blog-indonesia.com

Kamis, 30 Juni 2016

★ Motor Listrik Gesits

Jadi Perangsang Industri Komponen Lokal Motor Listrik Gesits

Kehadiran motor listrik nasional Gesits rakitan Universitas Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) kerja sama dengan Garansindo dinilai akan memberikan dampak positif bagi majunya industri otomotif di Indonesia.

Muhammad Al Abdullah, CEO Garansindo menjelaskan, hal ini mengingat komponen lokal Gesits yang saat ini mencapai 90 persen. Keyakinan ini semakin bertambah setelah Garansindo bergabung dalam Industri Otomotif Indonesia (IOI).

Kami berkomitmen untuk membesarkan Tier 2 dan Tier 3, karena komponennya Gesits yang diproduksi dalam negeri kebanyakan menggandeng UKM,” kata pria yang akrab disapa Memet ini di Jakarta, Rabu, 29 Juni 2016.

Sedangkan motor listrik yang ada di Indonesia, semuanya masih impor dari luar. “Jadi baru kami yang satu-satunya mempunyai motor listrik rakitan lokal, dengan begitu, harapan kami yang menjadi anggota pertama dari IOI adalah Gesits,” ujarnya berharap.

Pengaruh kehadiran Gesits ini juga dirasakan Memet dengan banyaknya motor-motor listrik yang mulai berdatangan dari luar negeri.

 100 Persen Asli Indonesia 

Gesits, motor listrik lokal racikan mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya hingga sekarang komponen lokalnya 90 persen, untuk 10 persen sisanya masih impor. Barang yang diimpor adalah baterai, dan kini tengah coba dikembangkan.

Saat ini, Garansindo dan pemerintah sudah menunjuk dua universitas terkemuka di Indonesia untuk meracik baterai secara utuh. Hal itu diungkapkan langsung oleh Muhammad Al Abdullah, chief executive officer (CEO) Garansindo.

Ia menjelaskan, sesuai arahan menteri dan presiden, akhirnya Garansindo bekerja sama dengan dua universitas di luar ITS untuk mengembangkan baterai. “Jadi, habis Lebaran kami akan tanda tangan MoU soal pengembangan cell baterai Gesits,” kata Abdullah, Rabu 29 Juni 2016.

Seperti diketahui, cell dari baterai Gesits masih impor, sehingga hanya boks modulnya buatan lokal. “Kalau cell baterai kami masih impor dari Panasonic untuk saat ini, yang kami belum mampu kan membuat cell-nya, makanya menggandeng dua universitas tersebut,” katanya.

Berarti, dua perguruan tinggi itu memiliki tugas masing-masing. “Satu dari mereka ada yang mengembangkan cell baterai Lithium, satu lagi sudah menyiapkan recycle baterainya,” katanya.

Jadi, saat mulai produksi ketiganya terjawab, karena dukungan pemerintah cukup signifikan. Sementara itu, ITS juga lagi digenjot agar baterai yang sudah ada ini bisa waterproof. Mereka lagi uji coba terus, baterai direndam ke air,” katanya.

  Vivanews  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More