blog-indonesia.com

Sabtu, 03 Oktober 2015

Proyek Kereta Api Jakarta-Bandung Murni Inovasi Kementerian BUMN

http://assets.kompas.com/data/photo/2014/03/17/1909410Kereta-Cepat-Perancis780x390.jpgIlustrasi: Kereta cepat Perancis TGV memiliki kecepatan maksimal 320 kilometer per jam.

Proyek kereta berkecepatan sedang sebagai pengganti proyek kereta cepat Jakarta-Bandung tidak pernah masuk dalam roadmap atau peta jalan Kementerian Perhubungan.

Staf Khusus Menteri Perhubungan Hadi Mustofa Juraid menyampaikan bahwa proyek ini murni inovasi baru yang dikembangkan Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan orientasi bisnis.

"Justru yang masuk rencana kita kereta api cepat Jakarta-Surabaya," kata Hadi dalam diskui yang digelar Smart FM di Jakarta, Sabtu (3/10/2015).

Meski demikian, Hadi mengatakan, Kemenhub akan mendukung proyek yang sudah ditetapkan Presiden Joko Widodo ini. Selaku regulator, Kemenhub akan melakukan penilaian teknis terkait kenyamanan maupun keamanan proyek tersebut. Di samping itu, Kemenhub menjadi pihak yang menerbitkan izin pembukaan jalur.

"Itu kan perizinan di kita, mungkin berdasarkan uji kelayakan itu maka mereka menyusun rutenya. Itu kan izinnya ada di kita. Nanti kita kaji, apa namanya, sejauh mana memenuhi syarat, baru kita keluarkan izin," tutur Hadi.

Ia juga menyampaikan bahwa Kemenhub lebih berorientasi pada pembangunan proyek yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Ia mencontohkan bagaimana Kemenhub mengambil alih proyek light rail transit (LRT) Cibubur-Cawang karena proposal yang diajukan kontraktor, yakni Adhi Karya dianggap tidak menjangkau masyarakat luas secara ekonomis.

"Karena proposal awalnya Adhi Karya tidak layak dan hanya masyarakat tertentu yang bisa menjangkau kalau dibangun dan dioperasikan Adhi Karya. Ini yang kita ambil alih supaya lebih layak. Jadi nanti tarif Cibubur-Cawang tidak akan lebih Rp 20.000, misalnya," tutur Hadi.

Menurut Hadi, hingga 2019, Kemenhub fokus pada pembangunan jalur kereta api luar Jawa. Anggaran yang dialokasikan untuk pembangunan jalur kereta api luar Jawa hingga 2019 mencapai Rp 105 triliun.

Alokasi dana Rp 105 triliun itu di antaranya digunakan untuk pembangunan kereta api trans Sumatera, trans-Kalimantan, trans-Sulawesi, Papua, dan reaktivasi sejumlah jalur kereta di Jawa.

  ★ Kompas  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More