blog-indonesia.com

Senin, 05 Desember 2016

Industri Fotovoltaik Mulai Dikembangkan

Industri tersebut diharapkan berkontribusi dalam pengembangan sistem ketenagalistrikan nasional sebagai energi alternatif.Salah satu energi yang dikembangkan dari industri fotovoltaik, Pembangkit Listrik Tenaga Surya (blog jendela dunia). [©2016 Otonomi.co.id]

Selama ini, tenaga listrik yang digunakan Indonesia selalu mengandalkan Bahan Bakar Minyak dari energi fosil. Melihat semakin menipisnya energi tersebut, pemerintah tengah mencari energi alternatif lain yang bisa memenuhi kebutuhan listrik nasional lebih besar lagi.

Salah satunya adalah mengembangkan industri fotovoltaik. Industri tersebut merupakan salah satu sektor yang diharapkan berkontribusi dalam pengembangan sistem ketenagalistrikan nasional sebagai energi alternatif.

Kemampuan industri ini dinilai sejalan dengan program pemerintah terkait penggunaan energi surya yang menargetkan pembangunan Pembangkit Listri Tenaga Surya (PLTS) sebesar 5.000 Megawatt (MW) hingga akhir tahun 2019 seabagi bagian dari program Pembangkit Listrik 35.000 MW.

Usaha untuk memacu peningkatan penggunaan energi baru dan terbarukan tertuang dalam Peraturan Pemerintah Nomor 79 tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional, dengan target bauran energi nasional pada tahun 2025 sebesar 23 persen berasal dari energi baru terbarukan,” papar Sekjen Kementerian Perindustrian Syarif Hidayat yang dikutip dari Kemenperin.go.id, Senin 28 November 2016.

Ia meyakini, pengembangan industri fotovoltaik dalam negeri cukup berpeluang karena Indonesia sebagai negara yang terletak di garis khatulistiwa sehingga memiliki potensi energi surya yang besar. “Dengan mendapatkan sinar matahari sepanjang tahun, Indonesia punya potensi energi dari surya sebesar 532,6 Giga Watt peak (GWp),” ujarnya.

Saat ini kapasitas produksi nasional untuk produk modul surya diestimasi mencapai 445 Mega Watt peak (MWp). Sementara itu, beberapa daerah di Indonesia telah terpasang PLTS dengan total kapasitas sekitar 25MWp. “Hal tersebut menunjukkan bahwa masih perlu ditingkatkan lagi antara potensi dan realisasi PLTS,” tuturnya.

Syarif pun mengungkapkan, Indonesia memiliki kekayaan alam berupa pasir silika yang bisa diolah menjadi bahan baku pembuat lempengan sel panel surya. Lewat Workshop Nasional Industri Fotovoltaik yang diadakan di Jakarta, Kamis lalu, diharapkan para stakeholder dapat memberikan masukan untuk pengembangan batu atau pasir silika sebagai langkah hilirisasi dan mengurangi ketergantungan bahan baku impor.

Ketua Pelaksana Workshop, Didi Apriadi menjelaskan, kegiatan diskusi ini bertujuan mencari solusi bersama guna kelancaran implementasi di lapangan dalam memacu peran industri fotovoltaik untuk mendukung pembangunan PLTS di Tanah Air.

Dengan tercapainya kesepakatan bersama diharapkan mampu menumbuhkan industri fotovoltaik di dalam negeri dan mempercepat keinginan kita semua untuk menjadikan Indonesia menjadi lebih mandiri di bidang energi,” ungkapnya.

Sementara itu, Staf Ahli Menteri Perindustrian Bidang Penguatan Struktur Industri yang juga Ketua Umum Konsorsium Kemandirian Industri Fotovoltaik Nasional (KKIFN) Ngakan Timur Antara menjelaskan, penggunaan sinar matahari sebagai sumber energi dapat menjadi solusi khususnya bagi daerah pedalaman yang masih mengalami kesulitan listrik.

Sangat memungkinkan sinar matahari dari panel surya dapat menjadi sumber energi untuk listrik, karena daerah-daerah terpencil belum seluruhnya tersentuh oleh jaringan PLN, yang mana panel surya menjadi solusi yang bagus karena teknologinya berkembang terus sehingga diharapkan harganya pun akan semakin terjangkau,” paparnya. (dwq)

  Otonomi  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More