blog-indonesia.com

N 250 IPTN

Prototype pesawat pertama angkut penumpang dengan sistem fly by wire produksi IPTN, Bandung - Indonesia Teknologi

CN 235 MPA

Pesawat patroli maritim CN-235 produksi PT DI - Indonesia Teknologi

NC 212 MPA

Pesawat patroli maritim NC-212 produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

N 219

Pesawat karya anak bangsa, kerjasama BUMNIS diproduksi PT DI - Indonesia Teknologi

Star 50

Kapal kargo 190 m dengan bobot 50.000 dwt merupakan kapal angkut terbesar pertama buatan Indonesia, produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

LPD KRI Banda Aceh

Kapal perang serba guna produksi PT PAL, Surabaya, merupakan kapal dengan panjang 125 m hasil desain anak bangsa dengan lisensi Korea - Indonesia Teknologi

SSV Filipina

Strategic Sealift Vessel produk ekspor kapal perang pertama PAL Indonesia - Indonesia Teknologi

KN Tanjung Datu 1101

KN Tanjung Datu 1101 Bakamla, kapal patroli 110m produksi PT Palindo

KRI I Gusti Ngurah Rai 332

PKR 10514 class, Kapal frigat produksi bersama PT PAL indonesia - Indonesia Teknologi

KN 321 Pulau Nipah

KN Pulau Nipah 321 Bakamla, kapal 80 m produksi PT Citra Shipyard, Batam

KRI Bung Karno 369

KRI Bung Karno 369 produksi PT Karimun Anugrah Sejati

KCR 60 KRI Tombak 629

Kapal Cepat Rudal-60 produksi PT. PAL, Indonesia. Merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

BC 60002

Kapal Patroli Bea dan Cukai produksi PT Dumas Tanjung Perak Shipyards. - Indonesia Teknologi

FPB 57 KRI Layang

Kapal patroli cepat berpeluru kendali atau torpedo 57 m rancangan Lurssen, Jerman produksi PT PAL, Surabaya - Indonesia Teknologi

KCR 40 KRI Clurit

Kapal Cepat Rudal-40 produksi PT. Palindo Marine, Batam. Senilai kurang lebih 75 Milyar Rupiah, merupakan kapal pemukul reaksi cepat produksi Indonesia. - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Torani 860

Kapal patroli 40 m produksi beberapa galangan kapal di Indonesia, telah diproduksi diatas 10 unit - Indonesia Teknologi

PC 40 KRI Tarihu

Kapal patroli 40 m berbahan plastik fiberglass produksi Fasharkan TNI AL Mentigi Tanjung Uban, Riau - Indonesia Teknologi

KRI Klewang

Merupakan Kapal Pertama Trimaran, produksi PT Lundin - Indonesia Teknologi

Hovercraft Kartika

Hovercraft utility karya anak bangsa hasil kerjasama PT. Kabindo dengan TNI-AD dengan kecepatan maksimum 40 knot dan mampu mengangkut hingga 20 ton - Indonesia Teknologi

Hovercraft Indonesia

Hovercraft Lumba-lumba dengan kecepatan maksimum 33 knot dan mampu mengangkut 20 pasukan tempur produksi PT Hoverindo - Indonesia Teknologi

X18 Tank Boat Antasena

Tank Boat Antasena produk kerjasama PT Lundin dengan Pindad - Indonesia Teknologi

Sentry Gun UGCV

Kendaraan khusus tanpa awak dengan sistem robotik yang dirancang PT Ansa Solusitama Indonesia - Indonesia Teknologi

MT Harimau 105mm

Medium tank dengan kanon 105 mm produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Badak FSV 90mm

Kendaraan tempur dengan kanon 90 mm cockeril produksi PT Pindad - Indonesia Teknologi

Panser Anoa APC

Kendaraan angkut militer produksi PT Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Tank SBS Pindad

Kendaraan militer prototype Pindad - Indonesia Teknologi

APC PAL AFV

Kendaraan angkut pasukan amfibi hasil modifikasi dari BTR-50 PM produksi PT PAL, Surabaya sehingga meninggkatkan keamanan dan daya jelajahnya - Indonesia Teknologi

MLRS Rhan 122B

Kendaraan militer multilaras sistem roket Rhan 122B produksi PT Delima Jaya - Indonesia Teknologi

PT44 Maesa

Kendaraan angkut militer produksi Indonesia - Indonesia Teknologi

MCCV

Mobile Command Control Vehicle (MCCV) kerjasama dengan PT PT Bhinneka Dwi Persada - Indonesia Teknologi

Ganilla 2.0

Kendaraan khusus dapur lapangan produksi PT Merpati Wahana Raya - Indonesia Teknologi

Komodo 4x4

Kendaraan militer taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Maung 4x4

Kendaraan taktis produksi Pindad, Bandung - Indonesia Teknologi

Turangga APC 4x4

Kendaraan militer taktis produksi PT Tugas Anda dengan chassis kendaraan Ford 550 - Indonesia Teknologi

GARDA 4x4

Kendaraan militer taktis hasil karya anak bangsa - Indonesia Teknologi

ILSV

Kendaraan taktis Indonesia Light Strike Vehicle (ILSV) produksi PT Jala Berikat Nusantara Perkasa - Indonesia Teknologi

P1 Pakci

Kendaraan taktis angkut pasukan P1 Pakci produksi PT Surya Sentra Ekajaya (SSE), berbodi monokok dengan mesin diesel 3000 cc milik Toyota Land Cruiser - Indonesia Teknologi

P2 APC Cougar

Kendaraan taktis angkut pasukan produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) dengan mesin diesel turbo bertenaga 145 hp - Indonesia Teknologi

P3 APC Ransus Cheetah

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

P6 ATAV

Kendaraan khusus produksi PT. Surya Sentra Ekajaya (SSE) - Indonesia Teknologi

DMV30T

Kendaraan taktis Dirgantara Military Vehicle (DMV-30T) menggunakan mesin diesel 3000 cc Ford Ranger produksi PT DI, Bandung - Indonesia Teknologi

Mobil Hybrid LIPI

Prototipe mobil tenaga hybrid produksi LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Listrik MARLIP (Marmut LIPI)

Prototipe mobil Listrik karya LIPI - Indonesia Teknologi

Mobil Nasional Esemka Digdaya

Mobil hasil karya anak SMK Solo dengan rancangan dari China - Indonesia Teknologi

Teknik Sosrobahu

Struktur pondasi jalan layang yang dapat digerakan 90° sehingga tidak memakan banyak tempat dan merupakan desain anak bangsa - Indonesia Teknologi

Sabtu, 31 Mei 2014

Indonesia dan Australia Termasuk Negara Paling Bahagia di Dunia

Dalam laporan yang disusun oleh Gallup Inc, Indonesia dan Australia masuk ke dalam daftar 20 negara paling bahagia di dunia. Indonesia berada di peringkat ke-12, sementara Australia lebih rendah, di posisi ke-18. Happiest countryLembaga Gallup Inc melakukan wawancara dan survei kepada 1000 orang dari 138 negara.

Responden yang terlibat dalam survei ini minimal berusia 15 tahun dan dipastikan sudah beristirahat dengan baik, sehari sebelum survei dilakukan.

Hasil dari survei ini kemudian dimasukan ke dalam daftar indeks pengalaman positif global. Tahun ini angkanya mencapai 71 dari nilai tertinggi, yakni 100.

Secara keseluruhan, hasilnya menunjukkan kalau warga dunia lebih bahagia dibandingkan delapan tahun lalu saat lembaga tersebut menyusun daftar emosi positif.

  Amerika Latin mendominasi 

Negara-negara dari Amerika Latin mendominasi daftar negara paling bahagia dengan mengalahkan negara-negara barat.

Sembilan negara yang berada di peringkat sepuluh besar berasal dari Amerika Latin, dengan Paraguay berada di posisi teratas. Paraguay sudah tiga tahun berturut-turut berada di posisi puncak dengan indeks mencapai 87.

Panama berada di posisi kedua dengan skor 86, sementara Guatemala, Nikaragua dan Ekuador, mendudukin peringkat tiga, empat, dan lima, dengan skor 83.

Menurut laporan tersebut, dominasi negara-negara Amerika Latin "mencerminkan kecenderungan budaya di wilayah tersebut untuk fokus pada kehidupan yang lebih positif".

  20 Negara paling bahagia di dunia 

01. Paraguay
02. Panama
03. Guatemala
04. Nikaragua
05. Ekuador
06. Kosta Rika
07. Kolombia
08. Denmark
09. Honduras
10. Venezuela
11. El Salvador
12. Indonesia
13. Filipina
14. Thailand
15. Uni Emirat Arab
16. Kanada
17. Selandia Baru
18. Australia
19. Chili
20. Argentina

Australia mendapat skor 79 dan berada di peringkat ke-18 dikalahkan oleh Selandia Baru. Sementara Indonesia berada di peringkat ke-12, mengalahkan Filipina dan Thailand.

Sementara yang berada di peringkat paling bawah adalah negara Suriah yang sedang mengalami konflik, dengan skor paling rendah, yakni 36. Dari survei yang dilakukan sangat jarang sekali warga Suriah yang merasa beristirahat dengan baik, memiliki kesempatan belajar atau melakukan sesuatu yang menyenangkan.

 'Uang bisa membeli kebahagiaan' 

Laporan Gallup Inc. juga menemukan orang-orang yang menghasilkan lebih banyak uang memiliki emosi yang lebih positif.

Tetapi dari penelitian lain ditemukan pendapatan yang lebih tinggi bisa meningkatkan kebahagiaan, tapi jika berkisar 75 ribu dolar atau 750 juta rupiah. Lebih dari itu tidak terlalu ada perbedaan.


  radioaustralia  

[World News] Hacker Iran Gunakan Facebook untuk Mata-matai AS

Mencoba berteman untuk mendapatkan informasi Hacker Iran Gunakan Facebook untuk Mata-matai ASTeheran ★ Sebuah perusahaan keamanan internet menyatakan pada Kamis (29/5/2014), para hacker Iran dengan sengaja membuat akun Facebook palsu dan mencoba untuk berteman dengan para pejabat AS dan Barat dalam upaya untuk memata-matai mereka.

Seperti dilansir Reuters, para hacker menciptakan beberapa akun palsu dan mengisi profil mereka dengan konten personal fiktif, kemudian mereka mencoba untuk berteman dengan para target.

“Beberapa pejabat yang menjadi target diyakini termasuk seorang laksamana Angkatan Laut AS, beberapa politisi, duta besar, dan pejabat dari beberapa negara lain termasuk Inggris dan Arab Saudi,” papar perusahaan internet, iSight Partners.

Namun, ISight menolak untuk mengidentifikasi korban dan mengatakan tidak bisa mempublikasikan data apa saja yang telah dicuri. "Jika itu (aksi mata-mata) sudah berlangsung begitu lama, jelas mereka telah sukses," ungkap Tiffany Jones, seorang eksekutif perusahaan.

Perusahaan itu mengatakan hacker Iran menciptakan enam persona online, yang tampaknya bekerja untuk sebuah website, newsonair.org, dan terdapat beberapa akun palsu lainnya yang diakui digunakan oleh sebuah kontraktor pertahanan.

“Operasi ini telah aktif setidaknya sejak 2011 dan merupakan kampanye spionase cyber yang paling rumit dengan menggunakan rekayasa sosial yang pernah ditemukan sampai saat ini,” papar ISight.(esn)

  Sindo  

Jumat, 30 Mei 2014

Kapal perang kelas Makassar TNI AL ditawarkan ke dunia

Latihan maritim sekalian promosi kapal Kompetisi Cyber Defence 2014Prajurit TNI mengikuti upacara pengukuhan Kapal Republik Indonesia (KRI) Banda Aceh-593 oleh Menhan Purnomo Yusgiantoro di dermaga Malahayati, Krueng Raya, Kabupaten Aceh Besar, Aceh, Senin (11/11).(ANTARA FOTO/Irwansyah Putra)

Jakarta
TNI AL memberangkatkan satuan tugas gabungan ke Latihan Bersama Multilateral RIMPAC 2014, di Pearl Harbour, Honolulu, Hawaii, memakai KRI Banda Aceh/593 (LPD, Landing Platform Dock) kelas Makassar, yang dilepas Kepala Staf TNI AL, Laksamana TNI Marsetio.

"Dulu cuma memberangkatkan satu kontingen satuan tugas dari Korps Marinir TNI AL. Sekarang kapal perang kelas LPD ini, KRI Banda Aceh-593, yang juga diberangkatkan. Untuk menunjukkan juga kemampuan kita membangun kapal perang, sekalian ditawarkan ke dunia internasional," kata Marsetio, dalam upacara pemberangkatan, di Jakarta, Jumat.

Seusai upacara di dermaga Komando Lintas Laut Militer TNI AL itu, Marsetio menyatakan, "Sengaja dikirim KRI Banda Aceh-593 karena sifatnya yang multitask dan sangat bermanfaat dalam misi-misi kemanusiaan, sesuatu yang sangat penting pada banyak negara," kata dia.

KRI Banda Aceh-593 dibuat di galangan kapal PT PAL, Surabaya, dan diluncurkan pada 21 Maret 2011 setelah dibangun sejak 19 Maret 2010. Dia menjadi kapal keempat di kelas ini, yang mengambil rancang bangun awal dari kelas Tanjung Dalpele, di galangan kapal Daewoo Shipbuilding and Marine Engineering (Daesun Shipyard), Korea Selatan.

Sebelum KRI Banda Aceh, berturutan kapal perang kelas LPD berbobot mati 8.400 ton, panjang 122-125 meter, lebar 22 meter, ketinggian 56 meter, dandraft 4,9 meter ini adalah KRI Makassar-590, yang dibangun pada 7 Desember 2006 dan diluncurkan 29 April 2007, KRI Surabaya-591 (7-Desember 2006-23 Maret 2007, diluncurkan 1 Agustus 2007).

Disusul KRI Banjarmasin-592 (19 Oktober 2006-28 Agustus 2008, diluncurkan 28 November 2009), dan KRI Banda Aceh-593 (07 Desember 2007-19 Maret 2010, diluncurkan 21 Maret 2011).

KRI Makassar-590 dan KRI Surabaya-591 dibangun di galangan kapal Daesun Shipbuilding & Engineering Co, Korea Selatan, sedangkan KRI Banjarmasin-592 dan KRI Banda Aceh-593 dibangun di galangan kapal PT PAL, Surabaya.

Proyek pengadaan kapal perang kelas LPD ini ditandatangani antara pemerintah Indonesia dan Korea Selatan pada 28 Maret 2005 setelah dirintis beberapa tahun sebelumnya.

Selain sebagai kapal perang kelas LPD, kapal kelas ini juga bisa berfungsi sebagai kapal komando dan pengendali pertempuran, yang dilengkapi meriam anti serangan udara dan laut 57 milimeter dan sistem pertahanan udara maritim.

Selain Indonesia dengan PT PAL-nya, kapal kelas ini juga dibeli Angkatan Laut Filipina dengan pola lisensi pembangunan di SIMA Callao Shipyard, Filipina. Mereka memesan dua unit LPD kelas Makassar ini.


  Antara  

Industri sel surya Indonesia belum berkembang

Dengan memproduksi sendiri sel surya sebenarnya akan menghemat biaya produksi  Kompetisi Cyber Defence 2014Ilustrasi listrik tenaga surya.(ANTARA FOTO/Syaiful Arif)

Jakarta
Masih belum adanya pasar yang dianggap menguntungkan membuat industri yang memproduksi sel surya di Indonesia tidak terbentuk, kata Direktur Aneka Energi Baru Terbarukan Kementerian Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) Alihudin Sitompul.

"Mata rantai industri berkembang sangat dipengaruhi pasar. Kapan mereka mengolah bahan mentah ke barang jadi sangat bergantung pada pasar," kata Alihudin Sitompul di Jakarta, Jumat.

Kementerian ESDM, ia mengatakan mulai mendorong produsen panel surya untuk memproduksi sendiri sel surya. Salah satunya dengan Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 17 Tahun 2013 tentang Pembelian Tenaga Listrik oleh PT PLN dari PLTS Fotovoltaik.

Pembelian tenaga listrik dalam Permen 17 tersebut menggunakan harga patokan tertinggi sebesar 25 cent dolar AS per kWh. Namun jika Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) menggunakan tingkat komponen dalam negeri sekurang-kurangnya 40 persen diberikan insentif dan ditetapkan dengan harga patokan tertinggi mencapai 30 cent dolar AS per kWh.

"Karena ini kepentingan kita juga di mana pemerintah harus menurunkan emisi karbon 26 persen di 2020. PLTS menjadi salah satu cara dengan menggunakan energi baru terbarukan," ujar dia.

Jika pasar telah terbuka, menurut dia, pihaknya akan terus mendorong agar pabrikan panel surya masuk ke level produksi sel surya yang sekarang masih mereka impor.

Presiden Direktur PT Jembo Energindo Henky Nugroho mengatakan dengan memproduksi sendiri sel surya sebenarnya akan menghemat biaya produksi panel surya hingga 20 persen.

Namun demikian, dengan masih sepinya pasar sel surya atau panel surya di tanah air maka pabrikasi di dalam negeri tentu belum menjanjikan.

"Di Indonesia konsumsi tenaga listrik dari surya baru hitungan mega watt, kalah dengan Thailand yang sudah giga watt. Masalah lain ya soal insentif yang membuat produk sel surya atau panel surya kalah bersaing dengan produk luar," ujar dia.


  Antara  

Indonesia Akan Dirikan Pusat Perawatan Heli

Pusat perawatan ini masih direncanakan https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEioQR-v7_I87CVxIJQVwbrFLYGhk-27vshwdVivjS4VVoziowIb5_ZNFxoN14e70Y85jQQIgpblWHgRm1CkQAyq-KLYsE7xqxBDUZ9F2UnqnobLIZmjLD6w2C-Mu4hE_yf3W6l0sRC_KTA/s1600/helikopter-mi-17-milik-tni-ad-_131109180455-516.jpgJakarta Indonesia berencana membangun pusat perawatan helikopter buatan Rusia. Pusat perawatan ini dibangun menyusul pengiriman empat helikopter sipil militer MI-17 milik Rusia pada awal Mei ini.

“Pembangunan pusat perawatan pesawat ini masih direncanakan,” kata Kedutaan Rusia di Indonesia kepada kantor berita Rusia, Itar-Tass, Rabu, 28 Mei 2014. Helikopter ini rencananya akan digunakan beberapa lembaga dan perusahaan Indonesia, termasuk Badan Nasional Penanggulangan Bencana.

Selain helikopter, Rusia juga telah mengirim empat truk Kamaz guna mengangkut alutsista. Truk ini akan dirakit di Indonesia. Truk yang masuk Indonesia pada Februari lalu ini kini dalam uji sertifikasi yang dilakukan PT Tehnika Ina. Sertifikasi diharapkan rampung pada September mendatang.

Rusia berharap keberhasilan proyek ini akan meningkatkan kerja sama yang lebih lanjut dengan Indonesia dalam berbagai aspek, termasuk pembangunan infrastruktur jalan, pengolahan sumber daya mineral, penerbangan sipil, dan aspek lainnya.

  Tempo  

Kamis, 29 Mei 2014

Kapal Perang Negara Agar Diproduksi Di Dalam Negeri

Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro meminta pembuatan kapal-kapal perang Negara bisa digarap di dalam negeri agar dapat menggerakan roda ekonomi Indonesia.

“Saya melihat pembangunan kapal di PT PAL Indonesia ini meningkat, kalau dari sekian kebutuhan kapal perang dibangun di dalam negeri ternyata ada untungnya, karena ada aktivitas ekonomi baik tenaga kerja maupun menggerakan sektor lain,” katanya usai peresmian Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter ke-1 buatan PT PAL Indonesia, di Surabaya, Rabu (28/5/2014).

Dia mengatakan secara bertahap perusahaan galangan dalam negeri diharapkan mampu membuat kapal-kapal perang sesuai dengan spesifikasi yang diperlukan oleh TNI Angkatan Laut.

“Dalam pembuatan kapal secara teknis, TNI AL kan memilih maunya kapal yang seperti apa karena biasanya Mabes TNI kalau melakukan operasi gabungan harus saling suport dengan pesawat F16 maupun kapal KCR, jadi saling mendukung,” ujarnya.

Kepala Staf TNI AL (KASAL) Laksamana Marsetio mengatakan negara Indonesia yang merupakan negara maritim membutuhkan kekuatan pertahanan di laut, apalagi Indonesia memiliki 9 pintu masuk di jalur laut. Berdasarkan hasil penghitungan, minimum Indonesia harus memiliki 16 KCR-60 meter, 16 KCR-40 meter dan 12 kapal selam.

“Sekarang ini masih punya 2 kapal selam, satu dibangun di Korea Selatan, dan satu lagi akan dibangun oleh PAL Indonesia. Kami berharap semua kebutuhan kapal bisa dibangun di PAL Indonesia katanya.

Adapun saat ini, PT PAL Indonesia menerima pesanan kapal cepat rudal 60 meter dari Kementerian Pertahanan dengan total nilai proyek Rp375 miliar. KCR-60 yang pertama telah diserahkan kepada TNI AL, dan KCR-60 ke-2 sudah melalui tahap peluncuran dan KCR-60 ke-3 tengah dalam tahap pembangunan.

“Rencananya KCR-60 ke-2 akan diserahterimakan pada Juli 2014, sedangkan KCR-60 ke-3 diserahkan pada September 2014,” imbuh Direktur Utama PAL Indonesia M Firmansyah Arifin.


  Bisnis 

TNI AL akan Beli 15 Sampai 18 Kapal Selam Baru

Upaya pemerintah untuk menambah kemampuan pertahanan laut https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEju8FRhVACxaMEWjO5UkFu4-qtZ6wChUum_zvjhDU1wbYVco3GVwNnFPMN3Y-qPBEMJ5ub1KmEmUrd9IUpHgazH_J1XRN3Jy-h-nUjEvMwr984XnXSF9vo7fmfgNg7ndXTfsFp8roy2lyg/s1600/picture1gkl%2528dewanwidharta%2529.jpgSurabaya Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan mengatakan akan terus menambah jumlah kapal selam yang dimiliki TNI Angkatan Laut.

Langkah ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk menambah kemampuan pertahanan laut yang dimiliki TNI AL.

"Saat ini kita kembangkan kapal selam dari Jerman untuk seri 209. Kita juga sedang bangun tiga kapal selam dari Korea," kata Purnomo, di sela-sela serah terima Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter di dermaga Ujung PT PAL Surabaya, Rabu (28/5/2014).

Menurut Purnomo, untuk memenuhi batas minimal kekuatan laut, pemerintah akan membeli sebanyak 15-18 kapal selam baru. Selain Jerman, beberapa negara juga telah menawarkan kapal selam baru diantaranya dari Rusia, Prancis, serta Swedia.

Untuk Rusia, kapal selam yang ditawarkan adalah jenis Kilo Class dengan efek penangkal bebas yang cukup baik karena dilengkapi senjata seperti peluru kendali, torpedo, antiranjau, dan antipeluru kendali, serta rudal dengan daya jelajah hingga 300 kilo meter.

"Kita sudah tinjau dan kelihatannya yang dari Rusia ini tidak pas dengan medan yang kita miliki," kata Purnomo. Karenannya, pemerintah saat ini masih mengandalkan pembuatan kapal selam dari Korea.

Untuk tiga kapal selam yang saat ini diproduksi galangan Korea, satu diantaranya dibangun dengan bekerjasama antara galangan Korea dan PT PAL dengan cara transfer teknologi.

"Kita lebih suka jika pemenuhan kapal selam ini diproduksi PT PAL karena ada kegiatan ekonomi yang menguntungkan bagi tenaga kerja dalam negeri," kata Purnomo.

Di tempat yang sama Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf Angkatan Laut mengatakan saat ini TNI AL hanya memiliki dua kapal selam. Dia berharap, tiga kapal selam yang dibangun bekerjasama dengan Korea segera rampung sehingga bisa menambah kekuatan yang dimiliki TNI AL.

"Kita punya dua, sekarang bangun lagi tiga, dan nanti akan kita bangun lagi tiga sehingga kekuatan minimum sudah kita miliki," kata Marsetio.

  Suarasurabaya  

Rabu, 28 Mei 2014

★ PT PAL Luncurkan Kapal Cepat Rudal 60m

PT PAL Serahkan Kapal Cepat Rudal Ke TNI AL Surabaya PT PAL Indonesia (Persero) kembali meluncurkan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter yang kedua, sekaligus menyerahkan KCR-60 yang pertama kepada TNI Angkatan Laut, Rabu 28 Mei 2014.

Direktur Utama PAL Indonesia M Firmansyah Arifin mengatakan dua dari tiga kapal pesanan Kementerian Pertahanan tersebut dikerjakan dengan tepat waktu sesuai perencanaan.

"Setelah peluncuran ini, rencananya KCR-60 yang kedua akan diserahterimakan pada Juli 2014, sedangkan KCR-60 yang ketiga rencananya pada September 2014," katanya kepada Bisnis, Senin (26/5/2014).

Firmansyah mengatakan kapal berkapasitas 55 orang tersebut diproduksi untuk memenuhi kebutuhan persenjataan yang ada sesuai dengan Undang-Undang No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan.

"Sebagai Negara Kepulauan, Indonesia punya 9 pintu melewati wilayah laut, untuk itu diperlukan kapal perang," ujarnya.

Dia menjelaskan KCR-60 pertama bernama KRI Sampari itu telah melalui proses pengujian dari para ahli dan teknisi sesuai standar yang dipersyaratkan. Pengukuhan penyerahan KCR-60 yang pertama ini diresmikan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro.

"Kami juga berencana mengikutkan kapal KCR ini dalam pameran ADAS 2014 a Defence Manila, di Filipina pada 16-18 Juli 2014. Melalui pameran, kami berharap ke depan ada order KCR lagi," imbuhnya.

Adapun KCR-60 meter memiliki fungsi sebagai kapal patroli dengan kemampuan melumpuhkan sasaran di atas permukaan laut maupun udara. Selain itu memiliki kemampuan dalam pengintaian, tugas-tugas SAR, amphibious raid, dan lawan infiltrasi. Kapal tersebut dirancang untuk bisa dipasangi senjata meriam hingga kaliber 57 mm di bagian depan kapal, dan pelucur rudal di bagian belakang kapal.

Dalam pengerjaan 3 proyek kapal perang senilai Rp 375 miliar, PAL Indonesia konsisten menggunakan bahan baku dalam negeri sebanyak 35% sesuai regulasi pemerintah, sedangkan 65% impor dari Eropa dan Korea Selatan. Menurut Firmansyah, komponen impor seperti persenjataan, navigasi dan sensor belum dapat diperoleh dari dalam negeri sehingga masih memerlukan komponen asing.

"Perlahan kami terus mengarah dalam penggunaan komponen dalam negeri. Namun beberapa komponen lain sudah ada di sini bahkan pengerjaannya asli karya anak bangsa," tuturnya.

Hingga saat ini PAL Indonesia telah memproduksi 43 kapal patroli mulai berukuran 28 meter hingga 57 meter, serta kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) 105. Saat ini, PAL Indonesia juga tengah menyiapkan fasilitas atau sarana pembangunan untuk pembuatan kapal selam.

 Luncurkan KCR 60 Kedua 

PT PAL Indonesia (Persero) kembali meluncurkan Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 Meter Ke- 2 dengan nomor produksi W00274.

Peluncuran ini bersamaan dengan proses serah terima KCR 60 M Ke-1 W00274 KRI Sampari dengan nomor produksi W00273 kepada TNI-AL.

Kegiatan ini secara resmi dilakukan oleh Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro, Rabu (28/5/2014).

Tiga kapal KCR-60 pesanan TNI Angkatan laut ini diproduksi untuk memodernisasi dan memenuhi kebutuhan persenjataan serta untuk kemandirian pemenuhan alutsista.

Kapal Cepat Rudal (Fast Craft Missile) 60 Meter pertama KRI Sampari telah melalui serangkaian proses pengujian dari para ahli dan teknisi.

Dan pada tahap akhir saat Commodore Inspection, Selasa (27/5/2014), seluruh fungsi azazi kapal bekerja sangat memuaskan.

 Kemhan Memesan 16 KCR 60 Maupun KCR 40 

PT PAL Indonesia kembali rampungkan pembuatan dua kapal perang jenis Kapal Cepat Rudal (KCR) 60 meter.

Dua kapal ini merupakan bagian dari tiga KCR 60 meter tahap pertama yang telah dipesan TNI Angkatan Laut.

Dari tiga KCR 60 yang dipesan, dua di antaranya sudah selesai dibangun, bahkan satu KCR 60 meter sudah diberi nama KRI Sampari dan secara resmi telah diserah terimakan ke TNI AL pada Rabu (28/5/2014) hari ini.

Selain menyerahkan satu KCR 60 meter, satu lagi KCR juga telah selesai dan dilakukan proses peluncuran untuk dilakukan uji coba.

"Satu KCR yang hari ini diluncurkan untuk uji coba, nanti pada Juni bulan depan akan kami serah terimakan," kata Firmansyah Arifin, Direktur Utama PT PAL ketika melakukan serah terima dan peluncuran dua KCR di Dermaga Ujung PT PAL.

Satu KCR 60 meter yang hari ini mulai diluncurkan rencananya akan diberi nama KRI Tombak. Sedangkan satu lagi KCR 60 meter yang saat ini dalam tahap finising pembangunan rencananya akan dilakukan uji coba pada September 2014 dan akan diberi nama KRI Hayat.

KCR 60 meter produksi PT PAL ini memiliki spesifikasi :

- Panjang keseluruhan (LOA) : 60 M
- Panjang garis air (LWL) : 54.82 M
- Lebar (B) : 8.10 M
- Tinggi pada tengah kapal (T) : 4.85 M
- Berat muatan penuh (Displacement) : 460 Ton
- Kecepatan : berlayar 15 Knot, Jelajah 20 Knot dan max 28 Knot
- Dilengkapi persenjataan canggih, berupa Meriam dan Peluncur Rudal seri C705 dan 802
- Jumlah penumpang 55 Orang- Ketahanan berlayar 9 Hari- Mesin pendorong 2 x 2880 kw

"Selain berhasil memproduksi KCR, PT PAL sebenarnya juga telah berhasil memproduksi 43 kapal patroli, baik berukuran 28 meter hingga 57 meter pesanan Kementerian Pertahanan," kata Firmansyah.

Sementara itu, serah terima sendiri dipimpin langsung oleh Purnomo Yusgiantoro, Menteri Pertahanan dan disaksikan oleh Laksamana TNI Marsetio, Kepala Staf Angkatan Laut, serta beberapa pejabat tinggi di lingkungan Kementerian Pertahanan lainnya.

"Ini adalah bagian dari upaya kita untuk mengamankan wilayah kedaulatan laut kita," kata Purnomo Yusgiantoro.

Selain memesan tiga KCR, Kementerian Pertahanan kata dia, saat ini juga telah memesan 16 KCR 60 meter serta 16 buah KCR 40 meter. Rencananya, seluruh pesanan KCR ini akan rampung dibangun pada tahun 2024 mendatang.

Purnomo mengatakan dengan kemampuan yang dimiliki KCR, dia optimis alutsista TNI Angkatan Laut saat ini tak bisa disepelekan lagi. Apalagi masing-masing KCR dilengkapi dengan empat rudal seri C 705 dan 802 yang memiliki daya jelajah hingga 140 kilo meter.

Dia mengatakan, jika kelak TNI AL memiliki 32 KCR, maka pertahanan laut sudah tidak lagi diragukan. "Kalau kita sudah lengkap 32 KCR dan masing-masing KCR berisi 4 rudal dengan daya jelajah 140 KM, kita pasti sudah sangat digdaya di laut," kata dia.

 PT PAL Rampungkan Kapal Pesanan Yang Lain 

PT PAL Indonesia (Persero) berhasil menyelesaikan proyek alat utama sistem persenjataan pesanan TNI-AL, yakni kapal cepat rudal 60 meter. Kapal dengan nomor produksi W00273 itu mengusung nama KRI Sampari-628.

"Kapal ini untuk memperkuat armada TNI-AL dalam patroli laut mengamankan NKRI," kata Menteri Pertahanan Purnomo Yusgiantoro saat serah terima KCR 60 meter di galangan PT PAL Indonesia, Rabu, 28 Mei 2014.

Serah terima KCR-60M pertama ini, kata Purnomo, merupakan bagian dari rangkaian rencana strategis Kementerian Pertahanan dalam memperkuat alutsista matra laut hingga tahun 2024. Mulai tahun 2010-2024, Kemenhan akan memesan 16 unit KCR-60M dan 16 unit KCR-40M.

Selain KCR-60M KRI Sampari-628, PT PAL juga menggarap dua unit lainnya, yakni KCR-60M KRI Tombak-629 dan KCR-60M KRI Halasan-630. Dua unit terakhir akan diserahterimakan pada Juli dan September 2014.

Tiga proyek awal KCR-60M ini sesuai kontrak kerja sama nomor 1056/02-48/XII/2011. "Tiga unit KCR-60M ini adalah bagian alutsista pokok pertahanan untuk memodernisasi dan memenuhi kebutuhan persenjataan yang ada. Sekaligus sebagai kemandirian pemenuhan alutsista," ujarnya.

KCR-60M memiliki spesifikasi panjang keseluruhan 60 meter, panjang garis air 54,82 meter, lebar 8,10 meter, tinggi 4,85 meter, berat muatan penuh 460 ton, kecepatan berlayar 15 knot, jelajah 20 knot dan maksimal 28 knot, jumlah penumpang 55 orang, ketahanan berlayar sembilan hari dan disokong mesin pendorong 2x2.880 kw.

Setiap unit kapal dilengkapi dengan persenjataan meriam dan dua peluru kendali jenis C705 dan C802 buatan Cina dengan jarak tembak 140 kilometer. Purnomo yakin kapal ini cukup canggih dan mampu menjadi andalan matra laut saat operasi maritim. "Ada rencana rudalnya juga transfer of technology." katanya.

Direktur Utama PT PAL Indonesia Firmansyah Arifin mengatakan KCR-60M KRI Sampari-628 telah melalui serangkaian proses sea trial dari ahli dan teknisi. Hasilnya, kapal sudah memenuhi standar yang dipersyaratkan. "Terakhir Commodore Inspection pada 27 Mei kemarin. Seluruh fungsi asasi kapal berjalan baik," ujarnya.

Kepala Staf Angkatan Laut Laksamana Marsetio menuturkan kapal ini sejenis offshore petro vessel buatan Amerika Serikat. Proyek tiga unit KCR-60M menelan anggaran sekitar Rp 375 miliar. "Tahun 1970-an, kami punya kapal sejenis dengan panjang 75 meter," kata dia.

PAL Luncurkan Buku Alutsista Matra Laut

Mantra Laut – Membelah Samudera Mengamankan Nusantara Surabaya Perusahaan perkapalan PT PAL Indonesia (Persero) meluncurkan buku tentang Lead Integrator Alutsista (alat utama sistem persenjataan) Mantra Laut – Membelah Samudera Mengamankan Nusantara.

Peluncuran buku tersebut merupakan bagian dari puncak perayaan HUT PT PAL Indonesia yang ke 34 tahun pada Minggu.

Humas PAL Indonesia Yudy Ruwanto mengatakan perjalanan panjang yang dilalui perusahaan telah mengantarkan PAL Indonesia menjadi lead integrator yang diceritakan dalam buku tersebut. Eksitensi PAL Indonesia, katanya, tidak lepas dari amanat UU No.16 Tahun 2012 tentang Industri Pertahanan dan merujuk pada Surat Keputusan Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) pada 17 Desember 2013.

"Menjadi lead integrator prosesnya tidak mudah. Sesuai amanat UU tersebut PAL Indonesia mendapat tugas dan amanah menjadi pemandu utama pembangunan alutsista Mantra Laut,” katanya dalam siaran pers yang diterima Bisnis, Senin (28/4/2014).

Dalam pengembangan produk kapal, terutama kapal perang untuk kebutuhan alat utama sistem persenjataan (alutsista), PAL Indonesia menyesuaikan kebutuhan TNI AL.

Pengembangan produk-produk yang teknologinya belum dikuasai sepenuhnya telah dilaksanakan melalui program transfer of technology (ToT) bekerjasama dengan penyedia teknologi.

“Dalam kapsaitas tugas itu kami melakukan sinergi dengan pihak terkait seperti perusahaan BUMN, swasta nasional juga galangan kapal nasional, industri strategis, institusi pendidikan, dan lembaga-lembaga riset,” ujarnya.

Dalam perayaan HUT PAL Indonesia itu juga digelar gebyar panggung gembira dengan tema Dengan semangat lead integrator wujudkan kemandirian alutsista menuju bangsa yang bermartabat.

Selain itu juga digelar pelaksanaan upacara bendera, penyerahan taliasih pada para purna tugas, serta pemberian hadiah lomba 5R (resik, rajin, ringkas, rawat, rapi), lomba knowledge sharing dan lomba poster zero accident.

  Bisnis  

Selasa, 27 Mei 2014

TNI Ingin Buat "Channel" TV Sendiri

Publikasi paling efektif melalui media Jakarta Kapuspen TNI Mayjen TNI Fuad Basya menyatakan TNI ingin mepublikasikan program-programnya ke luar dengan membuat channel TNI.

"Kami ingin publikasikan ke luar secara optimal. Apa yang bisa dipublikasikan ke masyarakat.

Sementara, publikasi TNI tak bisa dilakukan sendiri. Paling efektif melalui media," katanya, saat melakukan silaturahmi dengan pimpinan beritasatu TV dan Suara Pembaruan, Senin (26/5).

Selain itu, TNI, lanjutnya, ingin mengetahui apa yang sudah berkembang di masyarakat. "TNI ingin mendapat masukan dari masyarakat. Yang paling efektif adalah melalui media. Apa yang ditemukan di luar, mohon TNI dipublikasikan. Kepala dinas pasukan. Apa sih yang menjadi masalah TNI di luar. Kita harus beritahu ke prajurit," katanya.

Sementara terkait klaim Malaysia yang membangun mercu suar di wilayah Tanjung Datuk, Kalimamantan Barat, Basya menegaskan TNI akan memperkuat pasukan guna melakukan pengamanan di wilayah tersebut.

"Kami melakukan penguatan. Intelijen diperkuat. Kapal perang yang dikirim ke sana tak ditarik. Ada 10 titik batas di Kalimantan yang belum jelas. Ini salah satunya. Kita lakukan penguatan dipatroli laut dan udara. Penguatan pasukan. Ini status quo. Akan ada pembicaraan" jelasnya.

Ia menambahan, panglima TNI akan mendengarkan paparan dari Departemen Luar Negeri (Deplu) guna mengambil langkah-langkah selanjutnya.

  ★ Berita Satu  

Ketika Hacker Lebih Menakutkan Ketimbang Teroris

Tidak hanya berbahaya bagi keamanan negara, tapi juga ekonomi dunia. Masih ingat isu peretasan terhadap data kartu debit nasabah bank yang terjadi pertengahan Mei tahun ini? Sebanyak 1.204 kartu debit diduga digandakan dan sebanyak 6 ATM kemungkinan besar pernah dipasang skimmer.

Hacker berupaya menyusup ke sistem pengamanan kartu nasabah bank tersebut. Namun, bank bertindak cepat dengan melakukan pemblokiran ribuan kartu debit itu.

Aksi hacker tidak hanya menimbulkan kekhawatiran di Indonesia, tapi juga di berbagai negara di dunia. Survei terbaru menunjukkan bahwa warga Amerika pun takut terhadap hacker. Bahkan, hampir setengah responden dalam survei menganggap hacker lebih berbahaya dari teroris.

Banyak negara, termasuk Indonesia, menganggap kemampuan hacker yang dapat menyusup ke dalam sistem keamanan komputer merupakan aksi yang berbahaya bagi keamanan negara, bahkan ekonomi dunia. Peretasan ke sistem perbankan, pertahanan, dan keuangan negara merupakan ancaman yang serius.

Di Indonesia, aksi peretasan itu bukanlah yang pertama. Negara ini telah berkali-kali disusupi hacker. Terutama menargetkan institusi keuangan dan website pemerintah.

Informasi penting perusahaan perbankan dan data nasabah berhasil dicuri, sehingga menimbulkan ketidakpercayaan masyarakat terhadap internet perbankan. Parahnya, kasus dilakukan oleh para hacker yang tidak berada di Indonesia, melainkan luar negeri.

Bahkan, masa yang telah lewat pernah menghadapkan Indonesia pada aksi penyadapan, mata-mata, hingga isu perang siber. April 2013, Wakil Kepala Kepolisian RI, Komjen Nanan Sukarna mengatakan bahwa aksi peretasan di dunia maya bisa sangat membahayakan.

Sebab, ujar Nanan, jika yang diretas adalah perbankan, akan membahayakan perekonomian negara. Bahkan, kecanggihan teknologi saat ini telah mampu menghubungkan komputer dengan mesin-mesin perang yang bisa diretas dan dikendalikan sesuai dengan keinginan para hacker yang tidak bertanggung jawab.

Akhir tahun lalu, perusahaan monitoring internet Akamai menemukan fakta bahwa kejahatan internet di Indonesia meningkat dua kali lipat. Angka ini menempatkan Indonesia di posisi pertama negara berpotensi menjadi target hacker, menggantikan Tiongkok.

Dari 175 negara yang diinvestigasi, Indonesia berkontribusi sebanyak 38 persen dari total sasaran trafik hacking di internet. Angka ini meningkat seiring dengan meningkatnya kecepatan internet di Indonesia. Namun, menurut David Belson dari Akamai Research, kecepatan internet tidak memiliki hubungan dengan potensi besar kejahatan internet yang mengancam Indonesia. “Aksi hacking lebih dikarenakan lemahnya sistem keamanan internet dan komputer di Indonesia,” ujar Belson kala itu.

 Amerika Pun Takut Hacker 

Ketakutan terhadap aksi hacker tidak hanya menjangkiti satu negara. Data terbaru dari Unysis lewat Annual Security Index menunjukkan aksi hacker yang meretas data kartu kredit dan informasi nasabah keuangan merupakan hal yang paling ditakuti oleh warga Amerika ketimbang aksi terorisme.

Lebih dari 1.000 orang dilibatkan dalam survei ini dan sebanyak 500 orang sangat mengkhawatirkan data keuangan mereka jatuh ke tangan orang yang tidak bertanggung jawab. Angka ini meningkat dua kali lipat dibanding survei yang dilakukan tahun lalu.

Heartbleed Bug, virus Blackshades, peretasan sistem informasi eBay, dan lainnya merupakan tiga di antara banyaknya kasus hacking yang menghantui warga Amerika.

Akamai research menunjukkan bahwa aksi pencurian data kartu kredit nasabah atau penyalahgunaannya menjadi kekhawatiran sekitar 59 persen dari 1.000 responden, sedangkan aksi pencurian identitas pribadi cukup mengkhawatirkan sekitar 57 persen responden. Untuk urusan terorisme dan perang, hanya 47 persen responden yang merasa takut.

Jika data Akamai benar, AS yang memiliki teknologi jauh lebih mumpuni dibanding Indonesia dengan Silicon Valley-nya, tempat lahirnya Google, Microsoft, Yahoo, Apple, dan sederet perusahaan teknologi terkenal lainnya, ternyata memiliki kekhawatiran yang cukup besar terhadap aksi hacker.

 Berujung Perang Siber 

Yang dikatakan Komjen Nanan Sukarna saat itu ada benarnya. Hacker bisa melakukan apa pun dengan meretas komputer dan sistem informasi yang ditargetkan. Kelemahan sistem informasi dan keamanan internet perbankan di Indonesia maupun pemerintah memang menjadi PR tersendiri.

Ketua Umum Perbanas, Sigit Pramono, mengungkapkan, semakin canggih produk-produk TI perbankan, semakin besar keamanan yang harus menjadi perhatian bank.

"Karena itu, bagaimana menyeimbangkan antara memberikan pelayanan dan keamanan. Apalagi pelaku kejahatan selalu mempelajari kelemahan sebuah sistem TI, dan mereka bergilir untuk memanfaatkannya. Itu tantangannya," ujar Sigit.

Data Bank Indonesia menunjukkan, tingkat kejahatan perbankan (fraud) cukup tinggi. Dua tahun lalu saja, lebih 1.000 kasus fraud yang dilaporkan dengan nilai kerugian mencapai miliaran rupiah. Jenis fraud paling banyak adalah pencurian identitas dan card not present (tanpa menggunakan kartu). Jika berlanjut, bukan tidak mungkin ekonomi Indonesia akan goncang.

Apalagi keahlian para hacker tidak hanya terbatas pada meretas sistem keamanan perbankan, tapi juga sistem komputer pemerintah, mengambil informasi penting negara, memata-matai kebijakan pemerintah. Bahkan, yang paling menyeramkan adalah meretas komputer pertahanan suatu negara yang memiliki senjata penghancur massal dan mengadu domba antar negara, sehingga menyebabkan perang siber maupun perang di dunia nyata.

Untungnya, menurut penjelasan hacker Indonesia, Jim Geovedi dalam situsnya, belum pernah ada negara yang secara resmi mengumumkan perang siber. Menurut dia, jika mengikuti teori yang benar, ada beberapa hal yang harus ada dalam perang siber. Perang siber akan memakan korban, harus memiliki tujuan, dan bersifat politik.

“Perang siber akan menimbulkan korban jiwa. Dalam hal ini serangan terhadap sistem komputer yang sangat berbahaya dan menimbulkan jatuhnya korban jiwa. Jika hanya menimbulkan kerugian material, sebuah aksi ekonomi pun bisa menimbulkan kerugian dalam jumlah besar. Oleh karena itu kerugian material belum bisa menjadi indikasi terjadinya sebuah perang siber,” tulis Jim Geovedi.

 Pertahanan Indonesia 

Dalam presentasi Vice Excecutive Chairman Dewan TIK Nasional (Detiknas), Prof. Zainal Hasibuan yang bertajuk Indonesia National Cyber Security Strategy: Security and Sovereignty in Indonesia Cyberspace, dikenali tiga dimensi yang merupakan bagian dari ancaman siber, yaitu virus komputer, worm, dan hacking.

Ancaman ini, menurut Profesor Zainal, berpotensi menghancurkan ekonomi dan membuat keamanan negara menjadi tidak stabil. Dipaparkannya, data dari Kementerian Kominfo pada April 2013 menunjukkan, selama 3 tahun terakhir, setidaknya ada 3,9 juta serangan mengarah ke siber Indonesia. Bahkan pada Januari hingga Oktober 2012, data ID-SIRTII mengungkapkan, website pemerintahan tergolong sebagai sasaran paling empuk.

Dijelaskan Profesor Zainal, setidaknya ada 8 tantangan dan halangan bagi keamanan siber nasional.

Pertama adalah tidak teritegrasinya visi keamanan siber. Selain itu, undang-undang dan aturan siber yang tidak lengkap, kurang sinerginya pemerintah dan organisasi keamanan siber nasional, dan lemahnya koordinasi antarlembaga.

Selanjutnya, tidak adanya standar dan mekanisme perlindungan infrastruktur ICT yang penting, tidak terintegrasinya aplikasi, data dan infrastruktur keamanan informasi, kuantitas dan kualitas SDM yang terbatas, dan kurangnya kesadaran akan keamanan informasi.

Untuk bertahan dari kemungkinan serangan-serangan siber, Indonesia telah bersiap dengan mendirikan beberapa organisasi pertahanan dunia maya dan membuat aturan hukum yang jelas terkait kejahatan dunia maya. ID-SIRTII salah satunya.

Lahir pada 2007 melalui Peraturan Menteri Kominfo No.26/PER/M.Kominfo/5/2007. ID-SIRTII, yang merupakan kepanjangan dari Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure. Organisasi ini merupakan benteng pertahanan Indonesia terhadap serangan dunia maya.

Tugasnya adalah memonitor dan mendeteksi ancaman jaringan internet di Indonesia, mengamankan data center Indonesia, berperan sebagai digital forensik untuk kepentingan hukum, penolong masyarakat terkait insiden internet yang siap siaga, edukator dan konsultan untuk simulasi dan sosialisasi untuk menghindari masyarakat dari kejahatan internet.

ID-SIRTII bisa dibilang sebagai benteng pertahanan pertama yang sifatnya nasional. Sementara itu, untuk perusahaan dan instansi harusnya memiliki benteng pertahanan sendiri.

Di negara luar, benteng pertahanan yang dimiliki masing-masing instansi/perusahaan bernama C-SIRT (Computer Security Incident Response Team) dan CERT (Computer Emergency Response Team). Fungsinya hampir sama, menangani keamanan data sebuah lembaga yang lingkupnya lebih kecil dari ID-SIRTII. Selain itu juga ada GovCERT dan ID-CERT.

Sayangnya, ditulis Profesor Zainal, baik ID-SIRTII, GovCERT dan ID-CERT hanya bertindak mengurusi operasional dan teknis tanpa taktik dan strategi. Seperti halnya negara lain seperti Australia atau Inggris yang memiliki Office of Cyber Security (OCS) untuk urusan strategi dan Cyber Security Operations Center untuk level taktik.

“Oleh karena itu perlu dibentuk juga National Cyber Security atau Organization of Indonesia National Cyber Security (I-NCS) di Indonesia,” tulis Prof. Zainal.

Kembali pada pertanyaan, jika Amerika sebagai negara adidaya saja takut dengan keberadaan hacker, bukankah Indonesia seharusnya merasa lebih takut dan bersiap diri menghadapi kemungkinan yang terburuk akibat tingkah hacker?

  ★ Viva  

Produk-produk Militer yang akan Dibuat RI di Masa Depan

Produksi propelan, tank (medium), kapal selam, IFX (jet tempur), misil, roket, fregat. http://images.detik.com/content/2014/05/26/1036/tankpindad.jpgJakarta Kementerian Pertahanan (Kemenhan) menggandeng Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk mengembangkan Alat Utama Sistem Persenjataan (Alutsista) di masa depan. Langkah ini untuk menciptakan kemandirian pemenuhan alutsista dari industri pertahanan dalam negeri.

Staf Ahli Komite Kebijakan Industri Pertahanan (KKIP) Badan Kerjasama dan Hubungan Antar Lembaga Silmy Karim mengatakan pemerintah Indonesia memiliki 7 program penguasaan alutsista. Program tersebut sedang dan terus berlangsung, termasuk melibatkan negara asing dan BUMN Indonesia.

"Jadi program nasional ada 7. Pertama produksi propelan (bahan baku roket), tank (medium), kapal selam, IFX (jet tempur), misil, roket, fregate. Itu 7 program masih berjalan," kata Silmy di Kementerian Pertahanan Jakarta, Senin (26/5/2014).

BUMN strategis yang digandeng antara lain: PT Dahana (Persero), PT PAL (Persero), PT Pindad (Persero), PT Dirgantara Indonesia (Persero) hingga PT LEN (Persero). Upaya menggandeng BUMN agar ada transfer teknologi dari negara mitra terhadap BUMN strategis.

Pengembangan alutsista di dalam negeri juga memiliki banyak manfaat. Disamping menghidupkan industri pertahanan dalam negeri, juga mampu menghemat devisa dan pajak akibat impor alutsista per tahun.

"Yang jelas anggaran pertahanan kisarannya meningkat terus. Setidaknya 30% untuk belanja alutsista. Keunggulan lain dari sektor pajak, alih teknologi, penguasaan SDM, kemudian kemandirian alutsista," jelasnya.

Produk-produk yang dikembangkan dan sedang berjalan seperti medium tank. Pengembangan medium tank ini melibatkan PT Pindad dan pemerintah Turki. Turki dinilai memiliki kapasitas mengembangkan dan memproduksi medium tank canggih.

"Ini progres dengan Turki. Turki punya ahli. Dia punya perusahaan ahli bikin tank," jelasnya.

Sedangkan untuk kapal perang, RI melalui PAL menggandeng perusahaan Belanda mengembangkan dan memproduksi kapal jenis Perusak Kawal Rudal (PKR) atau Fregate. PAL juga berkerjasama dengan Korea Selatan mengembangkan dan memproduksi kapal selam di Surabaya, Jawa Timur.

Selain kapal, program lainnya adalah pengembangan jet tempur. Untuk pengembangan ini, Indonesia menggendeng Korea Selatan. Program tersebut bernama Korea Fighter experiment/Indonesia Fighter experiment (KFX/IFX). Pesawat tempur ini merupakan generasi 4.5 atau pesaing dari F16 versi terbaru. Pengembangan ini melibatkan PT Dirgantara Indonesia.(feb/hen)

  ★ detik  

Pesawat-Pesawat Masa Depan Indonesia

Indonesia mulai bangkit membangun pesawat secara mandiri http://images.detik.com/content/2011/04/06/157/akladi1.jpgJakarta Siapa sangka, di tengah gempuran dan penggunaan pesawat komersial dan militer canggih buatan produsen dunia, Indonesia mulai bangkit mengembangkan dan memproduksi burung besi secara mandiri.

Di bawah pengembangan dan sinergi antara lembaga pemerintah dan Badan Usaha Milik Negara (BUMN), kemandirian industri kedirgantaraan kembali didorong.

Pasca kehancuran industri kedirgantaraan saat krisis ekonomi 1998, tenaga ahli atau insinyur kedirgantaraan Indonesia berada di bawah keterbatasan permodalan dan regenerasi.

Namun berkat dukungan LAPAN, saat ini insinyur senior yang dibantu insinyur muda, terdengar dan terlihat antusias di dalam mengembangkan berbagai purwarupa pesawat terbang.

Mau tahu pesawat masa depan karya putra-putri Indonesia? Berikut hasil penelusuran detikFinance, Senin (26/5/2014).
Pesawat Tempur IFX https://encrypted-tbn0.gstatic.com/images?q=tbn:ANd9GcQ0ILcZr6PVx5f48fiS1jMiQtG45UVb3zL4PoqegYvQOd1IIeSO_QIndonesia dan Korea Selatan saat ini sedang melakukan pengembangan bersama jet tempur. Program tersebut bernama Korea Fighter eXperiment/Indonesia Fighter eXperiment (KFX/IFX). Untuk versi Indonesia diberi nama IFX.

Pengembangan dan produksi pesawat tempur generasi 4.5 ini membutuhkan waktu minimal 8 tahun. Dari meja pengembangan sampai proses produksi, program KFX/IFX atau pesawat tempur pesaing F-16 tersebut itu memakan waktu 8 tahun atau bisa diproduksi massal sesuai rencana pada tahun 2022.

Pesawat tempur IFX versi Indonesia akan dikembangkan dan diproduksi pada fasilitas PTDI di Bandung Jawa Barat. Pada tahun ini, akan memasuki masa Engineering and Manufacturing Development (EMD). Fase ini mundur 1 tahun dari jadwal.

Teknologi pesawat KFX/IFX akan mengadopsi pesawat generasi 4.5 atau lebih unggul dari pesawat F16. Namun biaya pengembangan jauh lebih murah.

Purwarupa IFX/KFX bisa mengangkasa mulai tahun 2020. Selanjutnya 2 tahun kemudian baru memasuki fase produksi massal. Pesawat tempur pesaing F16 tersebut akan diproduksi sekitar 50 unit.

Proses produksi dan pengiriman pesawat akan mulai berjalan sejak tahun 2022 hingga 2030. Alhasil program pengembangan pesawat tempur menghadapi pergantian pemerintahan berkali-kali.
Pesawat N219 http://berita9.com/wp-content/uploads/2013/04/n219.jpgPT Dirgantara Indonesia (PTDI) dan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) saat ini sedang mempersiapkan sejarah baru kebangkitan industri kedirgantaraan nasional.

PTDI dan LAPAN secara keroyokan mengembangkan purwarupa hingga sertifikasi pesawat penumpang baling-baling dan bermesin ganda berkapasitas 19 orang. Pesawat tersebut bernama N219.

Jika lolos sertifikasi, maka Indonesia memasuki sejarah baru. Pasalnya pesawat pendahulnya yakni N250 belum memasuki tahap sertifikasi karena programnya terkena dampak krisis ekonomi 1998 dan diminta berhenti oleh International Monetary Fund (IMF).

Padahal saat itu, pesawat N250 berhasil menarik perhatian dunia saat purwarupanya berhasil terbang perdana pada Agustus 1995 namun pesawat tersebut kini menjadi besi tua di apron atau parkir pesawat milik PTDI.

Program pengembangan mulai dilakukan tahun ini. Untuk pengembangan N219, LAPAN mengalokasikan anggaran Rp 400 miliar. Alokasi ini bersumber dari penganggaran tahun 2014 sebesar Rp 310 miliar dan tahun 2015 senilai Rp 90 miliar. Sedangkan PTDI berkontribusi membantu penyediaan tenaga ahli dan peralatan produksi N219.

Pesawat N219 akan terbang perdana pada Oktober 2015. Setelah terbang perdana, selanjutnya dilakukan pengujian prototype untuk memperoleh sertifikasi. Targetnya N219 telah memperoleh sertifikasi nasional dan mulai diproduksi massal pada akhir 2016.

Jika program ini sukses, selanjutnya dilanjutkan pengembangan pesawat baling-baling kelas 45 penumpang (N245) dan kelas 70 penumpang (N270).
Pesawat Tanpa Awak http://images.detik.com/content/2014/05/26/1036/punawulung.jpgLembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (LAPAN) aktif mendukung dan mendorong lahirnya purwarupa atau prototype produk pesawat asli karya tenaga ahli Indonesia. LAPAN mengembangkan berbagai varian pesawat hingga beberapa tahun ke depan.

Pesawat yang saat ini dikembangkan adalah pesawat tanpa awak atau Unmanned Aerial Vehicle (UAV). Pesawat ini diperuntukan untuk memantau kondisi perbatasan dan gunung berapi di seluruh Indonesia.

Selain LAPAN rekannya yakni Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) juga menggembangkan UAV versi militer. Pesawat tersebut diberi nama PUNA Wulung. UAV tipe ini akan diproduksi massal untuk memenuhi kebutuhan TNI. Untuk memproduksi PUNA Wulung, BPPT menggandeng BUMN lainnya yakni PT Dirgantara Indonesia (Persero) dan PT LEN (Persero).
Pesawat Penumpang R80 http://images.detik.com/content/2014/05/26/1036/bjhabibiehasan7.jpgMimpi mantan Presiden BJ Hebibie untuk mengembangkan pesawat komersial tak lekang oleh usia. Habibie melalui perusahaannya yakni PT Regio Aviasi Industri (RAI) menggandeng PTDI menggembangkan pesawat penumpang bermesin turboprop, R80.

Pesawat tersebut dirancang mampu membawa hingga 80 orang penumpang. Saat ini pesawat R80 tengah memasuki fase preliminary design. Meski belum berwujud prototype atau purwarupa, maskapai nasional telah menyatakan minat membeli pesawat komersial karya putra-putri Indonesia ini.

  ★ detik  

Share

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More