blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Sabtu, 30 Juli 2016

Basarnas Pilih Pesawat Tanpa Awak Buatan Luar Negeri

Sebuah helikopter tanpa awak milik Basarnas dipamerkan dalam kegiatan pertemuan INSARAG 2016 di Jogja. (suaramerdeka.com/Gading Persada) 

Ajang pertemuan para rescuer dari 24 negara se Asia Pasifik dalam INSARAG 2016 yang berlangsung di Jogja benar-benar dimanfaatkan Badan Search and Rescue Nasional (Basarnas) untuk unjuk kemampuan termasuk menunjukkan sejumlah peralatan terbaru yang dimilikinya.

Peralatan-peralatan baru yang kami miliki saat ini sengaja kami tampilkan dalam pameran agar orang-orang luar negeri tahu tentang kemampuan SAR kita,” jelas Kepala Basarnas Marsekal Madya FHB Soelistyo, Jumat (29/7).

Sejumlah peralatan anyar pun dipamerkan. Seperti dengan sudah dimiliki helikopter tanpa awak yang baru dibeli Basarnas dari luar negeri.

Helikopter tak berawak ini sementara kami beli di luar negeri karena buatan dalam negeri rata-rata menggunakan fixed wing ternyata kurang sesuai dengan areal operasi Basarnas,” jelas dia.

Selain itu masih ada kapal-kapal yang terus diperbaiki seperti kata Soelistyo, kalau Basarnas tengah membuat kapal-kapan dengan panjang minimal 40 meter. Dipilihnya kapal dengan dimensi panjang tersebut dikarenakan berdasar operasi selama ini termasuk Operasi AirAsia baru-baru ini.

Kapal dengan ukuran itu yang paling fleksibel dan masih bisa efisen dan efektif. Lalu underwater equipment kami punya sebelum kejadian Airasia kami tidak punya dan itu langsung kami beli utk kebutuhan Basarnas,” papar dia.

Soelistyo paham bahwa saat ini peralatan terbaru yang dimiliki Basarnas belum banyak jumlahnya. Misalnya dengan helikopter dimana saat ini sudah memiliki delapan unit.

Sudah ada delapan unit dan di PT DI (Dirgantara Indonesia) masih dirakit utk penambahan kekuatan. Memang jumlahnya belum banyak tapi sewaktu waktu dibutuhkan bisa dimanfaatkan,” tandas dia. (Gading Persada/CN19/SMNetwork)

  suaramerdeka  

Jumat, 29 Juli 2016

★ Dua Kapal Pengamat Tercanggih Diluncurkan

Buatan Galangan Kapal BatamKN Benggala dan KN Bepondi buatan PT Citra Shipyard Batam. Kapal Pengamat Perambuan KN Benggala direncanakan akan ditempatkan di Distrik Navigasi Kelas II Sabang. Sedangkan KN Beponi untuk Distrik Navigasi Kelas II Jayapura

Dua dari empat unit kapal pesanan Kementrian Perhubungan (Kemenhub) RI di PT Citra Shipyard Batam akhirnya diluncurkan. Dua kapal tersebut adalah kapal pengamat perambuan Hull 296 KN Benggala dan Hull 297 KN Bepondi yang diperuntukkan kepada Ditjen Perhubungan Laut RI.

Peluncuran langsung dilakukan Direktur Jendral (Dirjen) Perhubungan Laut, A Tonny Budiono di Kawasan Industri Galangan Kapal Citra Shipyard di Sagulung, Batam, Kepulauan Riau, Sabtu (16/7) pagi.

Tonny di sela-sela acara peluncuran mengatakan dua kapal pengamat perambuan yang menelan APBN sekitar Rp 68 miliar itu akan ditempatkan di distrik navigasi perairan Jayapura dan Sabang. "Ini armada pendukung untuk sistem perambuan kapal-kapal yang ada di perairan Indonesia," tutur Tonny kepada batampos (Jawa Pos Group).

Dua kapal pengamat perambuan tersebut akan membantu kapal-kapal pengamat perambuan lainnya yang sudah ada. "Yang sudah 61, ditambah dua ini jadi 63 unit dan semuanya sudah tersebar di seluruh perairan Indonesia," ujar Tonny.

Secara umum sambung Tonny, Indonesia yang didominasi wilayah perairan memang masih kurang ideal dengan jumlah armada kapal pengamat perambuan. Menurutnya angka ideal untuk kapal pengamat perambuan sekitar 125 unit. "Masih banyak yang kurang, tapi itulah karena keterbatasan anggaran ya kita adakan bertahap," ujarnya.

Diakui Tonny dua kapal yang baru diluncurkan itu tergolong kapal yang canggih. Selain dibekali dengan peralatan yang modern, dua kapal itu memiliki spesifikasi yang sangat baik seperti berbahan full aluminium dengan panjang 32 meter dan kecepatan 28 knot. "Intinya kualitas dua kapal ini sudah sangat bagus dan itu yang kami harapkan selama ini," ujar Tonny.

Senada disampaikan oleh General Manajer (GM) PT Citra Shipyard, Abi, bahwa pembuatan dua kapal pesanan Kemenhubla itu sudah sesuai spesifikasi awal kesepakatan kontrak kerja.

Bahkan untuk memberikan pelayanan ekstra, pihak perusahaan menyelesaikan pekerjaan dua unit kapal lebih cepat dua bulan dari kontrak kesepakatan awal. "Ini berkat koordinasi yang baik dari pihak Kemhub jadi pengerjaan berjalan dengan baik dan selesai lebih awal," ujar Abi.

PT Citra Shipyard kata Abi memang selalu mengutamakan kualitas dan kepuasan konsumen dan itu sudah terbukti bahwa proyek pengerjaan kapal tidak saja datang dari dalam negeri tapi juga dari luar negeri seperti Malaysia, Cina dan lainnya.

Untuk proyek pembuatan kapal dari Kemenhubla sendiri, PT Citra Shipyard sedikitnya mengerjakan empat unit kapal. "Dua yang diluncurkan hari ini dan dua lagi kapal kenavigasian yang ukurannya lebih besar masih dalam proses pengerjaan," tutur Abi. (eja/ray/jpnn)
 

  JPNN  

Kamis, 28 Juli 2016

[Foto] P6 ATAV

Produksi PT SSEPenampakan baru kendaraan militer yang sudah dipakai Korpaskhas TNI AU.

[​IMG]

Kendaraan taktis ini diberi nama P6 ATAV produksi PT SSE (Sentra Surya Ekajaya). [def.pk]
[​IMG]

Kendaraan taktis ini pertama kali muncul di HUT TNI AU ke 70 digunakan Korpaskhas. [def.pk]
sse-2.jpg

Sebelumnya Korpaskhas menggunakan kendaraan DMV produksi PT Dirgantara Indonesia. Tidak ada informasi, apakah kendaraan ini menambah atau menggantikan kendaraan DMV untuk Korpaskhas. [def.pk]
sse-1.jpg

Penampakan kendaraan taktis P6 ATAV. [def.pk]
  Garuda Militer  

Rabu, 27 Juli 2016

[Foto] Uji Coba Loading Tank Leopard ke LCU TNI AD

Proses uji coba embarkasi tank Leopard 2 ke kapal ADRI L (Kostrad, IMF)

Setelah sukses dalam uji coba pemuatan tank Leopard 2 ke kapal LST Teluk Bintuni 520 di dermaga Kolinlamil TNI AL, Pasukan Kostrad TNI AD juga melakukan uji coba pemuatan tank Leopard 2 ke kapal LCU (Landing Craft Utility) milik TNI AD.
 


Berbeda dengan KRI Teluk Bintuni 520 yang bobot mati 2.300 ton dan didesain untuk dapat menampung 10 tank tempur utama sekelas Leopard 2, maka LCU ADRI L (nomor 50) mempunyai bobot mati separohnya saja yakni 1.200 ton dan didesain untuk dapat mengangkut 6 tank tempur utama sekelas Leopard 2.

Kapal LCU ADRI L memiliki panjang 79,50 meter, lebar kapal 14.00 meter, total beban 2.400 ton, dengan mesin penggerak 2×1500 hp dapat berlayar dengan kecepatan maksimum 12 knot, Kapal ini dapat membawa enam tank Leopard 2A4 dan satu tank transporter.

ADRI L merupakan kapal terbesar yang dimiliki TNI AD, operasional kapal ini dilakukan oleh Direktorat Pembekalan Angkutan TNI AD (Ditbekang TNI AD). Kapal ini dibuat oleh galangan DKB/PT Dok & Perkapalan Kodja Bahari (Persero), merupakan galangan hasil merger (pengabungan) dari 4 (empat) industri galangan kapal : PT Dok & Perkapalan Tanjung Priok (Persero), PT Kodja (Persero), PT Pelita Bahari (Persero) dan PT Dok & Galangan Kapal Nusantara (Persero).

Tank Leopard 2 merupakan tank terbesar milik TNI, karena bobotnya yang mencapai 62 ton maka untuk sarana transportasi antar pulau digunakan dua tipe kapal yaitu LST milik TNI AL dan LCU milik TNI AD. Total sudah 4 LST sekelas KRI Bintuni yang dibangun, 2 di galangan DKB dan 2 di galangan DRU, sedangkan kapal LCU baru satu yang dibangun.
  Defense Studies  

Skadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh Cetak Dua Penerbang Super-Tucano

Super Tucano TNI AU 

Skadron 21 Lanud Abdulrachman Saleh Malang kembali mencetak dua penerbang pesawat tempur taktis Super-Tucano. Keduanya adalah Letda Pnb Putu Pandu yang sukses terbang solo dengan Super-Tucano TT 3112 selama 20 menit.

Kemudian Letda Pnb Ricard Lucky melakukan terbang solo dengan mengelilingi training area wilayah Lanud Abd Saleh dan sekitarnya menggunakan pesawat Super Tucano TT 3116 selama 30 menit. Keduanya berhasil melakukan terbang solo dengan sukses.

Komandan Wing 2 Lanud Abd Kolonel Pnb Fairlyanto ST dan Komandan Skadron Udara 21 Letkol Pnb Dedy Iskandar menyambut serta mengucapkan selamat atas keberhasilan kedua penerbang melakukan terbang solo.

Danwing 2 mengatakan, keberhasilan Letda Pnb Putu Pandu dan Letda Pnb Ricard Lucky dalam melakukan terbang solo merupakan kebanggaan bagi Lanud Abd Saleh karena untuk mencetak penerbang tempur yang profesional dan berkualitas harus melalui berbagai tahapan panjang dan melelahkan.

Selanjutnya dilakukan upacara tradisi pemecahan telur di atas kepala kedua penerbang tersebut dan disiram dengan air bunga dan tepung oleh Komandan Wing 2, Komandan Skadron Udara 21, dan para pejabat perwira lainnya secara bergantian di Shelter Skadron Udara 21.

Kedua penerbang tersebut lalu mencium moncong pesawat Super-Tucano sebagai tanda telah lahirnya fighter baru yang akan bertugas sebagai pengawal dirgantara nasional.

Tradisi tersebut diselengarakan dengan maksud agar keberhasilan yang telah dicapai tetap melekat di dalam dirinya serta menjadi motivasi untuk terus meningkatkan kemampuannya sebagai penerbang tempur andal dan profesional.

"Mencetak penerbang tempur yang profesional dan berkualitas harus melalui berbagai tahapan seperti halnya terbang solo seperti saat ini, terbang solo merupakan bekal awal untuk menjadi penerbang tempur," Komandan Wing 2 Lanud Abd Kolonel Pnb Fairlyanto, Selasa (26/7/2016).

Danskadud 21 berharap, untuk terus menempa diri dengan terus belajar dan berlatih sehingga mampu menjadi penerbang tempur yang profesional dengan melaksanakan latihan secara berjenjang.

Letda Pnb Putu Pandu merupakan anak adalah lulusan PSDP angkatan 28 dan Sekbang 88 tahun 2015 dan sudah mengantongi jam terbang selama 10 jam dan telah mengikuti pendidikan transisi angkatan ketujuh selama sebulan.

Sedangkan Letda Pnb Ricard Lucky lulusan PSDP angkatan 28 dan Sekbang 88 tahun 2015 dengan pendidikan yang sama. (Ari)
 

  Okezone  

Kisah Drone Pantau Santoso di Hutan Poso

Skuadron 51 ikut memantau pergerakan SantosouavAerostar TUAV: Drone Intai Andalan Skadron Udara 51 TNI AU

Tim Alfa 29 Batalyon Infantri 515 Komando Strategi TNI Angkatan Darat (Kostrad) berhasil menembak mati pimpinan Mujahidin Indonesia Timur (MIT) sekaligus gembong teroris paling dicari, Santoso, dalam baku tembak di hutan salah satu Pegunungan Biru, Tambarana, Poso Pesisir Utara, Sulawesi Tengah, Senin, 18 Juli 2016.

Dibalik ketangguhan tim tersebut, ada peran besar pesawat tanpa awak atau drone milik TNI Angkatan Udara bernama Skuadron 51. Komandan Pangkalan TNI AU (Danlanud) Supadio Pontianak Marsekal Pertama (Marsma) Tatang Herlyansah mengatakan peran drone dalam operasi bersandi Tinombala itu memantau pergerakan Santoso dan anak buahnya selama berada di hutan pegunungan Poso.

"Kita telah dilibatkan dalam satgas Tinombala salah satunya Skuadron 51, yang ikut memantau pergerakan Santoso," ujar Tatang, di Danlanud Supadio Pontianak, Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis, 21 Juli 2016, pada sejumlah media.

Jenderal Bintang satu ini menegaskan, selama operasi Tinombala berlangsung, Skuadron 51 terus memantau keadaan dan memetakan hutan yang menjadi tempat persembunyian Santoso dan anak buahnya.

Pantauan drone itu kemudian menjadi bahan data bagi tim untuk mengetahui akurasi keberadaan kelompok yang telah berafiliasi dengan kelompok radikal ISIS itu.

"Sehingga data yang disampaikan dari pemantauan udara ini dapat secara akurat ditindaklanjuti pasukan di darat. Sehingga dapat melumpuhkan Santoso dan anak buahnya," kata Tatang.

Pesawat jenis itu, kata Tatang, termasuk jenis drone yang cukup canggih. Skuadron 51 dapat dapat terbang selama 14 jam. Selain itu, pesawat tanpa awak ini mampu memantau lebih lama di udara dengan areal pemantauan seluas 200 kilometer persegi.

"Hal ini yang kelebihan pesawat tanpa awak, karena pesawat berawak maksimal mampu memantau di udara selama 8 jam. Itu pun kalau pilotnya mampu berada di udara selama waktu tersebut," ujar dia.

Tatang menjelaskan drone yang resmi dioperasikan pada 13 Juli 2015 itu juga tergolong multifungsi karena dapat digunakan dalam berbagai operasi. Selain untuk perburuan teroris, Skuadron 51 juga digunakan untuk memetakan lokasi kebakaran hutan dan lahan dan memetakan lokasi pencurian ikan dan kayu.

"Dilengkapi teknologi canggih. Video roll salah satunya. yang dapat dilihat secara real time. Selain itu juga dilengkapi sinar infrared sehingga dapat tracking dengan kondisi apapun," Tatang menandaskan.

   Liputan 6  

Selasa, 26 Juli 2016

Pesawat Terbang Rendah Selama Kunjungan Jokowi

Ilustrasi F16 TNI AU

Komando Distrik Militer (Kodim) 0705 Magelang, Jawa Tengah, mengimbau kepada warga Magelang untuk tidak menerbangkan balon udara pada Selasa (26/7/2016).

Imbauan ini terkait dengan kedatangan Presiden Joko Widodo dalam acara Prasetya Perwira (Praspa) TNI-Polri di lapangan Sapta Marga Komplek Akademi Militer Kota Magelang.

Bintara Penerangan Kodim 0705 Magelang, Serka Sakimun Sihombing mengatakan, imbauan itu dikeluarkan oleh Komandan Kodim 0705 Magelang, Letkol Arm I Made Gede Antara, karena sebelum maupun pada saat acara akan ada latihan terbang rendah pesawat angkatan udara di wilayah ini.

"Karenanya, warga Magelang diimbau untuk tidak menaikkan balon plastik karena dapat membahayakan pesawat," kata Sakimun, Senin (25/7/2016).

Pihaknya juga telah meminta kepada para tokoh masyarakat, ketua RT maupun RW untuk menyampaikan imbauan ini kepada warganya.

Presiden Joko Widodo akan menjadi inspekstur upacara dalam wisuda atau Praspa TNI-Polri Tahun 2016 di lapangan Sapta Marga komplek Akademi Militar.

Pada Praspa itu masing-masing Akademi Angkatan dan Akademi Kepolisian meluluskan Perwira Remaja (Praja) sebanyak 720 orang.

Selain presiden, agenda empat tahunan ini juga akan dihadiri Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo, Komandan Jenderal Akademi TNI Mayor Jenderal TNI Bayu Purwiyono, sejumlah perwira dan pejabat daerah setempat.

   Kompas  

LAPAN Uji Roda Pendaratan Prototipe Pesawat N219

✈ N219  [PTDI]

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) masih akan menguji roda pendaratan purwarupa pesawat N219.

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) masih akan menguji roda pendaratan prototipe pesawat udara N219.

Sehingga, pesawat yang digarap bersama PT Dirgantara Indonesia (PT DI) ini belum akan terbang pada puncak peringatan Hari Kebangkitan Teknologi Nasional (Hakteknas) ke-21.

Untuk landing gear (roda pendaratan) masih uji dummy di laboratorium uji drop test di LAPAN. Masih perlu waktu untuk sertifikasi landing gear nya, kata Kepala Program N219 Lapan Agus Ariwibowo kepada Antara di Jakarta, Senin.

Teknologi roda pendaratan, menurut dia, merupakan teknologi baru bagi Indonesia, dan ini merupakan teknologi kunci bagi industri pesawat terbang. Karena itu, pihaknya harus melakukan uji coba sebelum melakukan uji roda pendaratan yang asli.

Ia menjelaskan dari sisi desain struktur sama, namun yang menjadi perbedaan antara prototipe dan yang asli adalah kualifikasi bahan yang sedikit berbeda. Perbedaan tersebut berpengaruh terhadap umur dan kekuatan optimal roda pendaratan menerima beban maksimal.

"Semua proses uji (prototipe) yang sekarang dilakukan dalam rangka persiapan uji sertifikasi MLG (main landing gear/roda pendaratan utama) yang asli," kata Agus.

Saat ini, menurut dia, MLG yang asli sedang dibuat oleh konsorsium industri swasta di Bandung dan Tangerang.

Pihak swasta tersebut melakukan investasi pembuatan tool dan jig untuk memproses bahan baku yang disuplai PTDI untuk menjadi roda pendaratan utama yang sesuai dengan kualifikasi teknis BUMN industri dirgantara tersebut.

Pihak konsorsium ini, lanjutnya, masih melakukan uji coba melakukan proses pembentukan, forging terhadap material prototipe MLG sebelum yang asli diproses.

"Semoga dalam dua hingga tiga bulan ke depan ada hasil positif sehingga landing gear perdana produk asli Indonesia bisa masuk ke tahap testing di drop test untuk menjalani proses awal sertifikasi," ujar dia.

Sebelumnya, dalam konferensi pers Hakteknas, Dirjen Penguatan Inovasi Kementerian Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Kemristekdikti) Jumain Appe mengatakan bahwa pesawat N219 belum dapat diterbangkan karena harus melewati uji sertifikasi terlebih dulu.

Menurut dia, masih ada dua uji sertifikasi yang harus dijalankan pesawat berkapasitas 19 penumpang tersebut. "Uji wings (sayap) dan sekarang dikerjakan PT DI, serta uji landing gear yang dikerjakan Lapan.

Pesawat multifungsi bermesin dua yang dirancang PT DI untuk dioperasikan di daerah-daerah terpencil ini, menurut dia, sudah dipesan 200 unit oleh berbagai pihak dari dalam dan luar negeri.

Harapannya pesawat ini kembali dapat menjadi penanda Kebangkitan Teknologi Nasional setelah pada 10 Agustus 1995 pesawat N250 Gatotkaca mengudara perdana di langit Kota Bandung.

  antara  

Senin, 25 Juli 2016

Dari Bengkel Peralatan Militer Menjadi Pabrik Senjata Incaran Dunia

PT Pindad https://kenaapa.id/filez/styles/node/public/img/indonesianindustry/2016/07/24/2135050-5167028.jpg?itok=aY86TKl8Alutsista PT PINDAD [siregar]

PT Pindad (Persero) semakin menunjukkan eksistensinya dalam memproduksi berbagai alutsista seperti senjata, amunisi dan kendaraan tempur baik untuk kebutuhan TNI maupun pasar global.

Khusus pasar global, adalah Negara Mali , Arab Saudi , India ,Oman , Malaysia , Nepal , Myanmar , Kamboja , Filipina yang hingga kini menjadi pangsa pasar bagi PT Pindad.

Berdiri pada 1808, awalnya Pindad adalah bengkel peralatan militer milik Belanda di Surabaya. Bengkel tersebut lalu berubah menjadi pabrik dan dipindah ke Bandung dengan nama Pabrik Senjata Munisi (PSM).

Pada tahun 1950 terjadi nasionalisasi , PSM berubah nama menjadi pabrik senjata dan mesiu serta bernaung di bawah TNI. Pada 1983 pabrik senjata itu berubah status menjadi BUMN dengan nama PT Pindad dan bernaung dibawah Badan Pengelola Industri Strategis.

Guna menjaga kualitas dalam setiap produksinya, hingga kini tenaga ahli di Pindad melakukan Pemeriksaan berlapis pada setiap proses manufaktur mulai dari penerimaan material sampai proses akhir pembuatan produk. Seluruh produknya diuji dan memenuhi standar internasional. Maka tak heran bila banyak negara mengincar produksi hasil karya Pindad.

Dalam eksistensinya sebagai pemasok alutsista baik untuk TNI maupun pasar global, baru-baru ini PT Pindad meluncurkan empat senjata varian senapan serbu yang memiliki kualitas unggulan.

Ke-empat senjata tersebut ialah Senapan serbu SS3 yang merupakan pengembangan dari produk seri SS1 dan SS2. Senjata ini memiliki kaliber amunisi 7,62 mm dengan jarak tembak efektif 400 meter dan 800 meter.

Senjata khusus ini didesain sebagai designated marksman rifle dalam pasukan yang membutuhkan akurasi tinggi. Dengan kapasitas magasin 20 butir, senapan ini memiliki panjang terlentang 1.080-1.150 mm, dengan terlipat 836 mm dan laras 500 mm.

Senjata berikutnya ialah senapan serbu SS2 subsonic yang merupakan jenis baru dari pengembangan senapan serbu SS2 laras panjang. Senjata ini dirancang khusus dengan peredam (silencer) dan munisi subsonic (di bawah kecepatan suara) 5.56 mm untuk di gunakan dalam operasi senyap.

Senjata ini memiliki kapasitas magasin 30 butir dengan jarak tembak mencapai 150-200 meter serta memiliki panjang terlentang 713 mm, panjang terlipat 975 mm dan laras 200 mm.

Ketiga, senapan Sub Machine Gun PM3 yang dirancang khusus untuk mendukung pertempuran jarak dekat. Senapan ini menggunakan munisi kaliber 9 mm dengan bidikan akurat hingga 75 meter dan memiliki kecepatan tembak 750-850 butir per menit, dengan Panjang 720 mm, terlipat 494 mm dan laras 210 mm.

Dan terakhir ialah senapan berjenis Pistol G2 Premium yang merupakan senapan genggam dari pengembangan G2 Combat dan Elit. G2 Premium lebih diperuntukkan untuk olahraga tembak karena memiliki amunisi kaliber 9 mm dengan jarak tembak efektif 25 meter.

Dengan bobot 1,05 kg dan kapasitas magasin 15 butir amunisi. Senjata ini memiliki panjang 222 mm dan tinggi 147 mm.

Selain senjata terbaru tersebut, Pindad juga memproduksi jenis senjata andalan lainnya. Berikut adalah produksi senjata Pindad dari tahun ke tahun ; Senjata SS1, senjata ini merupakan senapan serbu yang mendapatkan lisensi dari FN FNC asal Belgia dan diproduksi sejak 1988.

Senapan ini memiliki enam varian, yaitu SS1-V1, SS1-V2, SS1-V4, SS1-V5, SS1-RM, dan SS1-M1. Lalu Senapan serbu SS3, SS2 Subsonic 5,66 mm. Kemudian Pistol jenis G2 Premium, Sub Machine Gun PM3. Jenis lainnya ialah Senapan Anti Teror PM2-V1 dan PM2-V2.

Pindad juga memproduksi Senapan Sniper dengan nama SPR-1, SPR-2, dan SPR-3. Lalu senapan mesin SM2-V1, SM2-V2, dan SM-3. Pindad juga mampu memproduksi Meriam dengan jarak tembak hingga jarak 10,5 kilometer. Meriam ini bernama ME-105 mm Howitzer.

  ★ indonesiaindustri  

Hawk 200 TT 0214 Kembali ke Pekanbaru

Hawk 200 TT 0214 TNI AU selesai perbaikan

Hari ini, jika cuaca mendukung, pesawat Hawk 200 dengan nomor TT 0214 dari Lanud Rusmin Nuryadin (Rsn) Pekanbaru, akan kembali dari Lanud Abdulrachman Saleh, Pakis, Malang menuju skadron 12, Lanud Rsn, Pekanbaru.

Berdasarkan rilis yang diterima MVoice beberapa menit lalu, pesawat ini telah menjalani tes flight hari terakhir, Kamis (21/7).

Pesawat dari Lanud Rsn ini mengalami perbaikan di Lanud Abdulrachman Saleh, selama sepuluh bulan.

Hawk 200 telah menjalani tes flight sebanyak tiga kali dan dinyatakan berhasil, dengan ketinggian mencapai 15 ribu feet dan kecepatan rata rata 1.000 hingga 2.000 km per jam.

Pesawat ini telah menjalani major servicing dua yang merupakan perawatan tingkat berat setelah berada diangka 2.000 jam terbang.

Komandan Depohar 30 Lanud Abdulrachman Saleh, Kolonel (Tek) M Yani Rudiansyah, ST SIP menjelaskan, pesawat Hawk 200 dengan nomer pesawat TT-0214 telah berada di Depohar 30 sathar 32 sejak tanggal 13 Oktober 2015 sampai 21 Juli 2016.

Menurut rencana hari ini kalau tidak ada kendala cuasa akan kembali ke Pekanbaru Skadron 12 Pekanbaru,” jelasnya.

Sementara itu, Dansathar 32 Letkol (Tek) Dody Kurniadi perawatan pesawat ini meliputi major servicing dua yang notabene membongkar bagian-bagian penting dari pesawat.

Sehingga memakan waktu pengerjaan yang cukup panjang,” jelasnya.

   malangvoice  

Minggu, 24 Juli 2016

[Video] KRI Cakalang 852

Kapal Tempur Karya Putra BangsaKRI Cakalang 852 [indomiliter]

KRI Cakalang 852 yang memiliki panjang (Loa) 44,40 meter, lebar 7,40 meter dan tinggi tengah kapal 3,40 meter. KRI Cakalang 852 memiliki mesin utama 3 x 1800 Hp dengan putaran mesin 2300 rpm, dan kecepatan maksimum mencapai 24 knot. Kapal ini juga memiliki kecepatan jelajah sampai 17 knot dengan daya jangkau 1632 nautical mile (setara 3.022 km). Kapal berbobot 230 ton ini mampu memuat tanki bahan bakar hingga 56.000 liter.
 



  Garuda Militer  

Sabtu, 23 Juli 2016

Uji Coba Litbang Target Torpedo Berhasil

Uji coba Riset dan Pengembangan (R & D) Mini Mobile Target Torpedo di Labinlek Surabaya, Dermaga Madura Koarmatim Ujung, Surabaya. Kamis (21/07/2016) (dispenarmatim) ★

K
epala Staf Komando Armada RI Kawasan Timur (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Mintoro Yulianto, menyaksikan uji coba Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Mini Mobile Target Torpedo Labinlek Surabaya.

Kegiatan yang berlangsung di dermaga Madura Koarmatim Ujung, Surabaya. Kamis, (21/7), dipimpin langsung oleh Kepala Laboratorium Induk Elektronika (Kalabinlek) Kolonel Laut (E) Irfan Akhsan. Kalabinlek merupakan Unsur Pembantu Tugas (UPT) Markas Besar Angkatan Laut yang berada di Surabaya.

Kepala Staf Komando Armada RI Kawasan Timur (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Mintoro Yulianto, menyaksikan uji coba Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Mini Mobile Target Torpedo Labinlek Surabaya. FOTO: Dispen KoarmatimKepala Staf Komando Armada RI Kawasan Timur (Kasarmatim) Laksamana Pertama TNI Mintoro Yulianto, menyaksikan uji coba Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Mini Mobile Target Torpedo Labinlek Surabaya. [Dispen Koarmatim]

Kadis Penerangan Koarmatim Letkol Laut (KH) Maman Sulaeman mengatakan atas kerja keras dengan peralatan yang memadai dan didukung personel yang profesional, uji coba Penelitian dan Pengembangan (Litbang) Mini Mobile Target Torpedo kali ini dinyatakan berhasil dengan baik.

Pada uji coba ini, hadir para pejabat utama Koarmatim yang terkait. (fri/jpnn)

  JPNN  

[Foto] Melihat Aktifitas di PT PAL

Ada PKR 10514 kedua, SSV pesanan kedua Filipina dan Modernisasi KRI 361 Penampakan foto persembahan Indonesia Military Fans (IMF), Zero Vesper dan Alfin2112, terkait kapal perang produksi PT PAL dan upgrade kapal perang TNI AL di Ujung Surabaya.

IMG-20160719-WA0008.jpg[​IMG]
[​IMG][​IMG]

Ketika PKR pertama sedang bermain air atau biasa disebut sea trial, PKR kedua terlihat kemajuannya dalam produksi. Kapal perang PKR 10514 kedua produksi bersama dengan DAMEN ini merupakan kapal light frigate termodern di jajaran TNI AL, rencananya akan diserahkan secara resmi pada bulan Oktober 2017 kepada TNI AL. Melihat rincian alutsista baru, kedepannya PT PAL akan membangun satu unit lagi setelah PKR kedua selesai dibangun. [IMF/Zero Vesper]
[​IMG]
[​IMG]
IMG-20160719-WA0011.jpg

Foto diatas perkembangan terkini kapal amfibi pesanan Filipina yang kedua di Surabaya. SSV (Strategic Sealift Vessel) ini rencananya akan diserahkan pada tahun depan. Menurut berita terdahulu, Indonesia juga akan memesan lagi kapal LPD sejenis Makasar Class. [IMF]
13723987_644676335687231_4102938666095778709_o.jpg

Penampakan modernisasi kapal perang TNI AL, KRI Fatahillah 361. Terlihat radar kapal jenis korvet ini berbeda dengan sebelumnya. Radar pengintai yang dipasangkan di KRI Fatahillah yakni jenis Terma SCANTER 4100. Radar intai ini punya kemampuan untuk mengendus obyek di permukaan dan udara secara simultan. [Alfin2112]
  Garuda Militer  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More