blog-indonesia.com

Sabtu, 20 Mei 2017

Indonesia Pertimbangkan Kampanye untuk Tidak Membeli Pesawat Airbus

Sebagai Tindakan Balasan Terhadap UEA400M di Lanud Halim Perdana Kusuma, 19 Mei 2017. (IMF)

Menanggapi resolusi Parlemen Eropa baru-baru ini untuk mengurangi penggunaan minyak kelapa sawit karena alasan lingkungan dan serangkaian “kampanye hitam” yang dilakukan oleh LSM Eropa, Indonesia merencanakan serangkaian tindakan pembalasan.

Menteri Perdagangan Enggartiasto “Enggar” Lukita mengatakan bahwa baru-baru ini dia bertemu dengan rekannya dari Uni Eropa (UE) dan mengungkapkan kemarahannya, dengan mengatakan bahwa Indonesia akan melakukan pembalasan terhadap usaha-usaha yang mengganggu penjualan global minyak sawit.

Ketika saya bertemu dengan rekan kerja UE saya, saya mengatakan bahwa saya akan berbicara dengan rekan-rekan sesama menteri untuk memulai sebuah rencana, untuk tidak membeli pesawat Airbus lagi karena berisiko menyebabkan kanker kulit. Penggunaan sistem radar Thales (dibuat di UE) juga memiliki risiko yang sama, menyebabkan kanker kulit,” kata Enggar dalam sebuah pertemuan Kamis malam.

Uni Eropa harus membuktikan bahwa minyak kelapa sawit memiliki risiko terhadap kesehatan. Indonesia akan melakukan hal yang sama kepada Airbus, dengan meninjau apakah aman atau tidak terbang dengan menggunakan pesawat tersebut.

Enggar mengatakan bahwa menteri UE membela posisi UE dengan mengatakan bahwa resolusi minyak kelapa sawit dikeluarkan oleh parlemen UE dan tidak mengikat, dan menyatakan bahwa kampanye yang mengklaim minyak kelapa sawit menimbulkan risiko terhadap kesehatan manusia dilakukan oleh LSM.

Menanggapi hal itu, saya katakan bahwa saya akan memberi tahu teman legislatif dan LSM lokal saya untuk melakukan hal yang sama pada produk Anda,” kata Enggar.

Jika Anda ingin memastikan perdagangan bebas, hal semacam ini harus dihindari atau akan turun ke dalam perang dagang.

Pada bulan April, Parlemen Uni Eropa menuntut blok tersebut secara bertahap melakukan pengurangan penggunaan minyak nabati, termasuk minyak sawit, yang tidak diproduksi secara lestari dalam upaya mengurangi deforestasi, dimana Indonesia adalah penghasil minyak sawit terbesar di dunia, sebagaimana dilansir dari the Jakarta Post (19/05).

   Lancercell  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More