blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Senin, 31 Maret 2014

Mesin penyiram tanaman ini dibuat anak SMA 70

Gardematon, mesin penyiram tanaman karya anak bangsa dari Seksi Karya Ilmiah Remaja 70 di Makers Fair @America (ANTARA News/ Nanien Yuniar)

Jakarta  Menyiram tanaman kerap terlupakan di tengah padatnya kegiatan sehari-hari dan inilah yang mendorong dua murid SMA 70 Jakarta untuk membuat mesin sederhana penyiram tanaman otomatis.

Mesin yang dinamai Gardematon dan ciptaan duo Rian Wardana dan Alwan Hanif ini telah memenangi International Islamic Robotic Olympiad setahun silam.

Rian mengatakan, Gardematon dirakit selama tiga pekan dengan berbagai tutorial yang didapatnya dari internet. Murid kelas 2 SMA itu mengatakan, Gardematon berbeda dari mesin penyiram otomatis di taman-taman.

"Di taman-taman, mesin otomatis menyiram berdasarkan waktu. Gardematon menyiram berdasarkan kelembaban tanah," kata dia di Jakarta, Sabtu.

Gardematon terdiri dari mesin berisi sensor kelembaban tanah yang terhubung dengan pipa dan pompa air yang secara otomatis mengeluarkan air saat tanah mengering.

Satu prototipe membutuhkan biaya kira-kira Rp 2-3 juta. Rian optimistis harga ini dapat ditekan bila kelak mesin buatan mereka diproduksi massal.

Gardematon akan dikembangkan menjadi satu paket dengan pot tanaman sehingga pemiliknya tidak usah repot-repot menyiram tanaman, kata Rian.


   ♥ Antara  

Minggu, 30 Maret 2014

Robot karya pelajar Jakarta tampil di IIMF-Batam

Ilustrasi Kapal Robot UGM
Batam Robot Xorebot Underwater ROV yang dirancang sebagai pemantau kondisi bawah air tanpa awak, karya pelajar SMA Negeri 28 Jakarta menjadi satu produk kemaritiman yang dipamerkan dalam Indonesia International Maritime Festival (IIMF) di Batam, Minggu.

IIMF merupakan satu dari sekian kegiatan penunjang Multilateral Naval Exercise Komodo 2014 di Batam, Natuna, Anambas, Provinsi Kepulauan Riau.

Guru pembimbing ekstrakulikuler robotik SMAN 28 Jakarta, Muhammad Arif mengatakan robot ini berfungsi untuk memantau keadaan bawah air sehingga tidak harus dilakukan secara langsung oleh tenaga manusia.

"Robot ini sebenarnya lebih pada bagaimana kita bisa mengobservasi bawah air. Misalnya untuk mengecek keramba atau tambak udang ada bolong atau tidak, cukup turunkan alat ini, jadi tak perlu mengangkat terpal keramba," kata Arif.

Contoh kegunaan lainnya seperti untuk mengobservasi lambung kapal setelah berlayar. Robot ini bisa juga untuk melakukan pengecekan terhadap tiang-tiang dermaga.

Selain observasi, kata dia, lengan robot ini juga bisa mengambil sampel yang menempel di tiang dermaga.

"Jadi bisa diteliti apakah jamur atau teritip yang menempel di tiang. Sehingga bisa ditentukan perlakuan selanjutnya," kata dia.

Dengan menggunakan robot ini, kata dia, dapat mengurangi biaya peraawatan karena tidak harus dilakukan manusia.

"Dari segi keselamatan juga lebih kecil risikonya. Robot ciptaan pelajar ini sudah diujicobakan hingga kedalaman 10 meter di danau sekitar Jakarta," kata Arif.

Meski memiliki banyak fungsi, namun Arif mengatakan alat ini belum dibuat untuk komersial karena masih akan dilombakan dalam kompetisi robot bawah air, Mate ROV di Hongkong, 12 April 2014 mendatang.

Peserta lain yang mengikuti pameran IIMF ini seperti PT Pelabuhan Indonesia I (Persero), PT Palindo Marine Shipyard, BKPM, Melaka World Heritage City, Unesco, BRI.

Selanjutnya Nongsa Point Marina and Resort, Mabes TNI AL, Batam shipyard and offshore association, Kopaska TNI AL, PT Saba Wijaya Persada, PT Infra RCS Indonesia, PT PAL Indonesia, serta Ditjen Aptika Kemkominfo yang membawa pelajar dari SMAN 28 Jakarta.(*)



  ♡ Antara  

Sabtu, 29 Maret 2014

★ Peresmian Landing Craft Utility (LCU) KRI BJM-592 dan KRI BAC-593

LCU 24 meter produksi PT Tesco Indomaritim (Defense Studies)
Jakarta Peresmian Landing Craft Utility (LCU) untuk melengkapi di dua KRI jenis Landing Platform Dock (LPD) yang berada di bawah pembinaan Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) yakni KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593, dilaksanakan di Mako Kolinlamil, Jakarta Utara, Kamis (27/3). Peresmian tersebut ditandai dengan penyerahan berupa miniatur LCU dari PT. Tesco Indomaritim Bapak Yamin kepada Panglima Komando Lintas Laut Militer (Pangkolinlamil) Laksamana Muda TNI S.M. Darojatim, dilanjutkan pertukaran cendera mata dan acara potong tumpeng.

Pangkolinlamil dalam sambutannya mengatakan, bahwa produk Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) Landing Craft Utility (LCU) ini dinantikan kehadirannya untuk memperkuat sekaligus menambah kekuatan dari unsur KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 yang dimiliki oleh TNI Angkatan Laut. Penambahan jumlah dan modernisasi alutsista memang sangat kita butuhkan untuk mendukung pelaksanaan tugas  TNI Angkatan Laut serta Kolinlamil pada khususnya.


Lebih lanjut Pangkolinlamil menekankan kepada Komandan Satuan Lintas Laut Militer (Dansatlinlamil) baik Jakarta maupun Surabaya agar menyiapkan personel serta mengadakan pelatihan untuk mengawaki LCU tersebut, Pelatihan ini penting agar personel tersebut mampu mengawaki LCU tersebut secara baik, dan diharapkan setelah diadakannya pelatihan itu para pengawak KRI dapat mengoperasikannya dengan penanganan terbaik, sehingga seluruh peralatan yang ada di LCU dapat dipelihara dengan baik dan dapat memperpanjang usia pakai menjadi lebih lama.

Kedua unit Landing Craft Utility (LCU) merupakan hasil dari pengadaan Kementerian Pertahanan (Kemhan) yang kemudian diserahkan kepada TNI Angkatan Laut pada awal tahun 2014. LCU yang diresmikan ini adalah tipe water jet produksi dalam negeri yang merupakan jenis boat yang digunakan atau difungsikan oleh pasukan pendarat amfibi untuk mengangkut peralatan perang dan pasukan ke pantai, LCU juga mampu untuk mengangkut kendaraan dari kapal amfibi ke dermaga. Acara peresmian tersebut dihadiri seluruh pejabat di lingkungan Kolinlamil serta perwakilan dari PT. Tesco Indomaritim.


  Kolinlamil  

Wujudkan Indonesia Broadband Plan, Intel Gandeng Bappenas

Kerjasama Intel dengan BappenasJakarta Pemerintah telah mencanangkan program Indonesia Broadband Plan (IBP) untuk terus membangun ekosistem industri teknologi Indonesia yang makin kondusif. Dalam mewujudkannya, pemerintah melalui Bappenas menjalin kerja sama dengan berbagai pihak, salah satunya adalah Intel Indonesia. Kedua belah pihak telah sepakat menjalin kerjasama non komersial selama tiga tahun sejak tahun 2013.

Kerja sama yang tertulis Nota Kesepahaman tersebut memuat digital inclusion dan digital literacy program untuk Indonesia. Program tersebut diharapkan dapat mentransformasi Indonesia menjadi makin terkoneksi secara digital dan melek internet.

Wakil Kepala Bappenas, Dr. Lukita D. Tuwo menyatakan, Bappenas selaku ketua Tim Kerja Konektivitas Komisi Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (KP3EI) berperan sebagai koordinator pembentukan IBP bekerja sama dengan Kementrian Komunikasi dan Informatika, Kementrian Koordinator Bidang Perekonomian, serta asosiasi industri yang membawa suara dari industri dan pembangunan ekonomi di Indonesia.

"Hingga saat ini, penetrasi internet Indonesia masih di angka 4% yang ditargetkan menjadi 30% di tahun 2014. Internet bersama dengan kebijakan ekonomi dan pembangunan sosial yang strategis, merupakan sebuah katalisator menuju transformasi. Kemampuannya untuk menghubungkan antar individu atau ke berbagai informasi vital lainnya membuat internet dapat menciptakan banyak kesempatan baik sosial dan ekonomi yang positif bagi komunitas, bisnis, sekolah, rumah sakit, dan juga keluarga," jelas Dr. Lukita D. Tuwo yang juga Ketua Tim Kerja Konektivitas KP3EI dalam siaran pers yang diterima di Jakarta, Jumat (28/3).

Menurutnya, Internet memiliki dampak sosio-ekonomi yang signifikan saat diintegerasikan dengan strategi pembangunan nasional secara holistik, termasuk dapat meningkatkan Pendapatan Nasional Bruto Negara.

Bank Dunia melaporkan bahwa tiap penambahan peneterasi internet sebanyak 10% dapat memicu kenaikan pertumbuhan ekonomi sebesar 1,38% di Negara dengan pendapatan menegah kebawah.

"Kami menyambut baik adanya perjanjian kerjasama non-komersial yang mempromosikan kerjasama publik dan privat antara Bappenas dengan sektor publik. Pengalaman Intel dalam membantu pemerintah dari berbagai negara diharapkan menambah pengetahuan Bappenas dan kementrian lainnya untuk memfinalisasi rencana penting ini. Sebagai ketua Tim Kerja Konektivitas KP3EI, kami berharap IBP dapat menjadi salah satu basis Masterplan Percepatan dan Perluasan Pembangunan Ekonomi Indonesia (MP3EI) selama 30 tahun ke depan," ungkapnya.

Sementara itu, Intel menyambut baik kesempatan untuk turut serta berkontribusi terhadap pembangunan masa depan Indonesia, mengingat teknologi memainkan peran penting untuk dapat membangun bangsa, dan internet merupakan pondasi yang akan memastikan pembangunan teknologi.

"Kami melihat kerjasama non-komersial antara sektor publik dan privat tentang pembangunan serta implementasi peraturan internet ini sebagai sebuah langkah untuk berkontribusi bagi pembangunan ekonomi dan sosial Indonesia 30 tahun ke depa," kata John Davies, Vice President of World Ahead Program group.

Menurutnya, Program World Ahead dari Intel memfokuskan diri pada transformasi pendidikan serta pembangunan program internet nasional di seluruh dunia. Intel telah aktif bekerjasama dengan negara-negara untuk berbagi cara terbaik, pakar, serta program-program untuk membantu negara untuk mencapai rencana internet nasionalnya serta menerapkannya.

Indonesia diproyeksikan akan berkembang menjadi negara dengan ekonomi terbesar ke-7 pada tahun 2030. Oleh karenanya, konektivitas melalui teknologi dan internet sangat penting untuk meningkatkan kemampuan sosial dan ekonomi.

Infrastruktur di Indonesia umumnya terfokus pada pembangunan jalan, bandara, dan pelabuhan. Pola pikir pembangunan infrastruktur teknologi harus terdapat di dalam rencana pembangunan nasional agar Indonesia dapat terkoneksi secara nasional dan berkembang menjadi pemain global dalam bidang teknologi dan internet.

Sebagai salah satu negara dengan penggemar Facebook dan Twitter di dunia, Indonesia perlu menggunakan potensi tersebut untuk mentransformasikan bangsa ini dari pasar konsumen menjadi pasar sumber daya.


  Brita Satu  

Mobil Listrik Made in Indonesia

Nasib Ricky, Pencipta Mobil Listrik Tapi Kurang Dukungan Pemerintah

http://images.detik.com/content/2014/03/28/4/seloluar.jpgJakarta Indonesia sebenarnya sudah bisa membuat sejumlah alat transportasi. salah satunya mobil listrik, yang bisa dikembangkan dalam rangka penghematan konsumsi BBM.

Beberapa tahun lalu, Menteri BUMN Dahlan Iskan memperkenalkan sejumlah orang yang berbakat menciptakan mobil listrik. Salah satunya Ricky Elson. Tapi sayang, sampai saat ini barang ciptaannya kurang didukung pemerintah, yang katanya berniat menghemat konsusi BBM.

Ricky menjelaskan, geliat bisnis dan pengembangan mobil listrik di Indonesia baru terjadi pada 5 hingga 10 tahun ke depan. Tapi diprediksi malah mobil listrik buatan luar negeri, seperti Jepang yang akan meramaikan tanah air.

"Jadi 5-10 tahun ke depan mobil listrik baru merebak. Itu bukan mobil listrik produksi Indonesia, tapi Jepang," kata Ricky kepada detikFinance Jumat (28/3/2014).

Proyeksi Ricky terkait nasib mobil listrik nasional bukan tanpa alasan. Tanpa dukungan penuh dari pemerintah dan pelaku industri otomotif tanah air, purwarupa mobil listrik buatan tenaga ahli Indonesia tidak berkembang.

Ricky mengakui, saat ini dukungan pemerintah dan pelaku industri terhadap pengembangan mobil listrik belum maksimal, baru segelintir orang yang peduli terhadap program mobil listrik nasional.

"Saya menilai belum ada niat berubah. Kesadaran kita perlunya mobil listrik belum terbentuk. Sosialisasi pemerintah juga kurang. Padahal pada 25 Mei 2012 itu Pak Presiden sudah beri arahan jelas kementerian terkait tentang pengembangan mobil listrik," sebutnya.

Alhasil, bila mobil listrik dalam negeri tidak didukung , Indonesia bakal menjadi penonton terhadap banjirnya mobil listrik dari luar negeri. Meskipun para tenaga ahli mobil listrik Indonesia mampu memproduksi purwarupa mobil listrik dan menciptakan komponen mobil listrik.

Meski dukungan belum optimal. Di beberapa bidang, pengembangan berbagai komponen mobil listrik tetap berlanjut. Sekarang lembaga pemerintah yakni BPPT dan LIPI serta BUMN seperti PT INTI dan PT Pindad sedang mengembangkan komponen utama mobil listrik. Rencananya BUMN akan meluncurkan salah satu komponen utama mobil listrik, yakni motor listrik (permanent magnet BLDC motor) kapasitas 30 KW dan 80 KW.

"Kita ingin buat komponen mobil litrik (motor listrik) buatan PT INTI dan Pindad. Kalau design interior, body. Kita mampu. Ke depan, Pindad bisa produksi mobil untuk lomba supaya bisa semarakan mobil listrik. Selama ini pusing cari motor penggerak mobil," sebutnya.

Seperti diketahui, sejumlah mobil listrik mulai sport hingga minibus pernah dibuat oleh Ricky.

Mobil Listrik RI Tak Didukung Pemerintah, Produk Jepang Bakal Merajai

http://images.detik.com/content/2014/03/28/4/133123_selodalam.jpgIndustri otomotif Jepang diramalkan bakal merajai produksi sektor mobil listrik dunia. Produsen mobil Jepang seperti Nissan dan Mitsubishi ternyata telah mengembangkan dan memproduksi mobil listrik atau electric car hingga ke luar negeri.

Untuk jawara mobil listrik, Nissan LEAF menjadi pemenangnya. Mobil ini telah diekspor ke Amerika hingga Eropa. Salah satu penemu mobil listrik asal Indonesia, Ricky Elson menyebut, bila mobil listrik buatan dalam negeri tak didukung penuh pemerintah, maka mobil listrik Jepang yang menyerbu pasar domestik.

"Pertama produsen terbesar itu Jepang. Nissan LEAF sudah diekspor ke Eropa. Kalau Jepang nggak perlu ditanya, di sana sudah matang ," kata Ricky kepada detikFinance, Jumat (28/3/2014).

Ricky mengakui, industri otomotif dan pemerintahan di negeri sakura sangat mendukung pengembangan mobil masa depan yang ramah lingkungan dan irit bahan bakar. Pasalnya, Jepang bukan merupakan penghasil energi minyak, sehingga harus mengurangi ketergantungannya.

"Mereka bersama-sama, nggak hanya dukungan, tapi ada sosialisasi pemerintah. Mereka ada produsen kendaraan," sebutnya.

Jepang saat ini sedang mengembangkan 2 varian mobil baru untuk masa depan, yaitu berteknologi hybrid dan yang berbahan bakar listrik.

"Sekarang Jepang ada 2 kebijakan. Empat produsen besar yakni Toyota, Honda, Nissan, dan Mitsubishi. Toyota dan Honda nggak pilih electric full, Mereka pilih hybrid," sebutnya.

Indonesia bisa melihat masa depan mobil listrik yang cerah sebagai peluang. Bila dikembangkan mulai saat ini, Ricky menegaskan Indonesia tidak akan tertinggal jauh dengan raksasa otomotif Jepang. Ricky mengaku harus ada dukungan maksimal dari pemerintah selaku regulator dan industri otomotif sebagai produsen mobil agar produk mobil listrik nasional bisa berkembang pesat.

"Pasti dimungkinkan, permasalahannya mau beranjak atau nggak," jelasnya

Ricky merupakan salah satu anggota putra petir. Putra petir merupakan pencipta purwarupa atau prototype mobil listrik asli produksi Indonesia. Mobil listrik yang dihasilkan Ricky adalah tipe sport car (selo) dan mini bus mewah (gendhis).(feb/dnl)

Mobil Listrik Made In RI Meluncur Tahun 2017

http://images.detik.com/content/2014/03/28/1036/141008_electri.jpg
Mobil listrik produk dalam negeri saat ini masih berada dalam uji kelaikan jalan di Kementrian Riset dan Teknologi (Kemenristek). Mobil listrik ini baru akan diproduksi secara keseluruhan pada tahun 2017 mendatang.

Menteri Riset dan Teknologi (Menristek) Gusti Muhammad Hatta mengatakan saat ini uji kelayakan mobil listrik sudah pada level 8, setelah lolos pada level 9 nanti mobil listrik ini siap untuk diproduksi massal.

"Seharusnya sudah level 8 dengan perbaikan sedikit-sedikit akan ke level 9, level 8 itu hasil uji yang jalan raya jadi dijalankan semua apakah diperiksa ada macet remnya atau apa gitu," katanya saat ditemui usai pembukaan acara Pameran Agrinex Expo di JCC Jakarta (28/3/2014).

Gusti mengatakan bahwa mobil listrik buatan anak negeri baru akan diproduksi pada tahun 2017, namun produksinya masih hanya dengan jumlah yang terbatas untuk beberapa kalangan tertentu saja.

"Kalau roadmapnya mestinya 2017 itu sudah mulai beberapa puluh belum ratusan, untuk melayani Kementerian-Kementerian," tambahnya.

Gusti menambahkan bahwa sebenarnya saat ini tahap 8 pengujian sudah hampir lolos. Namun masih sedikit kendala terhadap beberapa hal.

"Ya, kelihatannya yang tidak prinsipil yang kecil-kecil aja," imbuhnya.

Lebih lanjut, Gusti menambahkan bahwa lamanya proses pengujian ini dimaksudkan agar mobil listrik ini tidak membahayakan penumpang saat dikendarai di jalan raya.

"Lama supaya selamat, mau nggak diproduksi cepet tapi orang kecelakaan kan nggak mau," pungkasnya.(dru/dru)



  detik  

Jumat, 28 Maret 2014

'RI Produsen Sawit Terbesar Dunia dan Dapat Serangan Sana-Sini'

http://images.detik.com/content/2014/03/28/1036/161500_panensawit1.jpgJakarta  Produk sawit Indonesia beserta turunannya seringkali mendapatkan serangan kampanye hitam oleh Uni Eropa. Kondisi ini seringkali dihadapi karena Indonesia merupakan produsen sawit terbesar dunia.

"Kita itu penghasil CPO (Crude Palm Oil) dengan 27 juta ton dan terbesar di dunia, dan mendapatkan serangan sana sini. Di Eropa kita dituduh sawit adalah bagian produk yang tidak suistanable, bakar hutan, dan penyumbang emisi gas karbon 26%. Saya lihat ini hanya sebuah masalah kompetisi," kata Lutfi saat membuka pameran Agrinex 2014 di Jakarta Convention Center, Senayan, Jakarta, Jumat (27/03/2014).

Menurut Lutfi, bila dibandingkan dengan produk serupa yang dihasilkan Uni Eropa, produk CPO Indonesia jauh lebih unggul.

"Kalau diadu oleh reepseed itu kayak bermain bola. Reepseed 2 lawan 5. Biarpun kiper mereka kelas dunia dengan pemain kelas dunia seperti Christian Vieri tentu kita dengan pemain PSSI yang menang. Hal yang sama juga dengan kedelai dengan perbandingan 1:8 kedelai, 1:11 sun flower (bunga matahari)," tuturnya.

Lutfi menegaskan, Indonesia tidak perlu takut dengan adanya serangan hitam Eropa atas sawit Indonesia. Ia berkeyakinan Indonesia akan menjadi raja produk CPO di dunia.

"Jagung juga tidak bisa menang lawan sawit Indonesia. Kita setiap seminggu sekali berhadapan pengusaha sawit Indonesia dan kita tidak bisa dikalahkan. Kita akan menjadi pemenang di dunia untuk biodiesel dan minyak goreng. Janji," tegas Lutfi.(wij/dnl)


  detik  

Belajar Dari Kerjasama Airbus Dan China



Kerjasama saling membutuhkan antara Airbus dan China menghasilkan pembangunan pabrik perawatan akhir pesawat Airbus di China. Dari tahun ke tahun jumlah produksinya terus meningkat.

Beijing Membangun sebuah pabrik perakitan pesawat dengan tenaga lokal tentu saja tidak mudah. Namun China sudah membuktikan mampu membangun dan mengoperasikannya sampai sekarang.

Adalah pabrik perakitan akhir pesawat Airbus yang didirikan di area industri Tianjin Binhai, sebuah zona pembangunan industri baru tingkat negara. Pabrik  Final Asembly Line China (FALC) tersebut dimiliki oleh Airbus 51% dan Konsorsium China 49% yang terdiri dari Tianjin Trade Zone(TJFTZ) dan China Aviation Industry Corporation(AVIC).

Dukungan Pemerintah

Pembangunan pabrik manufaktur Airbus satu-satunya di luar Eropa ini terlaksana dorongan Pemerintah China. Adalah Perdana Menteri China Wen Jiabao yang sengaja berkunjung ke kantor pusat Airbus di Toulouse, Perancis pada 4 Desember 2005. Jiabao membawa juga Komisi Pembangunan dan Reformasi Nasional China (NDRC) untuk menandatangani Kesepakatan Kerjasama (Memorandum of Understanding/MoU) mengenai Penguatan Kerjasama Industri antara industri penerbangan sipil China dan Airbus.

Lewat serangkaian pertemuan dan perjanjian yang didukung penuh oleh Pemerintah China, pada 15 Mei 2007 pembangunan konstruksi pabrik ini pun dimulai. Pendirian pabrik di China ini meliputi pembangunan hanggar khusus, gedung perkantoran, pusat pengiriman dan berbagai fasilitas terkait, termasuk sistem penyediaan listik, gas, air dan bahan bakar. Selain itu juga terdapat pusat pelatihan, pusat perbaikan (service center), dan engineering center.

Luas kompleks FALC mencakup 590.000 meter persegi dan luas bangunan keseluruhan mencakup 114.000 meter persegi. Dan pada Juli 2008, FALC resmi beroperasi.

Tak hanya Pemerintah China, Pemerintah Jerman juga mendukung langkah pabrik ini. Pada 31 Agustus 2012, Kanselir Jerman Angela Merkel dan PM China Wen Jiabao memimpin pertemuan besar yang dihadiri oleh 1.000 orang di Tianjin untuk merayakan penyelesaian pesawat jenis A320 ke-100 yang dibuat di FALC.

Saling Menguntungkan

Menurut General Manager Airbus (Tianjin) Final Assembly Co. Ltd, Andreas Ockel, kerjasama antara Airbus dan Negara China itu sebenarnya saling menguntungkan. Menurutnya, China adalah pasar terbesar kedua setelah Amerika Serikat bagi Airbus. “Hingga akhir tahun 2013, sudah ada 1.001 pesawat Airbus berbagai jenis yang dioperasikan oleh maskapai di China,” ujarnya.

Sejak tahun 2006 hingga sekarang, Airbus telah mengirimkan 756 pesawatnya berbagai jenis ke maskapai di China. Jumlah ini jauh lebih banyak dibanding yang dikirim ke AS (177 unit), Inggris Raya (163 unit), Jerman (158 unit), Rusia (236 unit), Uni Emirat Arab (121 unit) dan Turki (95 unit).

Pada tahun 2013, China juga mencetak rekor dalam hal penyerapan peawat airbus yaitu sebanyak 133 pesawat (21%) dari total 626 pesawat yang diproduksi Airbus.

Kualitas Setara Eropa

FALC di Tianjin ini dibangun dengan konsep state-of-art situs perakitan akhir di Hamburg, Jerman. Pesawat tersebut dirakit dan dikirim di Cina menggunakan standar yang sama dengan pesawat yang dirakit dan dikirim di Eropa. “Di sini semua copy paste dengan yang ada di Hamburg,” ujar Andreas Ockel lagi. Saat ini FALC merakit pesawat A319 dan A320.

Cara kerja pabrik manufaktur ini sebenarnya sederhana. Komponen pesawat dari berbagai negara yang dipesan oleh Airbus, dikapalkan menuju China. Sekedar diketahui, beberapa komponen pesawat tidak diproduksi di Eropa. Misalnya pintu pesawat dibuat dari pabrik di India. Sedangkan struktur sayap dibuat di Xiang, China.

Komponen-komponen pesawat tersebut kemudian dirakit secara paralel selama waktu 25 hari dengan melibatkan 150 pekerja. Ditambah dengan berberapa macam pekerjan seperti misalnya pengecatan, instalasi mesin, tes mesin serta tes penerbangan maka dari tahap awal perakitan hingga siap dikirim ke pelanggan memakan waktu 45-50 hari.

Namun karena dikerjakan secara paralel, pabrik ini bisa memproduksi 4 pesawat per bulan atau 46 pesawat per tahun. Kapasitas produksi ini akan dipertahankan hingga tahun 2016 untuk kemudian dievaluasi lagi.

Saat Angkasa mengunjungi pabrik manufaktur ini pada akhir Februari lalu, terlihat jajaran enam bodi pesawat sedang dalam perakitan di hanggar utama. Sayangnya pada hari Sabtu tersebut, tidak banyak pekerja yang masuk kerja.

Memang jumlah karyawan di FALC tidak terlalu banyak. Setidaknya ada 300 karyawan terlatih dari China dan 130 karyawan ekspatriat. Jumlah karyawan ekspatriat akan dikurangi secara perlahan hingga habis sama sekali, digantikan karyawan dari China.

Ke 300 karyawan China tersebut sebelumnya telah mendapat pelajaran dasar aeronautika dan bahasa Inggris. Mereka juga telah melakukan on job training di pabrik pesawat di Hamburg. Selain itu mereka juga telah mendapatkan pelatihan dan pendampingan kualifikasi dari para teknisi terlatih dari para ekspatriat tersebut.

Merambah Luar Negeri

Sejak tahun 2012, produk pesawat dari pabrik manufaktur China ini mulai merambah luar China. Adalah AirAsia, grup maskapai yang pertama menerima pesawat tersebut. Sebelumnya semua pesawat rakitan pabrik ini hanya diserap dan dioperasikan oleh 12 maskapai penerbangan China. Yaitu  Sichuan Airlines, Beijing Capital Airlines, Shenzhen Airlines, China Eastern Airlines, Juneyao Airlines, Spring Airlines, China Southern Airlines, West Air, Lucky Air, Tianjin Airlines, Air China dan Tibet Airlines. Hingga saat ini, 160 pesawat Airbus  telah dibuat dan dikirimkan oleh FALC.

Menurut CEO AirAsia Malaysia, Aireen Omar, AirAsia mendapat pesawat ini dari perusahaan penyewaan pesawat ICBC. “Pada saat itu kapasitas produksi di dua pabrik Eropa, Toulouse dan Hamburg sedang penuh. Jadi kita dapat dari pabrik ini,” ujarnya.

Pesawat yang dikirim pada 7 Desember 2012 lalu itu kemudian diserahkan pada Indonesia AirAsia dan mendapat registrasi PK-AZA. Menurut Aireen, pesawat tersebut sudah melakukan operasional dengan mulus, sama seperti saudara-saudaranya yang dibuat di Eropa. Hingga 6 Februari 2014, usia pesawat PK-AZA sudah mencapai 4382 jam terbang (flight hours) dan 2848 take off-landing(cycles).

Dengan adanya pabrik perakitan di China ini, Airbus juga tidak akan kesulitan menyuplai pelanggannya yang berada  di Asia Pasifik. Menurut perkiraan Airbus yang dipublikasikan pada bulan Februari lalu, pasar Asia Pasifik masih merupakan pasar yang terbesar dalam 20 tahun mendatang.

Maskapai penerbangan di kawasan ini akan menerima pengiriman 10.940 pesawat penumpang dan kargo mulai dari tahun 2013 sampai dengan 2032. Total nilainya mencapai 1,8 triliun dolar AS atau 37 % dari seluruh pengiriman pesawat di seluruh dunia. Jumlah tersebut melebihi Eropa, Amerika Utara, dan Timur Tengah.

Untuk pangsa pasar pesawat penumpang, jumlah armada pesawat yang dioperasikan oleh maskapai di Asia Pasifik diprediksi akan meningkat sebanyak dua kali lipat. Yaitu dari 4.960 pesawat saat ini menjadi 12.130 pesawat. Hal ini berdasarkan pada pertumbuhan lalu lintas tahunan yang lebih tinggi dari rata-rata, atau sebesar 5,8%. Serta untuk penggantian hampir sebanyak 3.770 pesawat yang masih beroperasi sampai dengan hari ini.


  Angkasa  

Minyak Aljazair Diolah di Balikpapan

Minyak Aljazair Diolah di Balikpapan  
Kilang Minyak Mentah Balikpapan
Jakarta PT Pertamina akan mengolah minyak Saharan berjenis light crude, minyak mentah berkualitas tinggi, sebanyak 600.000 barel dari Aljazair. Kilang Pertamina Unit V Balikpapan berencana mengolah minyak ini untuk menghasilkan produk unggulan seperti Premium, Pertamax, kerosin, avtur, LPG, dan produk lain.

Juru bicara Pertamina, Ali Mundakir, mengatakan pengapalan lifting perdana minyak Saharan merupakan upaya Pertamina menjaga pasokan dan ketahanan energi nasional. "Satu langkah ini diharapkan menimbulkan efek domino positif yang terus bergulir dengan melibatkan seluruh elemen bisnis di Pertamina dalam upaya meningkatkan ketahanan energi nasional," katanya dalam keterangan tertulis, Kamis, 27 Maret 2014.

Ali menerangkan, minyak mentah tersebut dibawa oleh kapal tanker MT Gunung Geulis milik Pertamina yang berbobot mati 107.538 MT. Kapal tersebut akan mengangkut lifting perdana dari lapangan minyak hasil akuisisi Pertamina di Aljazair selama 75 hari. "Dari Cilacap ke Arzew, Aljazair dan kembali ke Lawe Lawe."



  ♡ Tempo  

PT Pindad Targetkan Pendapatan Rp 2 Triliun

https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEi1Q4M_x__JefyjvpGTv_kg_sj57BJvuMeVfpElrisXI91A52x0cWG2YG3tz4o1aGMSUTLbsCQMdasOhxNo8LKFjch8DAYgvw-xMDs9kLAoCBnOaOqNQ1Dzs7cCpWBFn_2Xu-W0K-ByV-Q/s1600/Panser-Anoa-PT-Pindad.jpgBandung Direktur Utama PT Pindad Tri Hardjono mengatakan, tahun ini, perusahaanya menargetkan pendapatan Rp 2 triliun. "Meski sempat tergerus rugi kurs akibat anjloknya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, Pindad masih bisa meraup pendapatan Rp 1,8 triliun pada 2013," katanya di Bandung, Rabu, 26 Maret 2014.

Menurut Tri, target rencana kerja pemerintah sekitar Rp 1,8 triliun sudah tercapai. Untuk mencapai target itu, Pindad mengandalkan penjualan alat utama sistem senjata pesanan pemerintah. "Tapi kami juga tidak mengurangi order nonmiliter, seperti bahan peledak komersial, transprotasi, dan sebagainya," ujarnya.

Tri menyatakan, mulai tahun ini, Pindad akan melepaskan produk baru untuk sistem senjata dan amunisi besar. Harapannya, kendaraan tempur produksi Pindak, Anoa, juga masih menjadi primadona TNI Angkatan Darat. "TNI AD masih membutuhkan cukup banyak alutsista untuk rencana pengembangan batalion infanteri mekanis," katanya.

Pindak, kata Tri, harus menjaga keseimbangan dari dua program utamanya, yakni sebagai BUMN harus cari untung dan sebagai industri pertahanan harus bisa mandiri. Jadi, dalam lima tahun ke depan, penguatan bisnis nonmiliter harus terus tumbuh. "Ini yang sedang kita kejar dan kembangkan ke depan," ujarnya.

Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsudin optimistis target pengerjaan pesanan pemerintah untuk menggenapi target modernisasi alutsista 2010-2014 tuntas tahun ini. “Saya kira sudah masuk target, tinggal mengirimnya, mendistribusikan hasil dari produksi ini. Kami punya (waktu untuk) memfinalkan sampai 5 Oktober 2014," katanya saat berkunjung ke PT Pindad, Bandung. Dia datang ke Pindad mewakili High Level Committee untuk mengecek perkembangan proyek modernisasi alutsista milik TNI.

Menurut dia, target modernisasi alutsista pada Rencana Strategis 2010-2014 itu menjadi salah satu target kerja Kabinet Indonesia Bersatu jilid kedua. Komite tingkat tinggi yang berasal dari unsur Kementerian Pertahanan, Bappenas, Kementerian Keuangan, dan BPKP bertugas mengecek pesanan alutsista pemerintah yang tengah digarap sejumlah BUMN Strategis Indonesia. “Kami mengecek kualitas pembiayaan, pengadaan, dan pengawasan, apa betul ini on the track atau under,” katanya.

  ♞ Tempo  

Kamis, 27 Maret 2014

[Foto] Kereta Bandara Kualanamu


Sejumlah calon penumpang melakukan registrasi tiket pesawat sebelum naik kereta api yang akan menuju Bandara Internasional Kualanamu di Stasiun Besar Kereta Api Indonesia (KAI) Medan, Sumut, Kamis (27/3). Kereta api yang terdiri dari empat rangkaian kereta eksklusif berkapasitas 172 tempat duduk tersebut melayani perjalanan Medan-Kualanamu dengan 36 jadwal perjalanan pergi- pulang (pp) setiap harinya dengan waktu tempuh sekitar 37 menit. (ANTARA FOTO/Widodo S. Jusuf)



  Antara  

Indonesia Jadi "Kiblat" Produsen Otomotif Dunia

Pemain besar otomotif global ramai-ramai menanamkan investasinya.

Produsen raksasa otomotif dunia tidak lagi memandang sebelah mata industri kendaraan bermotor Indonesia. Mereka justru melihat potensi besar yang kelak bisa menjadi "ladang" baru keuntungan.

Merangseknya pertumbuhan kelas menengah dan iklim industri otomotif yang menunjukkan kestabilan dalam beberapa tahun terakhir, menjadi alasan pemain besar otomotif global ramai-ramai menanamkan investasinya di Tanah Air.

Diawali dari duo raksasa Jepang, Toyota-Daihatsu. Keduanya memang sudah malang melintang bermain di pasar Indonesia melalui grup Astra (Astra Daihatsu Motor dan Toyota Astra Motor).

Namun, mereka rupanya tak ingin hanya sebatas jualan, kedua mulai membangun "kerajaan" di sini. Alias, menjadikan Indonesia sebagai basis produksi untuk memenuhi suplai pasar dalam negeri dan beberapa negara lainnya.

Meski begitu, keputusan itu butuh perhitungan matang. Di mana sebelumnya, Toyota (prinsipal Jepang) justru memilih Thailand menjadi basis produksi mereka ketimbang Indonesia.

Titik balik Indonesia mulai dilirik, ketika Thailand terkena banjir bandang akhir 2011 lalu. Otomatis, suplai beberapa produsen mobil yang menjadi negeri Gajah Putih sebagai basis produksi terhenti. Mereka rugi besar.

"Boleh dibilang ini jadi pertimbangan prinsipal sampai akhirnya memindahkan produksi beberapa model ke Indonesia. Ditambah lagi, karena market share produk mereka tumbuh besar di sini," kata Presiden Direktur Toyota Astra Motor, Johnny Darmawan, Rabu 26 Maret 2014.

Diketahui bahwa saat ini, hampir 90 persen mobil Toyota di Indonesia sudah diproduksi lokal. Mulai dari Kijang Innova, Fortuner, Nav1, Atios Valco, Nav1, dan yang terbaru Vios (Limo), serta Yaris--(Avanza-Agya-Rush juga diproduksi lokal tapi oleh Astra Daihatsu Motor).

"Cita-cita kita, kalau bisa semua mobil diproduksi lokal tapi jangan terlalu rakus juga," ujarnya.

Buka keran ekspor

Tak cuma sekedar memenuhi pasar lokal, Toyota Motor Manufacturing Indonesia juga melebarkan sayap dengan mengekspor mobil mereka yang dibuat di Karawang, Jawa Barat.

Kegiatan ekspor Toyota Indonesia sebenarnya sudah dimulai sejak 1987. Kijang Super menjadi model perdana yang diekpor mereka ke beberapa negara di kawasan Asia-Pasifik.

Kemudian, dilanjutkan dengan model Kijang Innova dan Fortuner dan yang terbaru adalah sedan Vios ke Timur Tengah.

Sepanjang tahun lalu, Grup Toyota di Indonesia membukukan penjualan mobil ke luar negeri sedikitnya 118.000 unit. Tahun ini, dipatok pertumbuhan 30 persen untuk ekspor kendaraan utuh (completely built up/CBU).

Managing Officer Toyota Motor Corp (TMC), Hiroyuki Fukui mengatakan keyakinan adanya peningkatan ekspor itu terdorong dimulainya penjualan Vios alias Yaris sedan ke Timur Tengah pada bulan ini. Mobil ini ditargetkan terjual sedikitnya 1.500 unit per bulan, termasuk ke Brunei Darussalam dan Singapura.

"Kalau memang pasar Timur Tengah suka, kami siap lembur untuk mencapai 5.000 unit ekspor per bulan," katanya, saat ditemui di Karawang, Jawa Barat.

Sebelumnya, penjualan Toyota ke negara-negara di Timur Tengah hanya Fortuner dan Innova. Sedangkan Avanza kurang diminati lantaran mobil ini dirasa terlalu kecil bagi konsumen di negara-negara Timteng. Alhasil, Avanza buatan pabrik PT Astra Daihatsu Motor (ADM) lebih difokuskan ke pasar Afrika.

Totalnya ada 70 negara yang menjadi tujuan ekspor grup Toyota. Volume ekspor ditargetkan tumbuh menjadi kisaran 230.000 unit pada 2016.

"Toyota Indonesia menjadi salah satu kunci kesuksesan (penjualan) Toyota global. Kami berkontribusi sekitar 70 persen terhadap total ekspor RI," ujar Fukui.

Sang adik, Astra Daihatsu Motor (ADM) pun tak mau kalah. Mereka sudah melakukan ekspor beberapa model yang juga buatan Indonesia. Model perdana mereka adalah Gran Max pada 2008.

Menariknya, pasar yang menjadi tujuan adalah tanah kelahiran Daihatsu, yakni Jepang. Kemudian, dilanjutkan dengan Avanza-Xenia (Afrika), Rush-Terios (Amerika Selatan), dan terbaru Agya (Filipina).

ADM mengklaim, ekspor produk mobilnya telah menyasar 65 negara. "Untuk merek Toyota dan Daihatsu kami berhasil memasuki pasar ekspor ke 65 negara, yang tersebar di Asia Tenggara, Timur Tengah, Afrika, Amerika Latin," kata Sudirman MR, presiden direktur ADM.

Mengenai tren ekspor, Amelia Tjandra, direktur pemasaran ADM menambahkan, dari tahun ke tahun ekspor Daihatsu memang meningkat. Ditandai dengan jumlah negara tujuan yang hanya 35 negara pada 2011, lalu menanjak menjadi 65 negara satu tahun kemudian.

Kompariot sekaligus rival utama Toyota-Daihatsu, yakni Honda juga mulai memproduksi lokal beberapa model yang dijual di Indonesia. Terbaru adalah Mobilio dan mobil murah Brio Satya pada Januari 2014.

"Kita ada rencana ekspor kedua mobil ini. Tetapi, tidak dalam waktu dekat ini. Sebab, produksi pabrik baru kita di Karawang baru bisa memenuhi kebutuhan pasar domestik," kata Direktur Marketing dan Purna Jual Honda Prospect Motor, Jonfis Fandy.

Produsen lain yang juga siap memberikan sinyal mengekspor mobil mereka adalah Nissan, Mercedes-Benz, dan Suzuki. Ketiganya sudah membangun pabrik di Indonesia, tetapi saat ini target mereka baru sebatas mememuhi pasar dalam negeri.

Target pemerintah

Sementara itu, pemerintah menargetkan ekspor kendaraan bermotor secara utuh atau CBU sebanyak 200 ribu unit pada 2014. Jumlah ini meningkat dibandingkan capaian ekspor CBU sebanyak 170 ribu pada 2013.

"Mobil jadi yang diproduksi Indonesia telah diekspor ke 70 negara," ujar Menteri Perindustrian, MS Hidayat.

Iklim usaha yang kondusif tercermin dari ekspor produk kendaraan bermotor yang meningkat. Dalam ketiga tahun terakhir terus melonjak. "Pada 2012, ekspor kendaraan bermotor mencapai 125 ribu unit. Tapi di 2013, menyentuh angka 170 ribu," kata Hidayat.

Selain CBU, Indonesia turut mengekspor kendaraan bermotor dalam bentuk rakitan atau completely knocked down (CKD). Ekspor kendaraan CKD sebanyak 100 ribu unit pada 2012 dan meningkat 5 ribu unit pada 2013 menjadi 105 ribu unit.

"Pada 2014, diprediksi sebanyak 110 ribu unit," kata Hidayat.(asp)



  ♡ Vivanews  

PT LEN Diminta Buat Sistem Pertahanan Maritim di Kapal Perang RI

http://images.detik.com/content/2014/03/26/1036/kri2.jpgJakarta Kementrian Pertahanan mengajak PT LEN Industri untuk berkontribusi dalam pembangunan sistem pertahanan maritim dengan Combat Management System (CMS). CMS ini berfungsi untuk mendukung aktivitas pertempuran maupun patroli TNI.

Hal itu diungkapkan Wakil Menteri Pertahanan Sjafrie Sjamsuddin saat mengunjungi PT Pindad di Jalan Gatot Subroto Bandung, Rabu (26/3/2014). PT LEN merupakan BUMN yang bergerak di bidang elektronik strategis.

"Saya evaluasi peran LEN untuk CMS. Kita ingin beri peran untuk menjadi bagian pembangunan CMS buat kapal perang kita," ujar Sjafrie.

Ia menjelaskan, CMS merupakan sistem yang menggabungkan penembakan dengan radar. Sjafrie juga mengatakan saat ini tengah dilakukan pengadaan radar untuk mengisi kerenggangan radar di kawasan Timur Indonesia.

"Kalau kawasan Barat sudah oke. Sekarang ini kita masih harus selalu mengkonfigurasikan radar sipil dan militer. Kita inginnya radar militer itu bisa terpenuhi seluruhnya," jelasnya.

Untuk pengadaan dalam sistem pertahanan seperti ini, Sjafrie mengatakan, industri pertahanan dalam negeri mendapatkan prioritas. "Tapi tergantung bisa memenuhi spesifikasinya tidak oleh industri dalam negeri kita. Itu tantangannya," kata Sjafrie.(tya/zul)



  ☆ detik  

Perekonomian Indonesia Tahun 2015 Masuki Fase "Growing Economic"

Ilustrasi Transaksi Bisnis dan Pertumbuhan EkonomiJakarta Kepala Ekonom Bank BNI Ryan Kiryanto memproyeksikan, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 lebih baik daripada tahun 2013.

Ia memperkirakan, laju perekonomian Indonesia pada tahun ini berada pada level 5,5%-5,9%, faktor yang memengaruhinya adalah adanya Pemilu sehingga mendorong pertumbuhan konsumsi masyarakat.

Menurut Ryan, pemilu tahun ini memberikan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi sebesar 0,2%.

"Setelah Pemilu, iklim investasi juga diperkirakan terus meningkat," ujar dia ketika ditemui dalam acara "Seminar Bangkitnya Ekonomi Global dan Antisipasi Ekonomi Domestik" di Gedung Menteri Perekonomian, Jakarta, Selasa (25/3).

Ia mengatakan, memasuki tahun 2015, perekonomian indonesia terus menunjukkan tanda-tanda perbaikan, hingga pada tahun 2015 Indonesia memasuki fase "growing economic".

Ryan memperkirakan, perekonomian Indonesia pada tahun 2015 mencapai level 5,8%-6,1%.

Indonesia memiliki empat faktor penunjang yaitu: pertama, jumlah populasi besar dan peningkatan angkatan kerja yang produktif. Hal tersebut terlihat dari jumlah penduduk peringkat empat di dunia, ekonomi terbesar di Asia Tenggara, bonus demografi, dan tumbuhnya kelompok middle income.

Faktor kedua adalah sumber daya alam yang berlimpah seperti batu bara, minyak, gas bumi, dan CPO.

Faktor ketiga adalah kinerja makroekonomi yang stabil dan kuat, dengan tren peningkatan investasi langsung semakin bertumbuh, laju inflasi yang terkendali, dan investasi di sektor infrastruktur yang meningkat.

Faktor keempat adalah pengelolaan fiskal yang prudent, dengan defisit anggaran pemerintah berada pada level di bawah 3% terhadap PDB dan manajemen utang yang terkendali.


Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More