihat yang keluar," tutur Saleh.

Dia mengatakan, di samping ada perusahaan-perusahaan yang hengkang, ada juga perusahaan yang masuk dan investasi terus digenjot pemerintah.

"Ada yang PHK, tapi ada juga investasi yang menumbuhkan banyak lapangan kerja," tuturnya.

Meski begitu, dia mengatakan, pemerintah tak akan tinggal diam menyikapi fenomena hengkangnya perusahaan-perusahaan besar dari Batam ini. Salah satu ujpaya yang dilakukan pemerintah adalah dengan menjadikan kawasan industri tersebut sebagai objek vital.

"Kalau pun mau keluar, paling tidak jangan sampai keluar Indonesia. Kami akan terus komunikasikan," tutupnya. (zul/dnl)



  ✈️ detik  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More