blog-indonesia.com

Jumat, 21 Juli 2017

Satradar Congot Dilengkapi Radar Weibel buatan Denmark

Radar terbaru senilai Rp 190 miliarhttps://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNg16ledvkSXnSEVw6HjqQm00Joh1UIQCq30pQ16oW6w5wE55I189E9GG2S3hmEZbsImyBhaOvdLdPJ7HCktqmtr54Sdj8yPwhMh73teX_tEjERKcJo-uQQgXhpJEQ4UWaDiAdR37vQoU/s320/IMG-20170720-WA0216.jpgRadar Weibel buatan Denmark tiba di Congot [portal komando]

Markas Satuan Radar 215 Congot TNI AU di Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta, dilengkapi dengan radar Weibel buatan Denmark pada 2014 seharga Rp 190 miliar.

"Hari ini kami kedatangan radar baru, yakni radar jenis Weibel. Hari ini datang dari Jakarta melalui jalur darat," kata Komandan Satradar 215 Congot TNI AU Mayor Lek Joko Dwi Maryanto di Kulon Progo, Kamis.

Ia mengatakan radar Weibel diangkut dengan armada kontainer besar-besar yang dikawal POM Mabes TNI AU dan Korlantas Polri dari Jakarta ke Kulon Progo.

"Radar ini merupakan alat utama sistem pertahanan (Alutsista) kita. Kami diberi tanggung jawab mengoperasikan radar baru di Indonesia. Radar ini menggunakan teknologi terbaru, buatan 2014," katanya.

Joko mengatakan radar jenis Weibel tersebut memiliki dua sistem deteksi, yakni Primary Surveillance Radar (PSR) dan Secondary Surveillance Radar (SSR).

Menurutnya, PSR berfungsi menangkap dan mengidentifikasi target bergerak di wilayah udara yang terbang tanpa transponder dengan jarak sejauh 300 kilometer dari radius melingkar.

"Dari sini, PSR dapat memantau hingga Madiun (Jawa Timur) dan Jawa Barat," kata dia.

Ia menjelaskan tugas satuannya adalah pengamanan perbatasan, khususnya perbatasan wilayah laut dan udara.

"Ancaman kita adalah infiltrasi dari sektor udara yang menggunakan pesawat dengan cara mematikan transponder," katanya.

Sementara sistem SSR bisa memantau semua media bergerak yang memakai transpoder dengan dengan jarak jangkau 550 kilometer.

"Alat ini akan langsung dipasang dan langsung dapat difungsikan. Namun, menunggu masa uji coba, radar lama tetap difungsikan. Kalau sudah selesai dan siap beroperasi maka radar lama baru akan kami turunkan," katanya.

Menurut dia, radar Weibel sangat mendukung proyek pembangunan bandara New Yogyakarta International Airport (NYIA). Wilayah selatan dinilainya sangat riskan dengan adanya bandara baru ini.

"Kami bisa mengantisipasi itu karena Satradar 215 Congot menjadi penjaga keamanan angkasa dan laut selatan," katanya.

  antara  

0 komentar:

Posting Komentar

Catatan: Hanya anggota dari blog ini yang dapat mengirim komentar.

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More